Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Apa Yang Kita Percayai Tentang Jati Diri & Masa Depan Kita?
Sadarkah kita, seringkali kita membiarkan pendapat orang-orang di sekeliling kita, membentuk jati diri kita saat ini?
Saat reuni, seorang teman lama, mengingatkan saya,
“Yenny dulu kamu…..”
“Sorry, itu dulu, sekarang saya sedang terus bertumbuh serta berkembang menggenapi visi Tuhan bagi hidup saya…. Please kita jangan terpaku pada hal-hal lama, mari kita berlomba membangun warisan yang abadi.”
DIENNNNKKKK…..
Mengagetkan rupanya jawaban saya.
Itu reuni pertama, setelah sekian puluh tahun tidak bertemu.
Orang-orang cenderung menarik kita untuk kembali ke masa lalu. Dan saya menolaknya!
Hanya orang-orang yang tidak bisa melihat masa depan, yang akan terus kembali kepada masa lalunya.
Termasuk kembali ke mantan pacar, gara-gara reuni…
Masa depan yang luar biasa sudah Tuhan siapkan di depan.
Hidup hanya sekali, saya ingin menjadikan hidup yang hanya sekali ini menjadi berarti sehingga saya bisa menghembuskan nafas terakhir dengan puas dan bangga:
Hidup saya berarti dan berkenan di hadapan Tuhan.
Falsafah Jawa mengatakan:
“Urip iku mung mampir ngombe”.
Hidup itu hanya sebentar, sekedar berhenti minum.
Yang kekal, selamanya, bersama Tuhan.
Saya ingin ketika saya bertemu dengan Tuhan,
Allah menyambut dengan bangga,
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”
Tahukah kita, selama nama kita masih disebut orang, sesungguhnya seseorang belum mati, meski pun secara fisik dia sudah meninggal?
Keteladanan seperti apa yang ingin kita tinggalkan bagi generasi mendatang?
Itulah warisan abadi yang sangat berharga.
Bahkan menyebut nama kita saja, orang-orang di generasi mendatang, merasa diberkati.
Wow… Dahsyat bukan?
Layak diperjuangkan!
Entah kita mulai darimana, pada usia berapa, itu tidak penting.
Seberapa bagus atau seberapa buruk masa lalu kita pun, saat kita bertobat, dosa yang semerah kirmizi, diubah Tuhan menjadi seputih salju.
Tuhan melihat dan motivasi kita.
Kesungguhan hati kita untuk mentaati-Nya!
Tuhan berkenan memberikan percepatan dan Tuhan akan menuntun kita agar dapat merealisasikan mimpi agung tsb.
Tuhan yang memampukan, memberikan kreatifitas serta mengajar kita untuk merealisasikannya.
Tuhan itu Allah yang sangat peduli.
Saat hati saya rindu untuk menyenangkan Dia, Tuhan pun langsung turun tangan membimbing.
Tuhan membedah kisah Yusuf dari sisi yang berbeda.
Kisah yang kita semua ‘merasa’ sudah sangat familiar…. Ternyata menyimpan rahasia yang selama ini luput dari pengamatan saya.
Sungguh mengherankan, Yusuf yang dijual sebagai budak dan menjadi narapidana, selama 13 tahun, bukan waktu yang singkat, tetapi ketika bertemu dengan raja maupun para pejabat istana, mereka semua tidak melihat mau pun mencium ‘bau’ seorang budak atau narapidana, mereka melihat seorang pemimpin besar.
Itulah sebabnya ketika raja memilih Yusuf menjadi orang nomor 2 paling berkuasa di Mesir, tidak ada seorang pun yang protes.
Tentunya, wibawa dan kharisma itu tidak terjadi dengan sendirinya.
Tuhan memberikan visi kepada Yusuf, Tuhan juga memberi visi kepada setiap kita.
Visi yang unik dan tak tergantikan, ujar Wolfgang Von Goethe.
Agar visi itu bisa terealisasi, kita harus meresponi dengan iman, melatih dan menghidupinya, hingga terealisasi.
Bagian ini yang banyak dilupakan oleh kebanyakan orang.
Caranya?
Konsisten mengerjakan dengan sangat baik, apa yang Tuhan percayakan di tangan kita.
Konsisten, tanpa kenal lelah.
Tidak ada hal besar tercipta, tanpa melalui permulaan yang kecil.
Setialah!
Tidak perlu mencari cara untuk mempromosikan diri.
Tuhan tidak tidur.
Ketika Tuhan berdiam diri, artinya kita masih harus mempersiapkan diri. Diproses. Hingga kita siap mengelola tanggung jawab yang besar maka Tuhan pun membuka jalan dan mempromosikan kita.
Terbukti, di rumah Potifar, semuanya dikerjakan Yusuf dengan sangat baik sehingga Potifar tidak perlu mengerjakan apa pun juga, selain makanannya sendiri.
Demikian pula saat di penjara, semuanya diatur oleh Yusuf dengan sangat baiknya sehingga semua tahanan dipercayakan oleh kepala penjara kepada Yusuf.
Sedemikian bisa dipercaya dan berintegritasnya Yusuf, sehingga kepala penjara pun yakin, Yusuf tidak akan lari atau melakukan hal-hal yang merugikannya.
Ini latihan Yusuf bagaimana dia bisa memanage apa yang ada di tangannya dengan excellent.
Ketika kesempatan tiba, saat promosi datang, Yusuf sudah siap.
Yusuf membawa diri dengan bijak.
Bercukur, mandi dan berganti pakaian.
Berpenampilan sebagai pemimpin.
Dia mampu mengartikan mimpi, menjelaskan solusi dengan runut, ditambah pula wibawa Allah yang terpancar karena kedekatan Yusuf dengan Allahnya…
Dalam sekejap semua berubah.
Yusuf menghadap raja, statusnya sebagai narapidana, dan pulang sebagai orang nomor 2 yang paling berkuasa di Mesir.
Tentunya, selama 13 tahun, orang-orang di sekitarnya memandang dan memperlakukan Yusuf hanya sebagai budak bahkan budak yang menjadi narapidana.
Tetapi Yusuf MENOLAK label itu tanpa perkataan mau pun protes.
Yusuf menjawabnya dengan karya yang excellent!
Yusuf mencocokkan siapa dirinya, dengan visi Tuhan, bahwa dia adalah pemimpin besar. Orangtua dan saudara-saudaranya akan sujud kepadanya kelak.
Demikian juga dengan kita.
Dunia senantiasa berusaha menekan dan melabeli kita dengan label-label dunia. Membuat kita menjadi sama seperti mereka. Baik dalam hal nilai-nilai, siapa jati diri kita, kebenaran-kebenaran yang kita terima, dsb.
Jika kita mengikuti apa kata dunia, endingnya kita akan berakhir seperti orang dunia pula.
Hidup mengejar hal yang sia-sia.
Apa yang kita percayai tentang siapa diri kita, itu akan membentuk kita sesuai yang kita percayai.
Dunia bilang: Mustahil. Kamu bukan siapa-siapa…
Jika kita percaya, jadi mustahil beneran.
Dunia bilang: STW (setengah tua), sakit itu wajar… Maklum sudah tua.
Jika percaya, sakit-sakitan sesuai yang dipercayainya.
Namun jika kita berani mengambil langkah tegas, sepakat dengan label Tuhan tentang kita, maka kita akan hidup di bumi seperti di surga, dengan jaminan hidup kekal pula.
Tuhan bilang, kita adalah angkatan orang benar yang diberkati. Harta dan kekayaan ada di dalam rumahnya.
Kita akan menjadi kepala dan bukan ekor.
Tetap naik dan bukan turun.
Diberkati di kota dan di ladang.
Memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi kita sendiri tidak meminta pinjaman.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti kita, di sepanjang umur hidup kita.
Maka demikian pula yang kita alami.
Berhenti mengasihani diri sendiri, hancurkan mental pecundang, penuh ketakutan…. Allah kita Maha-besar.
Kita yang memilih masa depan kita sendiri.
Terjadilah menurut imanmu!
Your real power is on the inside!
Kekuatanmu yang sesungguhnya ada di dalam!
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN