Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Leadership Is Action Not Position…
Carrie Pickett mengajarkan pelajaran baru di kelas kami, Team Building 101. Dan yang pertama-tama di wanti-wanti, jangan sampai Title, gelar, jabatan, atau apa pun istilahnya, membuat kita merasa lebih tinggi dan membatasi diri kita dengan orang lain.
Carrie Pickett yang merintis dan mendirikan Sekolah Charis di berbagai kota di Rusia, sukses besar. Bahkan bersama suaminya, Mike Pickett, mereka sekarang menjabat sebagai Vice President di Sekolah Charis, yang sudah punya puluhan cabang di seluruh dunia, pusatnya di Colorado, USA.
Carrie Pickett menegaskan ketika membangun tim, yang diutamakan adalah pertumbuhan para anggotanya. Bukan mengutamakan kepentingan kita pribadi.
Berikan dirimu, tuangkan hati dan visimu, agar menjadi hati dan visi mereka juga, maka pada akhirnya, visi itu menjadi visi bersama.
Banyak diantara para anggota, yang akhirnya berhasil mengembangkan sesuatu yang tidak pernah mereka sadari, bahwa mereka memilikinya. Dan mereka bersukacita serta bersemangat sekali, ketika berhasil menggali dan menemukan harta karun yang tersimpan di dalam mereka sendiri. Konon itu pemberian yang paling berharga, yang bisa kita berikan kepada seseorang.
Banyak diantara anggota tim Carrie yang sukses di berbagai bidang lainnya.
“Sedih tetapi kita harus rela melepaskan mereka, untuk berprestasi dan berkarya lebih luas bagi Tuhan,” ujar Carrie Pickett.
“Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about others.” – Jack Welch
“Sebelum Anda menjadi pemimpin, kesuksesan adalah tentang mengembangkan diri Anda sendiri. Ketika Anda menjadi seorang pemimpin, kesuksesan adalah tentang mengembangkan orang lain.” -Jack Welch
Sesuatu yang mempesona adalah kerendahan hati para guru-guru yang diteladankan kepada murid-muridnya. Mereka tetap membumi, menyapa orang-orang tanpa ada batasan. Tidak menganggap jabatan mereka yang tinggi, reputasinya yang sudah mendunia, lalu sikapnya menjadi berbeda dan sangat menjaga jarak, seolah kastanya berbeda dengan orang kebanyakan…. Mereka tetap rendah hati. Penampilannya juga bersahaja. Mudah didekati dan terbuka.
Bahkan Andrew Wommack, founder Sekolah Charis, dengan polosnya bercerita, banyak orang yang masuk sekolah karena mereka merasa diberkati membaca buku-buku Andrew. Tetapi setelah masuk sekolah, mereka menyadari banyak guru-guru lain yang tidak kalah bagusnya dengan Andrew.
“Andrew, saya pikir saya ke Sekolah Charis karena Anda, ternyata guru-guru lain pun tidak kalah bagus bahkan lebih bagus dari Anda…” Dan Andrew bisa mengutip serta menceritakannya dengan santai, sambil tertawa tanpa beban….
Wow….
Sungguh hanya pribadi yang aman, paham betul siapa dirinya serta identitasnya di dalam Tuhan, dan berjiwa besar, yang bisa bersikap seperti Andrew. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Andrew menyebut nama Barry Bennett, Greg Mohr, Paul Milligan, Billy Epperhart dll memujinya secara terbuka.
Di sekeliling kita, tidak sedikit pemimpin yang begitu melihat potensi bawahannya, mulai nampak bersinar, dipuji-puji orang, segera disingkirkan. Pemimpin ini takut tersaingi.
Bahkan ada istilah, “tabu kalau ada matahari kembar”. Konon demikian.
“A leader is like a shepherd. He stays behind the flock, letting the most nimble go out ahead, whereupon the others follow, not realizing that all along they are being directed from behind.” – Nelson Mandela
“Seorang pemimpin itu seperti seorang gembala. Dia tetap di belakang kawanannya, membiarkan yang paling gesit maju, lalu yang lain mengikuti, tanpa menyadari bahwa selama ini mereka diarahkan dari belakang.” – Nelson Mandela
Pemimpin besar mengarahkan dari belakang, tanpa mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri, mendorong yang berpotensi untuk maju, memberinya kesempatan, agar kelak bisa menggantikan dirinya.
Tidak ada yang namanya kesuksesan, jika tidak ada penerus, dan seorang pemimpin besar adalah seseorang yang bisa menghasilkan pimpinan yang lebih hebat daripada dirinya.
Keteladanan guru-guru ini, mencelikkan mata saya, ada cara yang lebih bijaksana menjadi pemimpin.
Pribadi kita adalah cermin Allah pada dunia.
Kita ini bukan siapa-siapa…. Klo Tuhan berkenan memberi kita kesempatan agar bisa menjadi berkat bagi orang lain, semua itu titipan semata.
“Ojo Dumeh..” istilah Orang Jawa. Jangan mentang-mentang alias sombong.
Saat pulang ke surga, setiap manusia sama saja. Yang disombongkan ketika hidup, akan ditinggal semua.
Nach yang dikenang saat meninggal dunia nanti, bukan berapa banyak aset yang kita miliki, melainkan seberapa banyak kita sudah berkarya bagi kehidupan sesama.
Seberapa banyak hidup orang lain menjadi lebih baik, karena mereka mengenal kita.
Apakah Nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita?
Steven Covey menyarankan agar kita merenungkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, dan mengerjakannya melalui sekarang.
Ketika berfokus mengejar kemuliaan bagi nama-Nya, cara kita hidup, berbisnis, menjalankan sekolah pun menjadi berbeda.
Saya pun belajar.
Leadership is action, not position.
It’s all about God, not us.
It was pride that changed angels into devils; it is humility that makes men as angels. – Augustine
Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi setan; kerendahan hati yang menjadikan manusia seperti malaikat. – Agustine
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN