Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Seperti Apakah Suara Tuhan?
Seperti biasa, malam sebelum tidur saya memilih besok mau post artikel yang mana?
Entah mengapa ada kesan di hati saya, post ulang artikel lama.
Saya mulai membuka-buka blog saya dan membaca sekilas artikel yang ada.
C. L. B. K. itu artikel yang sudah saya tulis bertahun-tahun lalu.
Saat melihatnya, seolah ada dorongan kuat untuk post artikel ini.
Ada yang butuh, entah siapa…
Saya belajar taat.
Saya ubah sedikit, tambah quotes penutup.
Tetapi saat saya post, seperti biasa banyak yang berkomentar, japri namun tidak ada yang secara khusus membutuhkannya.
Hari demi hari pun berlalu….
Hari ini saya buka FB dan menemukan komentar khusus.
“Bu, mirip sekali dgn kisah saya CLBK gara-gara reunian di wag… Untungnya saya tidak segila mita meninggalkan suaminya. Saya komit dengan janji perkawinan di depan altar. Terimakasih ibu…ini jawaban atas kebingungan saya. Tuhan memberi jawaban lewat tulisan ibu. Seindah apa pun masa lalu, itu sudah lewat………..”
Wow….
Hati saya berbunga-bunga, ternyata kesan yang saya terima itu benar-benar suara Tuhan.
Yeaaaayyyyy….
Beberapa teman mengungkapkan keinginannya mendengar suara Tuhan dan diarahkan oleh-Nya.
Sesungguhnya Tuhan senantiasa berbicara kepada kita. Tetapi kita kerap melewatkannya.
Mengapa?
Carlie Terradez berujar,
“Ketika Tuhan berbicara kepada saya, kedengarannya ada di dalam diri saya sendiri, seperti suara saya sendiri. Tidak terdengar ada suara orang lain yang keluar…. Tuhan berbicara kepada kita dari roh-Nya kepada roh kita. Kadang sedemikian praktisnya, sehingga kita melewatkannya. Tuhan berbicara kepada kita sepanjang waktu… Terus menerus berbicara kepada kita. Justru karena mirip suara kita, akibatnya kerap kita melewatkannya.”
Lalu bagaimana kita bisa mendengar suara dan arahan-Nya?
Perlu fokus.
Jika suara di sekeliling kita terlalu bising, tentu kita akan kesulitan mendengar suara-Nya.
Firman adalah bahasa yang digunakan Tuhan. Ketika kita sungguh-sungguh memprioritaskan firman dan menghidupinya, sesuai janji-Nya, Tuhan akan mendownload keinginan-Nya ke dalam hati kita. Jadilah keinginan Tuhan sama dengan keinginan kita.
Semakin dekat kita dengan seseorang, tanpa perlu bertanya pun kita sudah tahu kira-kira apa yang diinginkan dan kesukaan hatinya.
Demikian pula dengan Tuhan, semakin kita dekat, semakin kita memahami hati-Nya.
Jangan takut mencoba. Trial & error…
Sama seperti saya juga berusaha mengamati, betulkah ini suara-Nya?
Dengan berjalannya waktu, makin lama makin paham tentunya ..
Belajar sama-sama yuk….
Sebagai penutup saya ingin menceritakan kisah tentang Brother Lawrence, seorang biarawan Katolik yang hidup pada abad ke 17 di Paris. Tubuhnya cacat dan lemah karena perang. Di biara tugasnya di dapur dan memperbaiki sandal biarawan lainnya.
Yang unik, meski pun posisi Brother Lawrence di biara itu rendah, karakternya menarik banyak orang kepadanya. Dia memiliki reputasi sebagai pribadi yang mengalami kedamaian yang mendalam dan pengunjung dari berbagai penjuru datang untuk mencari bimbingan spiritual darinya. Hikmat yang dia berikan kepada mereka, baik dalam percakapan mau pun surat, kemudian dibukukan dengan judul The Practice of the Presence of God (Mempraktekkan Kehadiran Tuhan). Buku yang tetap menjadi panduan hingga 300 tahun kemudian.
Brother Lawrence menekankan kesadaran akan kehadiran Allah dalam kehidupan kita sepanjang harinya.
There is not in the world a kind of life more sweet and delightful, than that of a continual conversation with God; those only can comprehend it who practice and experience it. – Brother Lawrence.
Tidak ada kehidupan di dunia yang lebih manis dan menyenangkan, melebihi percakapan/hubungan terus-menerus dengan Tuhan; hanya dapat dipahami, oleh mereka yang mempraktikkan dan mengalaminya. – Brother Lawrence.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN