Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Investasi Property Ala: World’s Way VS God’s Way. Pilih Mana?
Novi dan saya ke “Kampung Duren Joglo”, milik Bu Masline Nababan, yang baru saja dibuka.
Fresh from the oven, discount gede makan durian sampai puas.
Yeaaaayyyyy….
Darimana saya mengenal Bu Masline?
Karena kami sama-sama berinvestasi apartemen di Johor Baru, yang kami beli terlalu mahal, jaaauuuuuuuh di atas harga pasaran.
Lha koq bisa? Bukannya kami ini sudah sering investasi properti?
Nach itu dia. Dijanjikan diajari investasi yang menguntungkan oleh motivator terkenal, yang kaya pula, jadilah puluhan orang ramai-ramai beli paket seminar setahun plus investasi bersama-sama.
Kami tersenyum masam mengingat ‘kebodohan’ kami sendiri.
Dan kalau ditelusuri ulang, penyebab utamanya ya karena ‘Serakah alias Ingin Cepat Kaya.’
Berpikir sang motivator kaya raya, maka kami juga bakalan ‘Cuan (untung) gede’ … Karena dapat ilmu rahasia. Yang ada buntung, maju kena, mundur kena …
“Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali,” kata Raja Salomo.
Bayangkan, setelah sadar, ngapain juga berinvestasi di Johor Baru? Kami gak ada bisnis mau pun kepentingan lainnya di sana.
Bu Masline dan saya cuma bisa tepok jidat sama-sama.
Penyebab terjerumus lainnya, ya… karena percaya pada orang yang salah. Hanya orang yang dikagumi, yang dekat dan dipercaya yang bisa membuat kita ‘terpeleset’.
Saya pun pernah salah investasi karena ‘saudara, teman baik, sohib’ yang menawarkan. Harapannya karena orang dekat, maka diaturkan yang the best. Main percaya saja.
Ternyata dapat kemahalan… lupa gak nawar, terburu-buru dengan persepsi: butuh segera dipakai. Modal percaya…Alamak
“Mana ada tanah harga dibawah 1 juta di Jakarta?”
Memang betul. Masalahnya lokasi tanah di Tangerang. Hingga kini di pelosok Tangerang banyak yang masih dibawah harga itu.
Bagi orang daerah, Jabodetabek semua dianggap Jakarta. Setelah stay baru paham, Tangerang itu BUKAN Jakarta. Salah persepsi.
“UmatKu binasa karena kurang pengetahuan” sungguh terbukti.
Pelajaran hidup dari pengalaman, memang jauh lebih mahal daripada sekolah. Makanya saya memilih sekolah saja sekarang…
Untungnya yang namanya tanah tetap naik, meski butuh waktu lama. Dan gak busuk.
Makanya orang-orang tua kuno kerap berkata, “uang itu gak kenal teman mau pun saudara.“
Tetapi meski langka, tetap ada teman dan saudara yang betul-betul tulus. Satu diantara sejuta.
Ada penyebab lain lagi?
Ada!
Terburu-buru, merasa ini investasi bagus, takut keduluan orang lain.
Nach inilah daftar kesalahan ketika bergantung pada kekuatan sendiri, saat mengikuti ‘My Way’ or ‘World’s Way’.
Sudah 4 tahun kami Sekolah di Charis.
Yang paling sulit mengubah mindset bahwa
Yang Rohani Lebih Nyata Daripada Yang Jasmani.
We do not need to pursue blessings. We pursue God and blessings pursue us. We are not to chase after finances. We pursue God. We get to know Him. When we draw close to His heart and obey His commandments, blessings will pursue us.- Bob Yandian.
Kita tidak perlu mengejar berkat. Kita mengejar Tuhan dan berkat mengejar kita. Kami tidak mengejar keuangan. Kita mengejar Tuhan. Kita mengenal Dia. Ketika kita mendekat kepada hati-Nya dan menaati perintah-Nya, berkat akan mengejar kita.- Bob Yandian.
Berkat bukan sekedar uang, tetapi kesehatan, damai sejahtera, dan apa pun yang didambakan orang, Tuhan sediakan. Kata P. Irwan Siregar, direktur Sekolah Charis, uang itu hanya level terendah dari berkat.
“Apa ya mungkin, dengan berusaha mengenal Tuhan sungguh-sungguh dan menaatinya, lalu berkat yang akan mengejar saya? Masuk akalkah?,” Demikian otak saya yang sebesar kacang, protes.
Tapi kepalang basah, klo gak mencoba sekarang, kapan lagi? Meski awalnya ragu.
Mulailah praktek, apa pun yang akan saya lakukan, lebih dahulu dibawa kepada Tuhan, minta tuntunan-Nya.
Termasuk mencari properti. Kami mau yang ada bangunan dengan segala fasilitasnya sesuai kebutuhan & budget kami.
Tugas saya browsing, mengumpulkan data. Setelah itu menunggu P. Indra punya waktu untuk survey. Dan kadang agak lama.
Saat P. Indra siap, saya telp sang agent untuk survey. Ternyata baru saja semalam di DP orang.
Guubraaaakkkk….
Sungguh menyebalkan! Seharian saya ngomel, gara-gara survey ditunda-tunda sich!
Beberapa minggu kemudian, kami akan survey lagi. Ada 2 lokasi yang akan dilihat. Di tengah jalan, agent telpon.
“Bu, yang ibu mau lihat, ternyata baru di DP orang semalam. Jadi hanya satu yang bisa disurvey.”
Dieeeenk….
Saya gak berani ngomel, hanya memberitahu P. Indra yang sedang mengendarai mobil di sebelah saya.
Apa yang mau Tuhan ajarkan pada saya?, dalam hati bertanya-tanya.
Ini bukan masalah dengan P. Indra tetapi Tuhan sedang mengajar saya sesuatu.
Properti yang satunya memang kami ga begitu minat jadi benar-benar ga cocok.
Memahami kehendak Tuhan itu gak mudah. Pilihannya banyak dan areanya luas. Yang mana yang Tuhan ingin berikan untuk saya?
Browsing lagi. P. Indra gak mau jauh dari BSD. Bahkan Curug pun kejauhan. Pilihan yang sesuai budget dan keinginan kami ga ada lagi. Ada yang bagus, peruntukannya ga sesuai.
Mulailah saya buka-buka penawaran lama yang sudah ada di HP saya.
Ini ada tanah koq lumayan juga. Sebetulnya, tanah itu pilihan ke dua. Di jalan raya, dekat pintu tol yang sedang dibangun dan konon pemiliknya mau jual cepat.
Janjianlah dengan sang agent.
Pagi sebelum berangkat, saya kontak.
“Bu, baru saja saya kasi kabar P. Indra. Pemilik hold dulu. Sudah deal dan calon pembeli, dan mau kasi DP hari ini. Kecuali batal, baru dibuka lagi. Murah betul itu bu, deal harganya.. Termasuk pagar pula.”
Mak Jleb….
Speechless!!!!
Tanpa kata, saya masuk ke kamar.
Berdoa,
“Tuhan, saya percaya kalau tanah ini memang bagian saya, Tuhan akan buka jalan. Tetapi kalau bukan, Tuhan pasti sudah sediakan yang lebih baik dan sesuai budget saya.”
Teringat akan pelajaran dari Greg Mohr.
Jangan terburu-buru ambil keputusan. Lebih baik terlambat daripada terlalu cepat.
Kalau diambil orang bagaimana?
Tuhan selalu punya stok yang lebih baik untuk kita.
Dia Allah! Apa sich yang sulit bagi-Nya?
Greg Mohr menekankan lebih penting menaati Tuhan,- untuk kasus saya, bagaimana saya menaati otoritas yaitu suami-. Tuhan akan menghargai ketaatan saya.
Menaati Tuhan betul-betul tidak mudah!
Ya Tuhan, saya rela menundukkan diri.
Saya paham betul, Tuhan sedang berperkara dengan saya, untuk memproses karakter saya! Bukan dengan P. Indra.
Sekitar pk. 13.00 chat dari agent masuk.
“Bisa di survey sekarang bu.”
Begitu lihat, P. Indra langsung cocok.
Satu jam kemudian sang pemilik tanah datang ke rumah menjelaskan beberapa hal. Keesokan harinya, kami bertemu di notaris bayar DP.
Seminggu kemudian AJB.
Ternyata notarisnya, bu Veronica Indrawati, saudara teman kuliah. Suaminya juga sekolah di Jogja, jadilah nyambung dengan teman-teman lama. Bonus lagi … Ngobrol kisah jaman di Jogja. Lucunya …
Saya paham sekarang. Ternyata ini cara Tuhan memilihkan tanah yang pas untuk kami, dengan harga dan lokasi yang oke termasuk dibuatkan pagar keliling dsb. Kami gak usah repot-repot negosiasi karena itulah dealingnya dengan calon pembeli yang batal. Terima matang. Transaksi tercepat kami hingga hari ini.
Komentar Novi?
“Cece sich ngomel sama Ko Indra, jadi mesti ngalami di DP orang 2 kali lagi.. baru dikasi sama Tuhan.”
Benarkah? 🙂
God’s Way jauh lebih mudah, lancar, menguntungkan tetapi dibutuhkan penundukan diri untuk taat pada tuntunan-Nya.
Yeaaaayyyyy….
Saya punya pengalaman nyata dengan Tuhan.
Thank you Lord!
I love You full, meniru Mbah Surip
“Do not rush, for God’s secret is patience. Everything that is meant to be, will come at the designated time.” — Leon Brown.
“Jangan terburu-buru, karena kesabaran adalah rahasia untuk mencari kehendak Tuhan. Segala sesuatu yang ditakdirkan untuk kita, akan datang tepat pada waktu yang ditentukan.” — Leon Brown.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN