Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
“Siapa Yang Memberitahu Anda Bahwa Anda Telanjang?”
Muncul foto bunga anggrek cantik dengan quotes apik di Instagram Ellies, sahabat saya:
“Flowers don’t worry about how they’re going to bloom. They just open up and turn toward the light and that makes them beautiful.” – Jim Carrey.
“Bunga tidak perlu khawatir, bagaimana mereka akan mekar. Mereka cukup membuka dirinya dan berpaling ke arah cahaya (Tuhan) dan itu membuatnya menjadi cantik. ” – Jim Carrey
Saya terpana..
Sesungguhnya sesederhana itu cara kita seharusnya menjalani hidup ini, tetapi manusia begitu mempersulitnya.
Awalnya hidup Adam & Hawa begitu nyaman dan bahagia. Segala sesuatu sudah tersedia dan tercukupi.
Manusia begitu sibuk ingin mengendalikan hidupnya sendiri. Enggan bergantung kepada Sang Pencipta.
Ketika iblis menggoda, hawa pun tergelitik hatinya…
Dosa sejak jaman Adam dan Hawa, karena mereka ingin menjadi seperti Allah. Mereka percaya tipuan iblis dan tidak percaya, bahwa sesungguhnya mereka Sudah seperti Allah.
Begitu jatuh dalam dosa, mereka sadar bahwa mereka telanjang… Malu. Mereka pun bersembunyi dan mengambil daun untuk menutupi ketelanjangannya.
Apakah sebelum jatuh dalam dosa mereka tidak telanjang?
Telanjang!
Tetapi karena fokus mereka kepada Allah, mereka tidak menyadari ketelanjangannya.
Apa yang berubah setelah manusia jatuh dalam dosa?
Mereka sibuk melihat dirinya sendiri!
Malu, merasa kurang, tidak percaya diri, perlu membalut dirinya dengan berbagai aksesoris untuk menutupi kekurangannya.
Mengasihani diri sendiri, memanjakan perasaan …
Padahal perasaan itu akibat dari apa yang kita pikirkan.
Tidak suka dengan apa yang kita rasakan? Ubah pikiran, maka perasaan akan mengikutinya.
Tidak sedikit konselor yang mengajarkan untuk menerima berbagai perasaan negatif. Mengakuinya, fokus membenahinya dsb. Dulu saya juga membaca dan belajar dari buku- buku semacam itu.
Akibatnya, merasa orangtua salah memperlakukan kita, guru, teman bersikap negatif.
Pokoknya seluruh dunia bersalah, kecuali kita, dan menuduh dunia yang membuat kita terpuruk.
Pada kenyataannya, dunia yang sudah jatuh dalam dosa, itu memang kejam. Kalau mau cari keadilan, semua yang serba baik dan sempurna, itu mustahil bin mustahal.
Gak bakalan ketemu.
Tidak ada orangtua, guru, teman, lingkungan yang sempurna di dunia ini.
“Tidak ada gereja yang sempurna. Kalau pun ada gereja yang sempurna, begitu Anda masuk, gereja itu menjadi tidak sempurna lagi”, ujar seorang pendeta. Karena kita sendiri yang tidak sempurna.
Kita tidak bisa memaksa dunia menuruti keinginan kita, tetapi sebaliknya kitalah yang harus dengan cerdik memanfaatkan apa yang ditawarkan dunia.
Orangtua yang terlalu memanjakan dan melindungi anak-anaknya, terbukti membuat anaknya lumpuh. Tidak bisa berprestasi dengan baik. Hidup sekedar hidup, tanpa mampu menjadi pribadi sesuai rancangan Tuhan.
Tuhan ingin setiap anak-Nya menjadi pribadi yang outstanding dan memancarkan kemuliaan Allah.
Hidup memang berat dan kejam. Anak-anak perlu dilatih dan ‘dipaksa’ untuk menaklukkannya.
Tepung, telur mentah, coklat.. saat dimakan sendiri-sendiri memang tidak enak. Serahkan pada Tuhan. Ijinkan Tuhan mengocok, meramu dan memanggangnya menjadi ‘kue kehidupan’ yang lezat. Tidak ada kesuksesan dicapai dengan cara yang mudah!
Andrew Wommack mengajarkan, kembali kepada rumus awal Tuhan menciptakan kita: pandang dan fokus pada Tuhan. Kita akan menjadi seperti apa yang kita fokuskan. Itu namanya Hukum Fokus.
Amdrew membahas secara detil dalam bukunya, “Who told you that you were naked?”
“Siapa yang memberitahu Anda bahwa Anda telanjang?”
Ketika kita berubah, dunia pun ikut berubah!
Like attacts like.
Orang akan menarik sejenisnya.
Kalau kita orang yang positif, orang-orang yang tertarik pada kita, juga orang yang positif. Demikian pula sebaliknya.
Kejar nilai-nilai sejati dari Tuhan. Itu yang membuat kita merasa penuh, utuh dan puas.
Dunia mengajarkan, jadilah yang paling top, dikenal orang, dengan cara apa pun…
Miliki semuanya untuk diri sendiri, tidak peduli jika itu menginjak kaki orang lain.
Pokoknya heboh dan membanggakan.
Peter Drucker, bapak management modern mengingatkan, jangan sampai kita memasang tangga di dinding yang salah. Sudah sampai di puncak, pada akhir hidup baru menyadari, kita berada pada sisi yang keliru.
“Di atas langit, ada langit”, pepatah cerita silat yang terkenal. Di atas jagoan paling top di dunia, ada yang lebih jago lagi.
Tidak ada kebahagiaan sejati di luar Tuhan. Kita akan merasa puas, penuh dan utuh saat kita menggenapi rencana Tuhan dalam hidup kita. Itulah alasan mengapa kita diciptakan di dunia ini.
Semua dicapai bukan dengan kekuatan kita sendiri, tetapi merealisasikan setiap langkah demi langkah bersama Sang Pencipta.
Diberkati untuk menjadi berkat. Mendemonstrasikan kebaikan Allah.
Tidak perlu menjadi paling heboh di dunia, tetapi lebih membahagiakan saat kita menyadari, apa pun yang kita butuhkan tidak sekedar tercukupi, tetapi Tuhan menganugerahkan yang terbaik bahkan melebihi our wildest dream, kata orang bijak.
Melebihi apa yang kita pikirkan dan doakan.
Mimpi kita saja gak sampai ke sana, tapi Tuhan beri lebih lagi.
Sehingga setiap merenungkan kebaikan Tuhan kita bisa berkata,
” Siapakah aku ini Tuhan, jadi biji mata-Mu?”
Tidak ada yang lebih membahagiakan seorang manusia, melebihi kesadaran: Tuhan mencintaiku dan berada di pihakku.
Jika Allah di pihakku, siapa dapat melawanku?
Dan kita bahagia saat sadar kita mempengaruhi orang lain agar hidupnya menjadi lebih baik, dengan cara mendekat kepada Tuhan.
Life is good.
I love You, Lord!
When your life is in God’s hands, every day is your best day -Roy Lessin.
Waktu hidup Anda berada di tangan Tuhan, setiap hari adalah hari terbaik Anda -Roy Lessin.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN