Mengapa Rajin Beribadah Dan Baca Firman, Tetapi Hidup Tetap Tidak Berubah?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengapa Rajin Beribadah Dan Baca Firman, Tetapi Hidup Tetap Tidak Berubah?

Saya baru belajar sebuah rahasia yang sangat powerful.

“Bu Yenny, saya rajin beribadah, melayani dan membaca firman, tetapi mengapa hidup saya tidak seperti orang lain? Janji-janji Tuhan seolah berlaku untuk orang lain tapi tidak untuk saya. Kalau baca tulisan Bu Yenny, saya iri…Enak sekali Bu Yenny terima jawaban doa. Koq rasanya Tuhan pilih kasih.”

Dieeeeenk…..
Benarkah????
Tentu tidak!
Tuhan itu Allah yang adil dan tidak memandang muka.
Di mana letak kesalahannya?

Andrew Wommack dengan tegas berkata,
“Berkat dan kesembuhan itu seperti Hukum Gravitasi. Siapa saja yang memenuhi persyaratannya, otomatis akan menerimanya.”

Dan sekarang saya tahu jawabannya.
Banyak orang tidak menyadari bahwa Firman itu adalah Tuhan sendiri. Firman itu berbicara, merasa dan bertindak pula.
Kebanyakan orang memperlakukan Firman sebagai sekedar informasi seperti berita di koran atau majalah.
Seolah ada jarak antara dirinya dengan Sang Firman. Setelah dibaca, lalu dilupakan.

Firman adalah Pribadi Allah. Ketika kita memperlakukan firman sebagai Pribadi yang sedang berbicara kepada kita, dan kita menerimanya, itu menjadi hidup. Kita bisa berdiskusi dengan-Nya, mempraktikkannya, lalu menghidupinya. Akhirnya Firman itu menjadi hidup di dalam kita. Firman mengubah cara pandang dan saat kita merenungkannya siang dan malam, disertai berdoa dalam roh maka Tuhan sendiri menyampaikan pewahyuan-Nya, yang aktual untuk situasi yang kita hadapi setiap hari.

Tidak Mungkin ada orang betul-betul mencari Tuhan melalui firman dan menghidupinya, tetapi tidak menerima manifestasinya.
Firman Tuhan itu Ya dan Amin.
Kalau sampai terjadi, kita tidak menerima jawaban doa, kesalahan pasti di pihak kita. Check & recheck.

Ada lagi teman-teman yang membaca firman dan menerimanya tetapi dengan sikap mau berkat, kesembuhan dan pertolongan-Nya.
Istilah umum mengatakan, hanya mencari tangan Tuhan, tetapi bukan Pribadi Tuhan sendiri.

Tidak sedikit pula, yang hanya mencari Tuhan ketika bermasalah saja. Bahkan awalnya, mencari solusi ke seluruh dunia, ketika tidak ada jalan keluar, barulah datang kepada Tuhan sebagai pilihan terakhir.
Setelah ditolong pun, lalu Tuhan ditinggalkan. Dianggap ban serep, hanya dicari saat mobil mogok.

Ini cara pandang yang membuat seseorang tidak bisa mengalami janji Tuhan: Hidup Di Bumi Seperti Di Surga.

Tahukah kita, saat kita betul- betul menghargai Firman dan menghidupinya seperti yang dikehendaki Tuhan, maka berkat, kesehatan Ilahi, kelimpahan, kemakmuran dan damai sejahtera yang sempurna, secara otomatis akan mengejar kita?

“Koq bisa Bu Yenny?”

“Karena berkat, kesehatan Ilahi, kelimpahan, kemakmuran dan damai sejahtera yang sempurna, itu adalah Pribadi Allah sendiri. Ketika Sang Pencipta yang ada di dalam roh kita, diijinkan beroperasi tanpa halangan, semua termanifestasi dalam hidup kita tanpa halangan. Makes sense?”

Kehendak Tuhan itu menjadikan hidup kita di bumi seperti di surga. Hidup kita menjadi demonstrasi kebaikan-kebaikan-Nya. Sehingga setiap orang yang melihat kita, melihat betapa dahsyatnya Allah kita. Orang lain pun ingin memiliki hidup seperti kita.

Caranya?
Hidup yang bukan mengandalkan sistim dunia yang saling jegal, tetapi hidup berdasarkan God’s Way, cara Tuhan. Setiap saat bergandengan tangan dengan-Nya, menjalani kehidupan ini.
Karena Sumber Berkat kita adalah Tuhan.
Tuhan yang membuat apa pun yang kita kerjakan menjadi berhasil. Jika Tuhan menyertai kita, siapa dapat melawan kami?

Meminjam istilah Nabi Musa, Nama Tuhan disebut atas kita sehingga bangsa-bangsa di sekeliling takut kepada kita. Tuhan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat sampai berkelimpahan. Kita memberikan pinjaman kepada banyak bangsa tetapi kita sendiri tidak meminta pinjaman.
Kita menjadi kepala dan bukan ekor, tetap naik dan bukan turun. Diberkati saat masuk dan diberkati saat keluar. Bersatu jalan musuh-musuh menyerang kita, tetapi bertujuh jalan mereka lari dari hadapan kita.

Wow…. Dahsyatnya!
Yes kita bermegah di dalam kekuatan Allah!
Kita menang, dahsyat dan sejahtera bukan karena hebatnya kita, tetapi karena Allah kita yang perkasa!
Kemuliaan hanya bagi Dia!


“Bu Yenny, mana mungkin saya bisa seperti itu, saya tidak punya uang….”

Banyak orang yang membatasi Tuhan dengan pemikirannya, lalu membentengi diri, sehingga saat Tuhan menawarkan alternatif yang tidak sejalur dengan pemikirannya, langsung ditolaknya.

“Is anyone thirsty?     Come and drink—     even if you have no money! Come, take your choice of wine or milk—     it’s all free! Why spend your money on food that does not give you strength? Why pay for food that does you no good? Listen to me, and you will eat what is good.     You will enjoy the finest food. Come to me with your ears wide open.     Listen, and you will find life. I will make an everlasting covenant with you.”  

“Apakah ada yang haus? Datang dan minum— bahkan jika Anda tidak punya uang! Ayo, ambil anggur atau susu pilihanmu— semuanya gratis! Mengapa menghabiskan uang Anda untuk makanan yang tidak memberi Anda kekuatan? Mengapa membayar makanan yang tidak bermanfaat bagi Anda? Dengarkan aku, dan kamu akan makan apa yang baik. Anda akan menikmati makanan terbaik. Datanglah pada-Ku dengan telinga terbuka lebar. Dengarkan, dan Anda akan menemukan kehidupan. Aku akan membuat perjanjian abadi denganmu.”

Siapa yang bilang semua harus diperoleh dengan uang?
Masih ingat kisah Hanna?

Tuhan bisa membukakan jalan dengan cara yang tak terduga, syaratnya Dengarkan Tuhan…
Tentunya kita bisa mendengarkan suara Tuhan, jika kita membangun hubungan yang intim dengan-Nya. Menjadikan-Nya prioritas utama dalam kehidupan kita.

Datanglah pada-Ku dengan telinga terbuka lebar. Dengarkan, dan Anda akan menemukan kehidupan. Aku akan membuat perjanjian abadi denganmu. Kalau yang berjanji adalah Sang Pencipta alam semesta, apalagi yang mesti kita khawatirkan?

Hhhhmmm…. Semua masuk akal dan bisa dipraktikkan bukan?
Yuk…..

Living God’s way means putting away your self-centeredness and committing yourself to follow God’s Word in spite of any feelings to the contrary. — John C. Broger

Menjalani hidup dengan cara Tuhan berarti menyingkirkan keegoisan dan berkomitmen mentaati Firman Tuhan meski bertentangan dengan perasaan. — John C. Broger.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post