Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Jika Ada Kesempatan Mengulangi Hidup, Apakah Kita Memilih Hidup Seperti Sekarang Ini?
Demikian pertanyaan menarik yang dilontarkan ‘adik’ saya, Ritayanti, saat IG-Life di Tanya Mentor, bersama Rita dan Ida, beberapa hari yang lalu.
Banyak orang yang kerap terjebak berandai-andai, jika ada kesempatan mengulangi Hidup, apa yang akan kita lakukan? Bagian mana kehidupan kita yang akan kita perbaiki?
Hhhmmmm ….menarik!
Tetapi saya tidak mau terjebak ke sana.
Why?
Pertama, saya tahu persis, hidup cuma sekali dan tidak bisa diulang. Wasting time berpikir untuk mengulanginya.
Ketika berpikir ingin mengulanginya, kita sibuk menginventarisasi kesalahan-kesalahan kita, yang menimbulkan penyesalan. Di samping itu, tidak sedikit pula kesalahan orang lain, yang menimbulkan sakit hati atau kesal. Sudah lewat….
Masa lalu itu tinggal impian…
“Forgiveness means letting go of the past,” Gerald Jampolsky,
“There is a fine balance between honoring the past and losing yourself in it. For example, you can acknowledge and learn from mistakes you made, and then move on and refocus on the now. It is called forgiving yourself.”
“Memaafkan berarti melepaskan masa lalu,” Gerald Jampolsky,
“Ada keseimbangan yang baik antara menghargai masa lalu dan tenggelam di dalamnya. Misalnya, Anda dapat mengakui dan belajar dari kesalahan yang Anda buat, lalu melanjutkan dan fokus kembali pada saat ini. Itu namanya memaafkan diri sendiri.”
Ke dua, memang Hidup saya sama sekali gak sempurna… Justru karena berbagai kesalahan, pengalaman yang menurut kita kurang baik itulah, saya sudah belajar menjadi pribadi seperti sekarang ini.
Wisdom, hikmat, Kebijaksanaan dalam hidup, kerap kita peroleh karena pahitnya pengalaman kehidupan.
Tidak sedikit pula, diwarnai pula pengalaman pertolongan-pertolongan Tuhan yang dahsyat. Mujizat, berkat dan berbagai bukti kesetiaan Tuhan yang amat manis dikenang.
Allahku senantiasa bisa diandalkan!
Memang banyak masalah yang menghadang kehidupan. Namun jika kita bersedia meresponinya dengan sikap positif dan terus bergantung kepada Tuhan, maka Tuhan bisa mengubah batu sandungan masalah itu, agar diubah menjadi batu pijakan untuk naik ke tempat tinggi, yang tidak bisa dicapai, tanpa adanya batu pijakan itu.
Itulah dahsyatnya bekerja sama dengan Allah.
Yang ke tiga, Tuhan itu bisa mengembalikan waktu-waktu kita yang hilang. Memang tidak persis sama, namun dengan caranya yang ajaib, Tuhan bisa.
“Aku (Tuhan) akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu. Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama Tuhan, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.” Janji Tuhan.
Joel Osteen bercerita, semasa putrinya, Alexandra kecil, dia begitu sibuk mendampingi ayahnya, John Osteen, dalam pelayanan ke luar negeri.
Joel berdoa kepada Tuhan minta pemulihan untuk waktu-waktu yang hilang.
Dan Tuhan mengatur, sehingga Alexandra lebih suka bersama-sama dengan ayahnya daripada menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Hubungan mereka sangat dekat… Tuhan sungguh-sungguh menjawab doa!
Apakah hanya hubungan? Tidak!
Tuhan bisa mengembalikan proyek kita yang hilang. Berkat-berkat yang lenyap karena pandemi.
Pertemanan yang hilang, kesehatan yang hilang dan apa saja yang bisa kita pikirkan.
“Minta… And whatever things you ask in prayer, believing, you will receive. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
Asal kita percaya….
Percaya berarti kita melihat jawaban doa di dalam pikiran dan Roh kita.
Believing is Seeing
Daripada sibuk berandai-andai bagaimana memperbaiki masa lalu, mengapa kita tidak menyibukkan diri membangun, mencipta serta memperbaikinya untuk masa depan?
Biarkan pengalaman masa lalu, yang baik mau pun yang buruk, menjadi fondasi, pijakan kita dalam menciptakan masa depan yang penuh harapan…
Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
Setuju?
Yesterday is history.
Tomorrow is a mystery.
Today is a gift.
That’s why we call it ‘The Present’
– Eleanor Roosevelt
Kemarin adalah sejarah.
Besok adalah misteri.
Hari ini adalah anugerah.
Itulah mengapa kita menyebutnya ‘The Present =Hadiah’
– Eleanor Roosevelt
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN