Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Mengenang Bagus:Tabur Benih Dulu Dong….Ini Rahasianya!
Chat Martini masuk.
Bagus meninggal dunia mendadak subuh kemarin.
Sungguh mengagetkan.
Martini pun mengirimkan artikel Seruput Kopi Cantik yang menceritakan pelajaran dari keteladanan kehidupan Bagus.
Teringat ucapan terimakasih bagus yang begitu senang, kisahnya saya tulis dan mendapat banyak respon positif dari para pembaca.
Sengaja saya Post Ulang untuk mengenang dan menghargai Bagus.
Terimakasih Tuhan atas limpahan rahmat-Mu, demikian tertulis dalam status terakhirnya.
Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat…..
Saya baru pulang dari Semarang. Ada dua teman mantu, jadi kami teman-teman alumni SMA Sedes Sapientiae, rame-rame njagong manten.
Reuni selalu menyenangkan. Dari mengunjungi Kota Lama hingga napak tilas ke sekolah. Tidak lupa berfoto-ria dan tertawa terbahak-bahak mengenang masa-masa sekolah. Termasuk foto di depan kelas masing-masing. Kelas saya A-3, kata teman-teman. Padahal sejujurnya, sudah lupa …. Ssst… Jangan buka rahasia …!
Yang lucu, mantan anak-anak asrama paling cinta foto duduk di tangga. Puluhan tahun lalu foto di sana, sambil menanti pukul 18.00 waktunya makan malam. Sekarang foto lagi di tempat yang sama. Wuih…. Rasanya keren banget!
Padahal jadi anak asrama dulu, makanannya sayur kangkung terus. Sampai ngetop istilah, mabuk kangkung. Kalau makan sup, duh .. susahnya cari isinya …. kuahnya saja yang banyak. ..
Herannya, sehat-sehat saja tuh!
“Ayoo anak-anak asrama… Foto!”
Seperti kelompok eksklusif saja anak-anak asrama ini.
Sampai teman-teman yang bukan anak asrama tidak mau kalah.
“Ayooo foto yang Non -Asrama,” ujar Linda tidak mau kalah.
Hahaha….
Selama di Semarang, Martini menyewa mobil. Drivernya bernama Bagus, yang ternyata suami dari keponakan Martini.
Dia bercerita, dulunya Bagus gonta ganti bisnis dan pekerjaan. Ga ada yang jadi.
Bagus orangnya baik. Jadi dia berinisiatif untuk mengantar para suster jika ingin bepergian.
Karena pelayanan Bagus itu baik dan memuaskan, mulailah suster-suster itu bercerita.
Word of mouth terjadi.
Satu persatu orang yang perlu diantar dengan mobil, mengontak Bagus. Apalagi kalau pergi ke tempat-tempat ziarah umat Katolik, Bagus hafal karena seringnya mengantar para suster. Ini nilai plus tersendiri yang membuat customernya suka dengan Bagus.
Dengan berjalannya waktu, tidak hanya warga Semarang yang mengenal Bagus, tetapi teman-teman Martini dari berbagai kota, menggunakan jasa Bagus. Lalu saudara-saudara para temannya. Bagus pun bekerjasama dengan teman-temannya, agar dapat melayani tamu-tamunya yang makin banyak.
Pelajarannya:
Banyak orang ketika gagal, ya sudah ga mau mengerjakan sesuatu kalau ga ada imbalannya.
Apa untungnya buatku? Itu yang ada dalam pikiran mereka.
Bagus berbeda!
Bagus mulai dengan melayani para suster, dengan tulus, tanpa mengharapkan balas jasa.
Bagus menabur benih kebaikan.
Apakah benih langsung berbuah?
Tidak!
Butuh waktu cukup panjang hingga akhirnya orang-orang mengenal Bagus.
Selama itu, Bagus memberikan service yang baik hingga customernya puas dengan pelayanannya.
Barulah tiba masa panen. Tak disangka, menyewakan mobil justru sekarang menjadi pintu berkat bagi Bagus dan kawan-kawannya.
Tuhan tidak pernah berhutang. Hukum Kerajaan Surga selalu sama: Hukum Tabur Tuai.
Bahkan segelas air putih yang kita berikan dengan tulus saja, Tuhan perhitungkan.
“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu”, ujar sang bijak.
Pastikan kita menabur, maka tidak usah khawatir, masa panen pasti tiba.
Selama menunggu masa panen, jaga sikap dan perkataan yang sesuai dengan apa yang kita doakan dan imani.
Kalau ingin diberkati, kata-kata kita harus sesuai…
Menunjukkan kita penuh harapan menanti panen yang besar, berlimpah-ruah.
Imajinasi kita juga melihat panen yang berlimpah…
Dan ingat, berlimpah artinya cukup untuk kita plus extra untuk dibagikan kepada orang lain. Diberkati untuk menjadi berkat.
Setuju?
You can’t sow an apple seed and expect to get an avocado tree. The consequences of your life are sown in what you do and how you behave. – Tom Shadyac
Kita tidak dapat menabur benih apel dan berharap mendapatkan pohon alpukat. Konsekuensi hidup ditaburkan dalam apa yang kita lakukan dan bagaimana kita berperilaku- Tom Shadyac
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN