Bersalah & Tertuduh? Ini Solusinya!

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Bersalah & Tertuduh? Ini Solusinya!

“Bu Yenny, saya anak yang tidak diinginkan. Mama hendak menggugurkan saya tapi tidak berhasil. Itu membuat saya senantiasa merasa tertolak.”

Familiar dengan kisah seperti ini?
Sesungguhnya setiap orang pernah tertolak dalam kadar tertentu.
Bahkan Gregory Dickow mengatakan akar segala permasalahan manusia adalah Rejection, penolakan.

Masalah ini sudah dimulai begitu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Mereka malu, berusaha menyembunyikan diri dari Allah. Iblis terus menerus melontarkan tuduhan, mengingatkan segala kesalahannya sehingga manusia makin terpuruk, merasa tidak layak dikasihi dan mengasihani diri sendiri.

Manusia lupa, kunci kesembuhannya hanya satu: kembali kepada Sang Pencipta, Allah sendiri.
Dalam hati manusia, ada tempat kosong yang tidak dapat dipuaskan oleh apa pun, mau pun siapa pun… Selain Allah sendiri.

Kasih manusia itu bersyarat. Jika berharap kepada manusia, cepat atau lambat, mereka akan mengecewakan. Hanya kasih Tuhan yang tak bersyarat.


Semakin mengenal kasih Allah, semakin bahagia karena sekarang kebahagiaan saya tidak lagi tergantung pada penerimaan suami, anak, menantu, teman atau siapa pun. Tidak pula tergantung situasi di sekeliling saya.

Ketika memahami betapa besar kasih Allah bahkan sebelum saya lahir, sebelum bisa melakukan apa pun, bahkan saat masih dalam kandungan, itu pun Tuhan sudah cinta. Sungguh itu sangat melegakan. Allah mengasihi saya Tanpa Syarat!

Raja Daud bernyanyi;
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!

Bahkan Raja Daud menyatakan:
Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN MEMELUK AKU.”

Sekarang penerimaan orang lain tidaklah sepenting dulu, karena saya sudah dipuaskan dengan penerimaan Allah. Saya merasa aman, utuh, puas, sebelum berhubungan dengan orang lain. Semakin saya merasa puas dengan keberadaan saya di dalam Tuhan, makin saya bisa menoleransi dan bisa menerima kekurangan orang lain.
Semakin merasa aman dan memahami identitas saya di dalam Tuhan, semakin teman-teman dan orang-orang di sekeliling menyukai saya.

Apakah konsisten seperti itu?
Tidak!
Saya tidak steril terhadap kesalahan. Saat melakukan kesalahan, iblis pun tidak menunda serangannya. Intimidasi terus berlangsung.
Namun sekarang saya sudah punya senjata untuk menangkalnya.
Datang kepada Allah, mohon ampun, bertobat dan menyerahkan yang selanjutnya terjadi kepada-Nya.

Mengapa penting membereskan hal ini?
Ketika hubungan kita dengan Tuhan ada ganjalan, itu memberi tempat pijakan kepada iblis. Jangan beri kesempatan pada musuh.

Pada waktu kita datang meminta ampun kepada Tuhan, semua sudah dibereskan. Dosa yang semerah kirmizi, sudah dijadikan seputih salju.

Karenanya, saya belajar, apa pun yang saya alami dan rasakan, baik ketersinggungan kecil, luka, tertolak, perkataan yang menyakitkan dsb. Langsung saya serahkan kepada Tuhan, dalam doa.

Doa adalah saat kita datang untuk menyelaraskan cara pandang kita dengan cara pandang Allah. Melihat persoalan ini dari kacamata Allah. Lalu kita belajar berespon sesuai dengan kehendak Allah.
Merasa tidak mampu?
Minta Allah yang memampukan kita.

Inilah proses di mana kita memilih mentaati Tuhan, BUKAN menuruti emosi dan keinginan kita. Menaklukkan segala pikiran dan menundukkannya kepada Allah. Inilah satu-satunya cara untuk membangun karakter kita menjadi serupa dengan-Nya.

Jika kita bersedia melewati proses ini, batu sandungan yang menghadang, bersama Tuhan, kita jadikan batu pijakan untuk naik ke tempat tinggi yang tidak bisa kita capai, tanpa adanya batu itu.


Saat iblis terus menuduh, membuat perasaan bersalah menekan, kita bisa berdoa:
“Tuhan, tolonglah agar orang itu mengerti apa yang saya maksudkan dalam hatiku. Buatlah dia melupakan kata-kata salah yang sudah terlanjur keluar dan tolong agar ketulusan hatiku bisa dirasakannya sehingga kesalahpahaman bisa terurai dan diselesaikan dengan baik. “

Doa seperti ini sangat menolong untuk menghapus intimidasi.

Dan jawab kepada iblis- Answer It –
“Iblis, Allah SUDAH mengampuni kesalahanku. Aku bersih, murni seperti salju. Tuhan berkenan kepada jalanku, maka Dia akan memperdamaikanku dengan orang yang salah paham.”

Saat tunduk kepada Allah dan lawan iblis, dia akan lari.


Bagaimana dengan teman yang gagal digugurkan?
Sesuatu yang melegakan, tidak peduli apa penyebab seseorang hamil, tetapi begitu sel telur bertemu sperma di rahim seorang wanita, Tuhan sudah menetapkan tujuan bagi hidupnya. Kecelakaan, malapetaka terjadi karena dunia sudah jatuh dalam dosa.

Tetapi anak itu lahir bukan kecelakaan. Setiap anak spesial di mata Tuhan, memiliki tujuan khusus yang tak tergantikan dan Tuhan mengasihi serta menerimanya apa adanya. Tanpa syarat.

Ketika seseorang menyerahkan hidupnya, berbalik kepada Tuhan dan hidup mengikuti Hukum Kerajaan Allah, maka segala sesuatu yang menurut penglihatan kasat mata sesuatu yang ‘buruk’, akan diubah menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan.

“Mana buktinya Bu Yenny?”

Azie Taylor Morton, Menteri Keuangan Amerika Serikat pada zaman Presiden Jimmy Carter.
Dia lahir hasil dari perkosaan seorang pria terhadap ibunya yang bisu, tuli dan miskin sehingga dia tidak mengenal ayahnya.

Karena menanggung malu, ibunya melahirkannya di kebun yang sepi tanpa bidan. Yang menolong melahirkan adalah seorang ibu tua pemilik kebun.

Hidupnya sangat miskin hingga dalam umur yang masih sangat muda, Azie terpaksa bekerja untuk mencari nafkah untuk dia dan ibunya karena saat itu ibunya sakit stroke.
Dia bekerja sebagai buruh kasar di perkebunan kapas.
Azie benci keadaan saat itu.
Kecewa kepada TUHAN saat itu karena DIA tidak adil atas hidupnya. Di saat kebanyakan anak-anak menikmati hidup layak, dia harus bergumul dalam penderitaan. Diejek dengan julukan ‘anak haram’, dikucilkan dan Azie tidak melihat harapan bagi masa depannya.

Suatu hari, Azie bertemu dengan seorang pendeta.
Beliau berkata, “Azie..tahukah kamu bahwa hidup ini adalah anugerah, Nak? TUHAN memberikan kamu kebebasan memilih. Mau tetap mengeluh seperti ini atau bangkit dari kemiskinan, pilihan itu ada di tanganmu, Nak. Perlu kamu ketahui rencana TUHAN atasmu bukan rencana kecelakaan melainkan hari depan yang penuh harapan.
Selama bisa memilih, pilihlah yang terbaik.”

Nadanya lirih namun penuh makna.
Kata-kata pendeta itu membangkitkan semangatnya untuk berdiri tegak dan doa ibunya membuatnya kuat menghadapi tantangan hidup. Akhirnya Azie memilih keluar dari rasa kecewa dan tak berguna ini.

Singkat cerita, Azie mulai bekerja dengan giat untuk membiayai sekolah dan kehidupan ibunya.
Berkat doa sang ibu serta kerja keras yang ulet, akhirnya TUHAN memberkati Azie dengan melimpah, meraih kesuksesan. Azie menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Tidak hanya itu, Azie satu-satunya wanita Afro-Amerika yang tandatangannya tertera dalam lembar mata uang US dollar.
Dahsyat bukan?
Janji Tuhan Ya dan Amin!

Siap belajar? Yuk….

We receive the measure we respond. If we want to receive more, we have to respond more – Nancy Dufresne

Kita menerima ukuran selaras dengan respon kita. Jika ingin menerima lebih banyak lagi, kita yang harus lebih banyak menanggapinya – Nancy Dufresne

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post