Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
What You Don’t Know Can Kill You!
Seorang pria tua hampir menghabiskan hampir seluruh uangnya untuk membeli tiket kapal laut, karena dia akan pindah negara. Untuk menghemat biaya, dia membawa bekal kue kering untuk dimakan di sepanjang perjalanan.
Setiap jam makan, dia mengintip dari pinggir jendela kaca, melihat para penumpang lain berpesta pora, menikmati makan minum yang berlimpah-limpah. Sang kakek lalu beranjak ke sudut tersembunyi, makan kue keringnya sedikit-sedikit. Harus hemat. Perjalanan masih seminggu lagi.
Pada malam terakhir, seperti biasa dia mengintip dari balik jendela melihat pesta pora. Dia sedih, kuenya sudah mulai berjamur. Seorang wanita muda memperhatikannya, lalu mengundangnya agar ikut masuk.
“Oh… Tidak, Nona… Saya tidak punya uang untuk membayar makanan mewah itu,” ujarnya penuh ketakutan.
“Kakek, tiket yang kakek bayarkan sudah termasuk makan minum gratis sepuasnya,” gadis itu menjelaskan.
Guubrrraaaaakkk….
Betapa menyesalnya sang kakek. Dia tidak membaca keterangan di tiketnya.
What You Don’t Know Can Kill You!!!
Hal serupa kerap menimpa kita.
Kita punya perjanjian covenant dengan Allah. Dia Allah yang Maha-baik Sudah menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini, tetapi banyak di antara kita yang tidak bisa meraih dan menikmatinya.
Why?
Karena banyak yang enggan membaca firman-Nya, di mana janji-janji-Nya tersimpan maka seperti sang kakek, kita tidak tahu apa yang menjadi hak dan milik kita.
Allah itu setia, adil dan tidak memandang muka. Tidak pilih kasih. Semua orang punya akses untuk menggali firman-Nya, meraih harta karun yang dianugerahkan-Nya.
Harta karun itu bukan hanya materi, tetapi kesembuhan, hikmat, kepandaian, dan segala hal baik yang tersedia bagi kita, baik di bumi mau pun di surga.
Namun setiap janji Allah ada caranya… Jika kita tidak memenuhi persyaratan yang diminta, tentu janji itu tidak terealisasi.
Dan persyaratan itu, kebanyakan berupa perubahan cara pandang kita dalam menyikapi kehidupan ini.
Cara dunia, semua diukur dengan untung rugi.
Saya dapat apa dulu? Baru mau bekerja dan bertindak.
Cara Allah berbeda!
Tabur benih dulu… Artinya kerja dan bertindak dulu.
Perlu waktu, tidak instan…. Barulah kita bisa menuai buahnya.
Hampir setiap kita sudah mendengar kisah Daud dan Goliat.
Kisah yang menjadi idola anak-anak, bayangkan Daud yang bertubuh kecil dan masih muda, mampu mengalahkan raksasa Goliat yang badannya 2x lipat tinggi badan Daud, pendekar perangnya bangsa Filistin pula. Sementara Daud hanyalah penggembala domba. Kontras sekali…
Kerap kita menganggap bahwa Daud mampu mengalahkan Goliat karena Daud disertai Tuhan. Jelaslah… Klo Tuhan menyertai Daud, siapa dapat melawan?
Alasan itu benar, tetapi hanya sebagian saja.
Ketika Goliat sedang mencemooh dan menantang bangsanya untuk mengirimkan wakilnya bertanding satu lawan satu, Daud berkata kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: ”Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?”
Sunat adalah tanda perjanjian Allah. Dalam segala sesuatu yang dialaminya, Daud melihatnya dari sisi pandang Allah. Dia dan bangsanya memiliki Perjanjian Covenant dengan Allah, sementara bangsa Filistin tidak.
Orang-orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri, tentu akan ketakutan. Secara kasat mata, Goliat mustahil dikalahkan.
Tetapi bersama Tuhan, Tidak Ada Yang Mustahil!
Berita tentang krisis tahun 2023, makin marak tersebar di mana-mana. Banyak orang yang sibuk membicarakannya dan tidak sedikit yang merasa galau karenanya.
Sahabat saya bercerita, teman lamanya yang dulunya kaya raya dan memiliki banyak properti, – orang kaya lama, istilahnya dan beribadah setia kepada Tuhan pula -, habis-habisan. Makan saja kesulitan. Koq bisa?
Saya merenung…
What you don’t know can kill you. Apa yang kita tidak tahu, dapat membunuh kita.
Kita berada di posisi yang serupa dengan Daud.
Kita punya pilihan serupa: mengandalkan kekuatan sendiri atau percaya dan bergantung kepada Allah?
Sadarkah kita, bahwa kita punya Perjanjian Covenant dengan Allah atau justru percaya kepada fakta dunia?
Apakah Allah benar-benar menjadi Tuhan kita?
Sudahkah kita fokus menghidupi firman-Nya atau hanya sekedar pengetahuan di kepala?
Saya yakin seyakin-yakinnya, Firman Tuhan Ya & Amin. Allah senantiasa bisa diandalkan!
“Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk.
Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu“, pesan Musa sebelum dia meninggal.*
” Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang yang tidak mengenal Tuhan, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.“
Hidup itu tergantung cara pandang alias mindset kita dalam menjalaninya.
Semua orang mengaku percaya dan beriman, bahkan nyaris semua orang beribadah kepada-Nya.
Tetapi tindakan dan ucapan kitalah yang menunjukkan apa yang sesungguhnya kita percayai dalam hati.
Saya pribadi memilih mempercayai janji Tuhan:
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
”Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.”
Nach, Anda pilih yang mana?
Sudahkah Anda menyimpan dan memahami janji-janji-Nya?
Apakah Anda sudah berpegang teguh pada Perjanjian Covenant kita dengan Allah?
Faith is A Leap Into The Light, NOT a step into the darkness – Arthur Meintjes
Iman adalah Lompatan Menuju Cahaya / Terang, BUKAN langkah menuju kegelapan – Arthur Meintjes
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN