Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Be Yourself!
Berawal dari kata ini, saya sudah menulis puluhan artikel. Tetapi pemahaman saya menjadi Be Yourself – menjadi diri sendiri ini, sesungguhnya terus berkembang mengiringi pertumbuhan rohani dan pengenalan pribadi saya dengan Tuhan.
Salah satu yang ditekankan Peter Scazzero:
Quit pretending to be something we are not.
Berhentilah berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri kita.
Kita pasti menolak bahkan tersinggung saat dianggap pencitraan, menjadi seseorang yang sesungguhnya bukan kita.
Tetapi sejujurnya, setiap kita pernah mengalaminya bahkan meski pun pertumbuhan rohani kita kian dewasa, kita terus menerus dituntut menjadi seseorang sesuai harapan orang lain.
Ketika kecil, ingin jadi anak kebanggaan mama. Maka yang selalu ditampilkan hal-hal yang baik. Yang nakal, jail, ditutup rapat-rapat.
Saat dewasa, kita dituntut untuk mengenakan brand tertentu, atau mobil kelas tertentu supaya bisa diterima di kalangan tertentu.
Suka bergaul dengan kalangan tertentu, supaya dianggap satu level dengan mereka.
Itulah sebabnya, banyak yang bangga jika berteman dengan orang yang terkenal, kaya, pejabat atau anaknya.
Dan sesungguhnya, itu melelahkan. Mengenakan berbagai topeng setiap hari.
Berusaha memenuhi harapan orang lain, ingin menjadi seseorang yang bukan kita.
What is perhaps more tragic is that so many of us who are followers of God also remain trapped within the layers of our false self. – Peter Scazzreo
Apa yang mungkin lebih tragis adalah bahwa begitu banyak dari kita yang adalah pengikut Tuhan juga tetap terperangkap di dalam lapisan-lapisan diri kita yang palsu. -Peter Scazzero
Bersyukur semakin memahami Tuhan dan kebenaran-Nya, semakin saya paham bahwa Tuhan sudah memberi tujuan serta tugas spesial bagi setiap orang. Saya tidak perlu menjadi orang lain.
Arthur Meintjes kagum dengan Andrew Wommack, yang dengan tanpa perasaan bersalah, menolak pelayanan yang ditawarkan kepadanya, jika dia merasa itu bukan kehendak Tuhan. Artinya, Andrew mengecewakan banyak orang.
Saya pun belajar mencoba di berbagai kesempatan, tugas dan pelayanan, sambil mengamati dengan jujur, di mana Tuhan menempatkan saya.
Menulis itu kehendak Tuhan yang saya yakini memang diperuntukkan bagi saya. Saya suka, mengerjakannya tanpa beban dan nyaris selalu antusias.
Setiap kali Nana memberi tugas, atau Denny memberi artikel untuk di translate, dengan senang hati saya kerjakan bahkan selalu menemukan hal-hal baru yang memperkaya saya, saat menuntaskannya.
Konseling, saya bukan tipe yang telaten mendengarkan curhat orang-orang yang berputar terus tanpa jelas ujung pangkalnya, terutama masalah rumah tangga. Apalagi dengan orang-orang yang hanya ingin buang sampah tapi tidak ingin berubah.
Saya prefer berdiskusi, sharing, menurut saya ini masalahnya. Sudah baca buku “bla bla bla?”.
Kalau belum, saya kirim free of charge. Dibaca, apa yang kamu pelajari, lalu kita diskusi lagi, kalau memang perlu.
Saya ingin ada tindakan yang nyata.
Atau saya kirim video dan tontonlah.
Prinsipnya, yang bisa mengubah keadaan itu Tuhan dan firman-Nya. Bukan saya… 🙂
Saya 100% yakin, jika “Pekerjaan Rumah (PR)” dikerjakan pasti perubahan terjadi.
Tidak perlu nasehat yang panjang-panjang apalagi membicarakan detil permasalahannya.
Permasalahan setiap orang berbeda-beda, apalagi yang sudah
menikah bertahun-tahun: bak benang ruwet.
Jika permasalahan menyangkut hukum, kesehatan dll, saya sarankan bertanya langsung pada ahlinya. Ibarat sakit gigi, jangan minta nasehat dokter jantung. Sama-sama dokter, keahliannya berbeda-beda.
Masalah buntu?
Berdoa dan cari jawabannya dengan membaca firman dan hidup melekat kepada-Nya. Perubahan pasti terjadi. Janji Tuhan Ya dan Amin.
Kalau tidak berubah, kesalahan pasti di pihak kita, bukan Tuhan.
Terbukti banyak teman-teman yang masalahnya terselesaikan secara ‘supernatural’ setelah PR diselesaikan.
Tuhan Allah yang menjawab doa dan selalu bisa diandalkan.
Seorang sahabat papanya sakit dan butuh didampingi. Saya bisa mendoakannya, tetapi kalau harus telaten mendampingi, saya tahu persis, karunia saya bukan di sana.
Dulu saya sungkan. “Duh, apa kata orang? Koq saya tidak bisa jadi anak Tuhan yang penuh kasih seperti si anu…”
Merasa bersalah.
Sekarang tidak lagi. Belajar jujur.
Sahabat ini saya perkenalkan dengan Priscilla, ketua bagian Healing di Sekolah Charis. Itu memang kekuatannya Cilla… Saya tidak perlu berusaha menjadi Cilla. 🙂
Butuh fondasi untuk terima kesembuhan?
Saya ajak Yuliadi, sohib di Charis yang memang mendalami tentang kesembuhan.
Saya support kirim artikel, video-video yang dibutuhkan. Saya bisa membantu menguatkan sesuai dengan kapasitas saya.
Hidup jadi jaaauuuhh lebih enteng.
Apakah Tuhan tidak marah?
Tuhan mengasihi dan menerima saya sejak masih dalam kandungan mama. Belum bisa apa-apa.
Dan kasih-Nya tidak pernah berubah.
“In the coming world, they will not ask me: ‘Why were you not Moses?’ they will ask me, ‘Why were you not Zusya?'”, quotes terkenal Rabbi Zusya.
“Di dunia yang akan datang, mereka tidak akan bertanya kepada saya: ‘Mengapa kamu bukan Musa?’ mereka akan bertanya kepada saya, ‘Mengapa kamu bukan Zusya?'”, ujar Rabi Zusya menjelang kematiannya.
Rabbi Meshulam Zusha of Hanipol or Meshulum Zusil of Anipoli, demikian nama lengkap Rabbi Zusya, tokoh terhormat dan disegani, yang hidup pada tahun 1718–1800.
Saya bertanggung jawab menjadi YennyIndra, bukan yang lain!
Menjadi YennyIndra yang otentik.
Saya melayani Tuhan atau tidak, Dia tetap mencintai dan menerima saya apa adanya.
Saya melayani sebagai ungkapan kasih kepada-Nya dan hidup saya akan puas ketika menggenapi rancangan-Nya dalam hidup saya.
Tuhan yang merancang, bukan saya.
Ketika saya memilih melayani-Nya sesuai dengan apa yang saya yakini sebagai kehendak-Nya, justru saya bisa melayani dengan lebih efisien dan efektif.
Hasil dari pelayanan bukan tergantung saya.
It’s all about God, not me.
Semua tentang Tuhan, bukan saya.
Saya hanyalah bejana yang dipakai Tuhan sesuai kehendak-Nya.
Alias Pena Di Tangan Tuhan, istilah dari sis Elma Roux.
Tugas saya adalah hidup di dalam Tuhan dan firman-Nya.
Apa yang harus saya lakukan, yaitu berjalan bersama-Nya, sesuai arahan-Nya dalam menyelesaikan setiap tantangan kehidupan, sehingga hidup jadi rest, santai, tetapi terus terkoneksi dengan-Nya.
Be yourself!
Bagaimana pendapat Anda?
Praktik yuuuukkkk…
Jadi diri kita yang unik dan otentik!
Be yourself, no matter what other people think. God made you the way you are for a reason. Besides, an original is always worth more than a copy.
Jadilah diri sendiri, tidak peduli apa yang orang lain pikirkan. Tuhan menjadikan kita seperti kita saat ini, karena suatu alasan (tujuan). Selain itu, ingatlah, yang asli selalu lebih berharga daripada yang sekedar salinan alias copy-an.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN