Tanah Raib Tak Berbekas? Ini Cara Meraihnya Kembali!

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Tanah Raib Tak Berbekas? Ini Cara Meraihnya Kembali!

“Kami sudah cukup lama membeli tanah ini. Cukup luas. Karena lokasinya sekitar 3.5 jam dari Jakarta, kami jarang menengoknya,” demikian Caecillia memulai kisahnya,
“Suatu hari, saat suamiku pergi menengok Kaget. Ada developer besar sedang membangun di sana, termasuk tanah kami di dalamnya. Padahal kami tidak pernah menjualnya…..”

Dienkkkkk…… Shocked!

Mulailah kami mencari tahu siapa developernya. Ternyata salah satu developer Top di Indonesia. Dan pemiliknya, salah satu konglomerat di negeri ini.
Setelah mencari tahu pada penduduk setempat, ternyata bukan developer ini yang membebaskan tanahnya. Ada perusahaan lain yang membeli tanah dari penduduk, lalu menjualnya borongan kepada developer.

Segera suamiku ke notaris, karena selama ini legalitas yang kami miliki masih berupa Akta Jual Beli (AJB), dan berusaha memprosesnya menjadi sertifikat. Prosesnya berbulan-bulan, masih belum ada perkembangan. Notaris tidak sanggup memprosesnya. Lewat teman, Tuhan mempertemukan kami dengan orang BPN yang baik sekali. Orang ini dengan cepat memproses sertifikat kami.
Saat itu ada peristiwa langka. Kami bisa mendapatkan denah besar berisi gambar tanah di sekeliling tanah kami, lengkap dengan nomor dan data lengkapnya.

Sesudah sertifikat selesai, kami menggunakan jasa pengacara untuk mengurus hak kami ke perusahaan pembebas tanah, sebut saja X. Saat proses perundingan dengan pembebas tanah, pengacara tidak sepakat dengan kami, akhirnya pengacara pertama mundur.

Ganti pengacara ke 2.
Ternyata proses perundingan sulit. Bahkan pihak X, di depan pihak BPN, menunjukkan bahwa tanah kami tidak ada. Pengacara ke 2 justru diam saja tanpa daya.
Untunglah kami memiliki denah yang benar, dengan data tanah kami tercantum di sana, maka mereka pun bungkam.
Mereka tidak bisa berkelit lagi, bukti bahwa tanah kami ada dan kami belum terima ganti rugi.
Sungguh ini anugerah pertolongan Tuhan! Mujizat!

Tapi tidak semudah yang dibayangkan, X tetap menolak untuk membayar. Kami sudah somasi berulang kali tetapi tetap saja tidak ditanggapi.

Sejak awal teman-teman yang tahu kasus kami, pesimis, gak mungkin dibayar. Apalagi tanah sudah dikuasai mereka.
Satu-satunya jalan harus menuntut, saran mereka. Karena somasi tidak mempan.
Gonta ganti pengacara menghabiskan biaya yang besar, dari fee pengacara, biaya jalan, biaya ini itu. Kasus sudah berjalan hampir 3 tahun. Betul-betul stres dan bikin hidup sangat terbeban. Pikiran dan emosi terus diaduk-aduk.
Kami berencana menuntut dengan menggunakan jasa pengacara ke 3. Sudah DP.
Ketika muncul ide, saya dan suami menemui P. Irwan, direktur Charis, minta didoakan.

“Kalian akan menuntut? Tanya Tuhan dulu apa yang harus dilakukan. Saya tidak bisa mendoakan kalian menang dalam kasus ini, tetapi saya mendoakan supaya ada breakthrough, terobosan,” ujar P. Irwan.
Pulang, saya dan suami sepakat, tidak akan bertindak apa-apa hingga kami yakin bahwa ini kehendak Tuhan.

Kami tidak melakukan apa pun selama sebulan.
Malahan temanku bercerita, ada kasus serupa dengan yang kami alami, di Jawa Timur, sudah menuntut hingga ke pengadilan, sang pemilik tetap kalah. Saking stressnya, akhirnya matanya buta sebelah.
Duh….. Bikin ciut hati dan memupus harapan. Untung sudah sekolah di Charis. Saya menguatkan hati, fokus hanya pada Tuhan. Pokoknya, bersama Tuhan, gak ada yang mustahil. Tuhan tidak pernah mempermalukan orang-orang yang menaruh harap kepada-Nya.

Suatu hari, suamiku mengajak pindah gereja. Mestinya saya malas tapi ya sudahlah, tunduk pada suami.
Ternyata pemimpinnya, bekas teman lama saat bekerja di bank. Jadilah kami segera akrab.

