Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
“Experiencing God!”
“Anda tidak akan menemukan Tuhan, sampai Anda tiba pada batas kemampuan Anda sendiri. The end of yourself, istilah kerennya. Di situlah Anda akan berjumpa dengan Allah!”, demikan ujar sang bijak.
Saya sedang belajar tentang kehidupan Raja Daud, yang banyak kesalahannya, namun diberi julukan, orang yang hatinya berkenan kepada Allah.
Sementara raja sebelumnya, Raja Saul, secara manusia tidak seberat dosa Raja Daud, namun Allah menolak Saul.
Why?
Saat melakukan kesalahan, Saul suka beralasan untuk menutupi ketidaktaatannya, menyalahkan orang lain…
Dan itu umum di masyarakat kita saat ini, termasuk saya pun tanpa sadar melakukannya.
Klo bisa, salah jangan sendirian… Setidaknya ada alasan yang masuk akal, salah ya salah tapi gak banget banget, kata Orang Jawa…
Biar kesalahan kita kelihatan lebih ringan…
Dan Allah gak suka!
Itu masuk kategori pemberontakan dan hati yang degil…
Oh…. Saya pun bertobat.
“Sebab pendurhakaan atau pemberontakan, sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala.”
Dieeenk…. Beneran gak terpikir sampai segitunya.
Berbeda dengan Daud, ketika didapati bersalah, ditegur, dengan sigap Daud mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab.
Tanpa menyalahkan orang lain. Langsung bertobat dan menerima konsekuensinya.
Wow…
Ini yang harus kita teladani.
Pertobatan yang sesungguhnya melunakkan hati Allah.
Dalam hidup, gesekan dengan orang lain itu sesuatu yang wajar. Lumrah.
Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.
Paling efektif saat perselisihan terjadi, minta maaf, tanpa embel-embel alasan atau pembelaan diri.
Yang kerap bikin orang tidak mau memaafkan kesalahan kita, justru karena jengkel dengan embel-embelnya….
Saya pun belajar dari buku What Got You Here Won’t Get You There – Marshall Goldsmith & Mark Reiter, dengan sub judul:
“How Successful People Become Even More Successful” – Bagaimana orang sukses menjadi lebih sukses lagi, ternyata tips yang diberikannya begitu sederhana.
Ketika dikritik, diberi saran, meski pun sudah tahu tentang hal itu atau kritik dan saran itu tidak pas, jangan repot-repot berdebat.
“Just say thank you….”
Padahal yang biasa kita lakukan, segera menjawab,
“Mari saya jelaskan…. Bla… Bla… Bla… Saya lebih berpengalaman daripada kamu…. (segera dengan panjang lebar kita menjelaskan berbagai alasan, fakta serta pertimbangan cerdas kita)…”
Ternyata, cara itu salah menurut Marshall Goldsmith & Mark Reiter.
Cara berpikir, respon serta sikap orang yang super-sukses berbeda.
Ogah berdebat dan pamer, hal-hal yang tidak perlu. Dia tahu identitas dirinya, apa yang dilakukannya dan tidak butuh validasi orang lain. Tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting.
Kunci kesuksesan yang sejati adalah kerendahan hati.
Menyadari sungguh-sungguh bahwa kemampuan kita sebagai manusia, sangat terbatas.
Oleh karena itu, perlu terus bergantung kepada Allah, mengikuti cara-Nya, bersedia menanti waktu-Nya dan mengalami proses pendewasaan diri saat menanti waktu-Nya.
The blessing of the lord makes a person rich, and he adds no sorrow with it.
Berkat Tuhanlah yang membuat seseorang kaya, dan tidak ada kesedihan di dalamnya.
Sukacita dan damai sejahtera yang melampaui segala akal akan memerintah di dalam hatinya, terlepas situasi dunia di sekelilingnya.
Apa buah kehidupan yang bergantung kepada Allah?
Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, menguasai kehidupannya.
Bisa ga sukses, kaya dengan kekuatan sendiri?
Tentu bisa.
Si musuh bisa memberikan kekayaan dunia… Tetapi tidak ada yang gratis.
Bergantung pada kekuatan sendiri, membuat kita merasa jagoan, hebat tetapi akan ada satu titik, di mana manusia sadar, kekuatannya terbatas.
Lelah, burn out, stress….
Apa buah dari kehidupan duniawi?
Percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Meski beribadah, berdoa, baca firman, dengan rutin tetapi tanpa menyerahkan hak hidup kita serta menundukkan diri kepada Allah, kita tidak akan dapat masuk ke dalam hubungan yang benar-benar mendalam dengan Allah.
“Anda tidak akan menemukan Tuhan, sampai Anda tiba pada batas kemampuan Anda sendiri. The end of yourself, istilah kerennya. Di situlah Anda akan berjumpa dengan Allah!”, demikan ujar sang bijak.
Hubungan dengan Allah bak lapisan bawang. Kita merasa sudah mengenal-Nya, ternyata masih ada yang lebih dalam dan lebih dalam lagi. Pencarian seumur hidup hingga kita kembali kepada-Nya kelak.
Seberapa banyak berkat, anugerah, kelimpahan, kedamaian yang bisa kita nikmati, berbanding lurus dengan seberapa selarasnya pengenalan kita kepada Allah dan menghidupinya. Experiencing God!
It’s so much better to put your trust in God rather than the systems of this world – Barbara Purdue.
Jauh lebih baik menaruh kepercayaan Anda pada Tuhan daripada kepada sistem dunia ini – Barbara Purdue.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN