Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Apakah Fakta Yang Kita Alami Berlawanan Dengan Doa Yang Dipanjatkan? Ini Jawabannya!
Ada masalah yang membebani, dan sudah bertahun-tahun belum juga saya terima jawaban dari Tuhan. Kadang melelahkan. Pikiran berputar-putar kian kemari, tergoda mengira-ira bagaimana cara Tuhan menjawab doa.
Dalam keadaan jenuh dan lelah, saya bertanya kepada Tuhan dan minta agar diberikan imajinasi yang selaras dengan jawaban doa yang saya panjatkan.
Segala sesuatu yang terjadi di alam natural, dimulai dari apa yang kita lihat secara spiritual.
Lalu 2x Tuhan mengirimkan pengajaran tentang Yusuf.
Saya tau, tau, dan tau… Ini jawaban Tuhan bagi saya.
Sekarang saya bisa mengimajinasikan jawaban doa dengan mata rohani.
Yusuf mendapat mimpi akan menjadi pemimpin besar tetapi apa yang dialami sangat sangat jauh dari mimpinya.
Dijual oleh saudara-saudaranya menjadi budak.
Konon klo budak dijual, dia dipamerkan dalam keadaan telanjang agar calon pembeli bisa melihat, budak yang akan dibeli ada cacatnya atau tidak.
Bisakah kita membayangkan perasaan Yusuf?
Perlakuan yang sangat menghancurkan harga dirinya sebagai manusia, namun hebatnya, Yusuf bisa terus memegang janji-Nya di tengah situasi yang sedemikian mustahil, merendahkannya, dan dia tidak berontak.
DIEEEENK…..
Bagaimana dengan saya?
Bisakah saya terus berdiri teguh di atas Janji-Nya bahwa masa depan saya adalah masa depan yang penuh harapan?
Bahwa Tuhan tidak pernah mempermalukan orang-orang yang menaruh harap kepada-Nya?
Tuhan tidak pernah meninggalkan atau membiarkan kita?
Tidak berhenti sampai disitu, Yusuf bertahun-tahun bekerja di rumah Potifar, pejabat Mesir yang membelinya sebagai budak.
Dan Yusuf bekerja dengan sangat baiknya, hingga Potifar tidak perlu mengurus apa pun. Semua beres berkat Yusuf..
“Potifar juga sangat diberkati karena Yusuf,” demikian P. Chris Manusama mengajarkan.
Kalimat P. Chris ini sangat menginspirasi dan menjadi pegangan hidup saya.
Banyak hal yang saya tidak bisa. Banyak pula masalah dan persoalan yang saya tidak tahu solusinya.
Tetapi…. Jika karena Yusuf, Potifar diberkati, apalagi jika ada seorang istri, ibu, pebisnis, jemaat dll… yang cinta Tuhan, tentunya suami, keluarga, anak-anak, bisnis, lingkungan pun akan diberkati karena orang itu.
Nach ini saya bisa dan saya mau bayar harganya. Yang keren-keren mungkin saya gak bisa tapi mendekatkan diri kepada Tuhan, saya suka, mau dan bisa.
Apalagi yang dilakukan Yusuf?
Mengerjakan yang terbaik, apa pun yang ada di tangannya. Ini saya juga bisa. Maka saya berusaha semaksimal mungkin mengerjakan apa yang saya bisa, sebaik mungkin, semaksimal mungkin. Yang ga bisa, serahkan Tuhan.
Meski pun Yusuf sudah ‘do his best’, bukannya dapat promosi tetapi justru difitnah istri Potifar.
Karena mempertahankan kekudusan dan menghormati Allah, Yusuf justru dilemparkan ke dalam penjara.
Betapa tidak adilnya…. Huh….
Serasa makin jauh dari visi menjadi pemimpin besar.
Itu pula yang selama ini membayangi pikiran saya….
Gak ada peluang kalau dipikir dengan otak saya yang hanya sebesar kacang, ‘your peanut brain’, istilah guru-guru Charis.
Itulah yang membuat iman saya bak yoyo… Naik turun, naik turun….
Tetapi Tuhan bisa membuat Raja Mesir bermimpi dan membuatnya galau. Para ahli tidak ada yang mampu mengartikan mimpi sang raja.
Akhirnya, si juru minuman ingat, saat di penjara bertemu dengan Yusuf yang mampu mengartikan mimpinya dan mimpi juru roti dengan tepat.
Dipanggillah Yusuf menghadap raja.
Yang luar biasa, Yusuf mandi dan mempersiapkan diri dengan sangat baik saat bertemu dengan raja.
Yusuf senantiasa memegang teguh visi Tuhan bahwa kelak dia akan menjadi pemimpin besar, dan ketika kesempatan-kesempatan baik muncul, Yusuf senantiasa bersiaga.
Darimana kita tahu?
Ketika Yusuf mengartikan mimpi raja, baik sang raja mau pun para pejabat lainnya, tidak melihat Yusuf membawa diri sebagai seorang narapidana tetapi mereka melihat pembawaan dan wibawa seorang pemimpin.
Itulah sebabnya, tanpa ragu sang raja menobatkan Yusuf menjadi orang ke dua terpenting di Mesir.
Kalau sikap Yusuf mengasihani diri sendiri, menyalahkan keadaan, biasa menunda pekerjaan, maka kebiasaan dan karakter pecundang pasti nampak melalui bahasa tubuh Yusuf. Makes sense?
Tetapi Yusuf tidak. Kebiasaannya melakukan yang terbaik, menjadi yang terbaik, senantiasa membangun hubungan yang intim dengan Allah dan terbiasa mengatur serta melayani orang lain, terpancar melalui penampilannya… Pede!
Wibawa Allah menyertainya.
Kata Firaun kepada Yusuf:
”Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau. Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.”
Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf:
”Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.”
Sesudah itu Firaun menanggalkan cincin meterainya dari jarinya dan mengenakannya pada jari Yusuf; dipakaikannyalah kepada Yusuf pakaian dari pada kain halus dan digantungkannya kalung emas pada lehernya.
Apa yang mustahil bagi Allah?
Yusuf berangkat menemui raja, statusnya narapidana, tetapi pulang sebagai pejabat tinggi paling berkuasa di Mesir nomor 2 setelah raja.
Mengapa Yusuf harus 13 tahun mengalami kehidupan yang tidak nyaman?
Melalui pengalaman-pengalaman hidupnya, karakter dan hikmat Yusuf dibentuk hingga makin tajam, bijak dan arif.
Terbukti ketika ayahnya meninggal dan saudara-saudaranya takut Yusuf membalas kejahatan mereka, dengan lembut Yusuf menenangkan hati mereka:
”Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.”
Karakter bijak Yusuf tidak terjadi otomatis tetapi dibentuk oleh pengenalan akan Allah yang intim serta dibentuk oleh berbagai pengalaman hidupnya. Bagaimana Yusuf tetap percaya, beriman meski keadaan bertolak belakang?
Dan tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!
Merenungkan hal ini sungguh membuat saya bersemangat.
Kunci sukses Yusuf, terus memegang Visi Tuhan, meski keadaan yang dihadapi seolah bertolak belakang.
Tetap menjaga mata rohani melihat penggenapan visi tsb.
Lakukan yang terbaik apa saja yang hadir di setiap musim kehidupan kita, serta nikmatilah.
Menikmati dengan penuh sukacita, apa pun yang kita alami adalah bukti kita mempercayai Allah.
Allah tahu apa yang kita perlukan untuk mengelola berkat dan tanggung jawab besar di masa depan.
Diperlukan karakter, sikap dan kebijaksanaan besar agar dapat mengerjakan proyek-Nya yang besar sehingga dunia bisa melihat : ini seukuran Tuhan, bukan seukuran kita.
Bukankah kita menjalani setiap langkah kehidupan ini bersama-Nya?
Dan setiap langkah merupakan suatu mujizat!
Tuhan tidak pernah salah arah.
Percayalah!
If you fill your life with the Word and travel the path of obedience, your miracle will occur.” – Bob Yandian.
Jika Anda mengisi hidup Anda dengan Firman dan menempuh jalan ketaatan, mujizat Anda akan tercipta.” – Bob Yandian.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN