Small Things Matters

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Small Things Matters!

Saya mengenal sahabat baru ini di sebuah persekutuan doa. Ternyata istrinya membuat sus durian yang lezat. Dalam beberapa kesempatan, saya sengaja memesan sus durian buatannya karena saya suka menikmati sesuatu yang lezat bersama teman-teman. Serasa lebih lezat ketika dinikmati bersama teman-teman yang saya kasihi. Alasan lain, daripada saya memesan kue buatan orang yang tidak kenal, lebih baik memberkati teman sendiri.

Sesuatu yang menarik, saya biasa order, langsung tanya harus transfer berapa plus ongkir. Sahabat saya check biaya gojek. Ternyata ongkir 18 ribu karena jarak cukup dekat dari rumahnya. Saya segera mentransfer uangnya.

Pada hari H, ada WA. Ternyata karena membayar dengan Go-Pay ada discount sehingga ongkir hanya 13 ribu. Dia mengirim screenshot buktinya. Ah… cuma beda 5 ribu. Saya bilang gak usah dipikirin.

Lama berselang setelah kejadian itu, saya memesan sus durian lagi. Sahabat saya tidak lupa dengan kelebihan uang 5 ribu itu, meski saya lupa, dipotongkannya dalam jumlah uang yang harus saya transfer.

Saya sungguh bangga memiliki sahabat yang berintegritas yang tinggi. Berkali-kali saya mengalami, teman yang katanya cinta Tuhan, tetapi ketika dipercaya untuk arrange sesuatu, mengambil keuntungan pribadi.
Saya belajar membedakan jika sedang berbisnis, tentu saja saya mengambil untung, tetapi kalau saya dimintai tolong, apalagi dengan teman, saya anti mengambil komisi. Lebih baik terbuka, ini ada charge tambahan atau tidak. Pantang saat dipercaya orang lain lalu mengambil komisi secara diam-diam. Jangan sampai jumlah uang yang tidak seberapa lalu merusak nama baik dan mengecewakan.
Tindakan kita berbicara lebih keras daripada seribu kotbah, demikian kata orang bijak.


Semakin ke belakang, semakin dekat hubungan dengan Tuhan, semakin jelas saya melihat hal-hal kecil yang tersembunyi. Alarm-Nya nyaring terdengar!
Ada teman-teman yang bahasanya manis legit, seolah betapa penting saya bagi dirinya, tetapi ketika makin ke belakang, saya tahu kata-katanya hanya basa-basi. Tentu ada ‘maksud’ dibalik ungkapannya.
Saya hanyalah salah satu yang ‘diopeni, ‘di-maintain’ untuk kepentingan pribadinya.

Sakit hati? NO!
Saya mengambil keputusan jauh-jauh hari sebelumnya, Tidak Akan Sakit Hati, Pahit Hati, Tersinggung, Offended atau apa pun istilahnya. Melainkan menjaga hati tulus, bersih dan jujur di hadapan Tuhan & manusia, karena dari hatilah terpancar kehidupan. Dan orang yang murni hatinya yang dapat melihat Allah. Sepadan hasilnya!

Penting untuk mengambil keputusan sebelum terjadi, begitu ada serangan, prinsip sudah tegak berdiri. Ini pembelajaran yang saya peroleh.

Prinsip yang diajarkan untuk dihidupi:
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Mudah? Tidak tapi terus belajar!
Cerdik seperti ular tetapi tulus seperti merpati.
Jangan mau dibodohi, dimanfaatkan dan ditipu, tetapi tetap mengasihi dengan tulus, baik, murah hati, tidak merugikan or mengambil keuntungan dari orang lain. Jika memberi nasehat, tempatkan diri di sepatu orang itu.

Itu targetnya. Menyeimbangkannya butuh hikmat Tuhan.
Jika mengaku beriman, percaya Tuhan, seyogyanya orang lain melihat karakter Allah yang terpancar melalui kita, bukan?


Ada teman-teman yang ketika mengungkapkan fakta: ABC, hanya menekankan pada C saja.
Ketika kita menekankan C secara berlebihan, diberi Bold, stabilo, maka tanpa sadar menggiring orang lain melihat secara tidak seimbang. Akhirnya, pendengar bisa mengambil kesimpulan pribadi yang salah. Tersesat akibat penyajian fakta yang tidak balance.

“Lho aku gak pernah ngomong seperti itu …. Orang itu yang mengambil kesimpulan sendiri.”

Pastikan kita menjadi pembawa berita kebenaran yang seimbang. Jangan membiarkan orang lain terperosok ke dalam selokan karena info kita yang ‘kurang’ akurat.

Contoh lainnya, “Mana ada B. Yenny tanah di Jakarta yang harganya 1 jutaan?”
Betul kalimat itu, exactly, tapi menyesatkan!
Masalahnya, tanah yang ditawarkan itu BUKAN di Jakarta tapi di Tangerang Pelosok. Bagi orang dari daerah, biasa menganggap Jabodetabek = Jakarta.
Tapi setelah tinggal di sini sadar, Tangerang itu BUKAN Jakarta.

Alangkah baiknya, jika kita bertanya kepada diri sendiri:
– Apa motivasi saya mengungkapkan fakta secara tidak seimbang? Berbasa-basi dengan manis legit? Memberi info yang hanya setengah benar?
– Bisakah orang lain tersesat karenanya?
– Siapa yang diuntungkan jika ‘ketersesatan’ itu terjadi?
– Kita betul-betul mau melayani orang lain, atau demi kepentingan kita sendiri, karena butuh penonton yang bertepuk tangan? Butuh massa, yang mendukung kredibilitas agar bisa meraih peluang lain yang menguntungkan secara pribadi?

Motivasi itu beda tipis pada awalnya, tetapi endingnya akan beda jauh.
Banyak orang yang sudah bosan dengan institusi yang menamakan diri pelayanan, memakai nama Tuhan, tetapi ujung-ujungnya untuk kepentingan pribadi.

Peluang bagi kita, yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, menunjukkan bahwa kita tulus, tanpa ada motif tersembunyi, sepenuh hati mengasihi….

Mau? YUK…. Jadilah yang langka!

The proof of spiritual maturity is not how pure you are but awareness of your impurity. That very awareness opens the door to grace. – Phillips Brooks.

Bukti kedewasaan spiritual bukanlah seberapa murninya Anda, melainkan Kesadaran akan Ketidakmurnian Anda. Kesadaran itu sendiri membuka pintu Anugerah. – Phillips Brooks.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post