Pada suatu hari, ada perayaan dan makan bersama setelah ibadah, mestinya malas sekali kumpul-kumpul, tapi entah kenapa hari itu saya mau ikutan.
Tengah makan, kagetnya bukan main, sang konglomerat, owner developer besar yang tengah menggarap tanah saya, juga tengah makan. Suami saya tidak yakin, beliau sang konglomerat. Tapi saya yakin.

Waktu sang pemimpin mengambil makanan, segera saya mendekatinya, bertanya, benarkah beliau sang konglomerat?
“Benar”, jawabnya.

Sejak kejadian itu, sang pemimpin membantu menyampaikan masalah yang saya hadapi kepada sang konglomerat. Beliau baik sekali. Langsung menelpon direkturnya untuk mengurus permasalahan saya, dan mempertemukan dengan boss perusahaan X.

Beberapa hari kemudian, saya dan suami benar-benar bertemu langsung dengan Boss X, yang salah satu orang terkaya di Indonesia. Dari pembicaraan, Boss X bersedia memberikan ganti rugi tetapi mekanismenya belum jelas.
Opsi 1, diganti dengan harga sesuai keinginan boss.
Opsi 2, tanah saya diganti tanah di gunung Z yang entah di mana lokasinya. Tentu saja kami menolak.
Deadlock. Boss X janji akan bertemu lagi. Tetapi setelah itu, dia menolak bertemu.

Sang pemimpin, mengingatkan kami agar berhikmat. Lawan kami ini orang yang menurut istilah dunia, ‘uangnya ga ada serinya’ alias tak terhitung banyaknya. Perang frontal sudah pasti kami bukan apa-apanya. Justru bisa-bisa kami yang bangkrut.

Staf Boss X diutus untuk menemui kami.
Tuhan memberi kami hikmat.
Saat perundingan kami hanya berkata,
“Boss kamu orang yang beriman dan percaya kepada Tuhan, dan kami juga. Kami serahkan harga kepada Boss kamu, biar dia yang putuskan, berdoa dan bertanya kepada Tuhan, berapa harga yang harus diberikan. Apa yang kalian putuskan, kami terima dengan ucapan syukur, sebagai berkat dari Tuhan.”

Akhirnya, kami diberi ganti rugi yang jauh lebih baik daripada tanah milik orang lain. Dan dengan cara ini, kami gak usah bayar biaya pengacara dan biaya lain-lain yang setiap kali keluar bak air mengalir, tetapi tidak ada kepastian kapan selesainya dan bagaimana endingnya.”, Caecillia menuturkan.

“Dahsyatnya pertolongan Tuhan Cill, aku benar-benar terpesona kamu dan suami bisa menanti sebulan tanpa melakukan apa pun, hanya menantikan Tuhan. Padahal DP ke pengacara ke 3 sudah dibayar, wow…. Butuh penundukan diri luar biasa..Kalau aku di posisimu bisa gak sabar, ingin segera bertindak sesuatu.”

“Jalan Tuhan melampaui semua akal manusia. Mana mungkin coba… Orang seperti saya bisa menemui dan bernegosiasi dengan orang-orang kaya itu? Sang konglomerat itu biasanya juga gak pernah ikut makan. Tetapi hari itu ada tamu dari Malaysia jadi beliau ikut makan menenani tamunya. Maka jalan pun terbuka… Sedikit pun gak pernah mimpi bisa bertemu sang konglomerat di sana. Dan beliau baik sekali lho…. Saat menjelang pembayaran, sang konglomerat bertanya pada sang pemimpin, apakah tanah saya sudah dibayar? Siapa saya, hingga konglomerat hebat seperti beliau, mengingat kasus saya, padahal sudah berbulan-bulan. Kalau bukan Tuhan, semuanya mustahil…. 3 Tahun lebih berkutat dengan stress, penyelesaian Tuhan sungguh mengagumkan.” dengan penuh haru Caecillia menutup ceritanya.

Hati saya takjub!
Tuhan, Engkau Allah yang setia dan selalu bisa diandalkan.
Kalau saja kami mau mendengar dan mengikuti cara-Mu, tidak terburu-buru, tentu bisa menghindari stress dan ribuan pertempuran yang tidak perlu.
Praktik yuk….

“But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and not be weary; and they shall walk, and not faint”

Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post

Napoleon Bonaparte Kalah Perang Karena Gunung Tambora, Di Sumba, Indonesia????? Lhah .. Bagaimana Mungkin? (Mengenang Joseph & Martha Pratana)Napoleon Bonaparte Kalah Perang Karena Gunung Tambora, Di Sumba, Indonesia????? Lhah .. Bagaimana Mungkin? (Mengenang Joseph & Martha Pratana)

Spread the love Seruput Kopi CantikYenny Indra Napoleon Bonaparte Kalah Perang Karena Gunung Tambora, Di Sumba, Indonesia????? Lhah .. Bagaimana Mungkin? (Mengenang Joseph & Martha Pratana) Note:Artikel ini sengaja saya