Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Rest In The Quiet Confidence Of God Goodness
Menjelang permerintahan Donald Trumph di Amerika berakhir, kekerasan terhadap orang-orang Asia merebak di berbagai kota di US.
Michelle kuliah di Babson College, di Kota Boston.
Sebagai orangtua, saat keadaan negaga di mana putri kita tinggal kurang kondusif, tentu membuat perasaan tidak nyaman.
Apalagi di grup WA para ortu murid-murid Babson, banyak post yang memberitakan berbagai kekerasan terhadap orang-orang Asia.
Para orangtua berpesan kepada anak-anaknya, kalau pergi rame-rame saja. Kalau tidak perlu, gak usah pergi-pergi. Belum lagi masalah pandemi Covid. Untunglah Boston termasuk yang rendah pengaruh Covidnya dibandingkan bagian negara lainnya.
Galau… Sesuatu yang sangat normal dalam situasi seperti ini.
Dalam keadaan demikian, sungguh pengenalan akan Tuhan sangat menolong.
Casting all your worries on him, because he cares for you.
Serahkan semua kekhawatiranmu kepada-Nya, karena Dia yang memeliharamu.
Ya sudah, saya serahkan semuanya kepada Tuhan. Menolak galau.
“Ga ada apa-apa di sini koq Ma… Semua baik-baik saja seperti biasa,” ujar Michelle menghibur saya.
Menjelang graduation, Michelle minta ijin ingin ke Florida dan New Jersey, liburan ke rumah sahabat-sahabatnya.
Oh…
P. Indra dan saya sempat ragu.
“Kapan lagi Ma… Mumpung masih di US, ingin main ke rumah teman. Nanti di airport dijemput papa mama temanku koq,” bujuk Michelle.
Bagaimana ya?
Ingatan saya melayang ketika bom meletus di Boston. Seminggu kemudian bertepatan dengan graduation Christian, kakak Michelle. Tetapi situasi di Boston ternyata baik-baik saja saat kami tiba beberapa hari sesudah bom.
Waktu Badai Taifun besar terjadi di Jepang, kami bersama grup Kosayu 76 baru saja mendarat di Kyoto. Berita-berita sungguh mengerikan hingga anak-anak bilang,
“Pulang saja Ma, secepatnya… Beritanya serem.”
Padahal kami yang di Jepang baik-baik saja bahkan berhasil menyelesaikan acara yang direncanakan sampai tuntas.
Kerap berita di Televisi jauh lebih heboh dari faktanya.
Belajar dari pengalaman ini, kami mengijinkan Michelle berlibur.
Pokoknya bawa dalam doa dan serahkan Tuhan.
Hati kami damai koq…
Damai sejahtera adalah tanda bahwa Tuhan berkenan.
Betul juga. Liburan Michelle baik di Florida mau pun New Jersey berlangsung lancar.
Michelle jalan-jalan ke New York juga. Padahal dalam berita-berita di sosmed, banyak kekerasan terjadi di New York.
Puji Tuhan…
Saya menyadari, Tuhan meluputkan Michelle dari pengalaman buruk dan melindunginya. Tidak sekali pun Michelle mengalami atau bahkan melihat hal-hal buruk terjadi di Amerika.
Tidak hanya kekerasan terhadap Orang Asia, bahkan Covid pun dijauhkan, meski berita-berita tentang Covid dan banyaknya kematian terjadi di US.
Tuhan baik!
Tiba waktunya Michelle pulang ke Indonesia. Saya sempat tanya teman yang punya travel agent, asal bawa hasil SWAB Negatif, tamunya dari Hongkong gak perlu karantina.
Ditambah kesibukan selama Mission Trip, saya merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kurang teliti dalam mencari info.
Kami tiba di Soekarno-Hatta airport terminal 3. Saat bertanya tempat penjemputannya pada petugas,
“Kan harus langsung karantina bu…”
Deg…. Duh bagaimana?
Semoga Michelle ga usah karantina.
Begitu sampai ruang tunggu kedatangan luar negeri, ada seorang ibu dengan putrinya sedang menjemput pula.
Saya bertanya kepada beliau, Bu Lina, namanya, ternyata dia sudah booking hotel untuk karantina putranya yang pulang dari Seattle.
Oh …
” Kalau tidak ada bookingan hotel, langsung dibawa ke Wisma Atlet,” ujarnya.
Duh, meski konon towernya berbeda dengan tower para penderita Covid, dengar nama Wisma Atlet sudah ngeri duluan. 🙁
Saya bertanya nama hotelnya dan mencoba cari info. Ternyata ada list hotelnya. Bu Lina menelpon teman putranya, mencarikan info hotel yang terdekat dari BSD.
Chat dari Michelle masuk. Sudah landing dan sedang isi form…. Waktu makin sempit nich!
Waduh… Waktunya mepet. Saya tengah mencoba menghubungi hotel yang dekat dengan BSD, ketika suami B. Lina datang, diikuti seorang pria muda.
“Ini mas yang dari Hotel Harris Suites Puri Mansion. Anak saya karantina di sana,” kata suami B. Lina. Rupanya beliau dengan sigap mencarikan solusi praktis.
Segera menghampiri Si Mas itu dan saya melihat daftar harga serta mendapatkan penjelasan fasilitasnya. Karantina 6 hari 5 malam. Harga paket termasuk test SWAB 2 kali, makan 3x perhari dan laundry 5 potong baju setiap harinya.
Saya segera menyetujuinya.
Dengan bergegas saya chat menginfokan kepada Michelle, bilang petugas ya… karantina di hotel.
Foto paspor diforward dan beres!
Yeeaaayyyyy….
Tuhan baik dan sangat baik…
Kembali saya membuktikan kebenaran janji-Nya:
I will answer them before they even call to me.
While they are still talking about their needs,
I will go ahead and answer their prayers!
Aku akan menjawabnya bahkan sebelum mereka memanggilku.
Sementara mereka masih membicarakan kebutuhan mereka,
Aku akan menjawab doa mereka!
Agak lama menunggu, Michelle keluar dengan membawa bagasi. Paspor diminta oleh pihak hotel. Akan dikembalikan saat karantina berakhir, disertai Clearance Letter.
Sebagian bagasi saya bawa ke rumah, dan Michelle hanya membawa 1 kopor plus backpack laptopnya.
Saya berpikir, Michelle akan dikumpulkan dengan penumpang lain yang hendak ke hotel.
Ternyata tidak. Begitu Michelle masuk, mobil segera berangkat mengantarnya ke hotel.
Pengalaman ini mengajarkan saya, hidup gak usah dibikin berat, stres dsb.
Bahkan ketika saya kurang persiapan pun, Tuhan sudah menyiapkan solusinya.
Disiapkannya B. Lina dan keluarganya menjadi ‘malaikat’ yang menjawab kebutuhan tepat pada waktunya. Thanks B. Lina & fam untuk pertolongannya.
Sekarang saya mengalami apa yang disebut-sebut dalam berbagai buku orang-orang bijak yang memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan:
Rest In The Quiet Confidence Of God Goodness.
Beristirahatlah Dengan Penuh Keyakinan Akan Kebaikan Tuhan.
Thank you Lord!
There is something about believing God that will cause Him to pass over a million people to get you – Smith Wigglesworth
Ada sesuatu tentang mempercayai Tuhan, yang akan menyebabkan Dia melewati lebih dari satu juta orang, hanya untuk mendapatkan kita – Smith Wigglesworth.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN