Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Serangan Dalam Proses Menanti Penggenapan Janji Tuhan. ( Survival Kit Part 2)
Tidak semua masalah bisa diselesaikan secara instan. Sebagian butuh proses. Dan kerapkali, terdapat jarak pula antara perkembangan setiap harinya dengan apa yang kita imani.
Kemarin kita sudah deklarasi bahwa bersama Tuhan kita pasti menang, bukan?
Tetapi ternyata perkembangan day to day-nya seolah menuju ke arah yang berlawanan.
Familiar?
Dan sikap, pikiran serta apa yang keluar dari mulut kita, menentukan apakah kita akan menang atau kalah?
Saya teringat tulisan apik yang dikutip P.Iwan:
Tuhan berkata,
Jangan memandang kepada besarnya kebutuhanmu,
Tetapi pandanglah kebesaran Tuhan.
Jika kamu terus memangarahkan matamu kepada keadaanmu,
Iblis akan menggunakan keadaanmu untuk mengalahkan kamu dan mempersalahkan firman Tuhan.
Firman yang tertulis dan hidup itu kemenanganmu.
Kemenanganmu terletak kepada kesetiaanmu memandang kebesaran Allah dan kemampuan-Nya.
Tuhan telah berjanji untuk membimbingmu,
Langkah demi langkah.
Tidak sekaligus, tetapi langkah demi langkah.
Dan setiap langkah merupakan suatu mujijat!
Yess….
Ternyata orang sekelas Andrew Wommack pun mengalaminya.
Pelayanan Andrew memerlukan biaya yang sangat besar. Ada kalanya krisis menimpa.
Andrew tidak mau fokus pada masalah, tetapi berpegang pada janji Tuhan. Sehingga ada staf yang menganggap Andrew mengingkari kenyataan alias denial……dan tidak tahu seberapa urgent situasi yang mereka hadapi.
“Saya tahu persis seberapa parah situasinya. Tetapi Tuhan sudah memberikan pilihan di depan kita, pilih Berkat atau Kutuk? Saya memilih berkat dan percaya pada kemampuan-Nya. Terbukti Tuhan tidak pernah mempermalukan orang-orang yang menaruh harap kepada-Nya,” jelas Andrew.
Pernah suatu ketika dalam rapat, team keuangan menunjukkan fakta berupa laporan resmi bahwa pelayanan ini bangkrut. Lalu Andrew mengajak semua yang hadir berdoa bersama karena Andrew yakin, Tuhan yang mengarahkan mengerjakan pelayanan ini. Tuhan yang akan menyediakan apa pun yang dibutuhkan. Tepat mereka selesai berdoa, ada telpon masuk mengabarkan bahwa seseorang mengirimkan donasi sebesar $60.000.
Yeaaaayyyy…..
Mereka pun selamat!
Tuhan tidak pernah terlambat dan selalu bisa diandalkan.
Saya memperoleh contoh hidup!
Saya pun meneladaninya.
Pada 27 Maret 1977, Norman Williams, mengalami kecelakaan di Kepulauan Canary di mana dua pesawat Boeing 747 besar, Pan Am dan KLM, bertabrakan di landasan pacu dan terbakar. Kisah mengerikan ini dibukukan dengan judul: “Terror At Tenerife” ditulis oleh Norman Williams bersama George Otis.
593 orang tewas. Hanya sekitar 70 orang lolos, namun sekitar 10 orang mati di darat, sisanya banyak yang kehilangan penglihatan terkena serpihan metal yang meleleh dan tidak sedikit yang gila karena shocked berat.
Sungguh ajaib bagaimana Williams bisa selamat, tetap utuh dan waras. Dia memandang orang-orang yang duduk di samping kiri kanannya, dalam keadaan sangat panas, daging teman sebangkunya meleleh begitu saja. Mereka menjadi kerangka seketika. Dan api tidak membakar Williams. Bahkan bajunya utuh!
Orang-orang berteriak ketakutan. Hal-hal yang tersembunyi jauh di dalam hati mereka keluar dalam situasi krisis.
Tetapi apa yang keluar dari mulut Williams berbeda – dia mencari Tuhan. Dia telah berdoa sepakat dengan ibunya sebelum berangkat dalam perjalanan ini, bahwa dia akan aman dan selamat.
Hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah keyakinannya bahwa Tuhan akan melindunginya.
Lemparan bola api besar melayang tepat ke arahnya, tapi dia tidak terbakar. Kemudian roda pendaratan, terbang melesat ke arahnya. Ditangkapnya benda itu dan dibuangnya. Ledakan keras tepat di atas kepalanya, dan pesawat, setinggi sepuluh kaki (3meter) pada saat itu, robek. Dia melompat, ‘diangkat oleh malaikat Tuhan’, menembus lubang itu, meskipun dia berumur lima puluh tahun dan kelebihan berat badan. Tuhan secara supernatural membuatnya bisa naik ke atas badan pesawat yang terbakar.
Tiba di atas, masalah muncul lagi, dia berdiri di atas sayap sekitar 15 kaki (4.5meter) dari tanah, rasa takut tiba-tiba mencengkeramnya dan ketika dia mendarat, kakinya patah. Dalam keadaan demikian, Norman berhasil merangkak menjauh dari reruntuhan dan dijemput oleh petugas darurat. Ajaib!
Norman Williams tidak punya waktu untuk duduk dan bertanya, “Sekarang mari kita lihat, apa yang harus saya lakukan dalam situasi ini?”
Iman yang sudah tertanam di hatinya, otomatis keluar dan menyelamatkannya.
Itulah gunanya membangun fondasi rohani yang kuat di masa-masa yang baik.
Kisah ini membuktikan penggenapan janji Tuhan dalam Mazmur 91:
“Walau seribu orang rebah di sisiku dan sepuluh ribu di sebelah kananku, tetapi itu tidak akan menimpa aku.”
Yeeeeaaaaaayyyyy……
Saat keadaan berat, mata kita kerap ‘Bluuur’ memandang masalah terlalu dekat.
Mundur beberapa langkah, angkat kepala dan pandanglah Allah kita yang setia!
Janji-Nya YA & AMIN.
Hati saya pun penuh semangat untuk menerima mujijat-Nya.
Kalau Norman Williams & Andrew Womnack ditolong Tuhan, saya juga.
Bagaimana dengan Anda?
Great faith is the product of great fights. Great triumphs can only come out of great trials – Smith Wigglesworth.
Iman yg besar adalah hasil dari pergumulan yang besar. Kemenangan yang besar hanya bisa dihasilkan dari ujian yang besar – Smith Wigglesworth.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN