Napoleon Bonaparte Kalah Perang Karena Gunung Tambora, Di Sumba, Indonesia????? Lhah .. Bagaimana Mungkin? (Mengenang Joseph & Martha Pratana)

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Napoleon Bonaparte Kalah Perang Karena Gunung Tambora, Di Sumba, Indonesia????? Lhah .. Bagaimana Mungkin? (Mengenang Joseph & Martha Pratana)

Note:
Artikel ini sengaja saya post ulang untuk mengenang alm. Joseph Pratana yang meninggal beberapa hari lalu. Dari beliaulah saya tahu, sejarah Gunung Tambora dan Napoleon Bonaparte. Lalu saya research, muncullah artikel ini pada 3 Maret 2021.

Saya dekat dengan alm.istrinya, Martha Pratana yang meningal dunia th 2019. Beliau itu guru, editor dan sahabat yang setia membimbing saya dalam bidang menulis hingga menerbitkan buku.

Selamat Jalan P. Joseph Pratana, berkumpul kembali dengan Martha di surga.


Masih ingat Napoleon Bonaparte? Raja Perancis yang sangat terkenal.
Ternyata ada kisah menarik yang tak terduga:
Napoleon Bonaparte kalah karena ‘serangan dari Sumba, Indonesia’.

Lho apa hubungannya?
Bukannya Perang Waterloo terjadi di Belgia?
Nach ini dia kisah uniknya!

Napoleon Bonaparte naik pangkat dari tentara Prancis selama Revolusi Prancis, menguasai pemerintahan Prancis pada 1799 dan menjadi kaisar pada 1804. Melalui serangkaian perang, ia memperluas kerajaannya di seluruh Eropa barat dan tengah. 

Pertempuran terakhir Napoleon, terjadi di Waterloo, Belgia pada tanggal 18 Juni 1815. Napoleon sudah merancangkan dengan sangat cerdik, memilih berperang di musim panas sehingga cuaca dan kondisi tanah kering dan cocok untuk pertempuran besar.

Tanpa dinyana, Gunung Tambora di Sumba, Indonesia, meletus. Salah satu letusan gunung berapi terkuat dalam sejarah yang pernah tercatat.  Menewaskan tidak kurang dari 100.000 orang, dan memuntahkan sejumlah besar abu, letusannya hingga 43 kilometer (27 mil) ke atmosfer menyelimuti dunia, sehingga mengakibatkan peristiwa terkenal yang disebut Tahun Tanpa Musim Panas.

Di musim yang seharusnya panas, turun hujan deras. Kesalahan terbesar Napoleon dalam situasi kritis ini, dia menunggu sampai tengah hari, untuk memberikan perintah penyerangan karena menunggu, agar tanah yang tergenang air mengering setelah hujan badai terjadi pada malam sebelumnya.  Penundaan itu memberi kesempatan pasukan musuhnya, Blucher, yang tersisa, yang berjumlah lebih dari 30.000, memiliki waktu untuk berbaris ke Waterloo dan bergabung dalam pertempuran hari itu. Pertempuran Waterloo, di mana pasukan Napoleon dikalahkan oleh Inggris dan Prusia, menandai akhir pemerintahan dan dominasi Prancis di Eropa.

Dr. Genge menambahkan: Victor Hugo dalam novel Les Miserables berkata tentang Pertempuran Waterloo:
langit yang mendung di luar musim sudah cukup untuk menyebabkan runtuhnya dunia’. Sekarang kita selangkah lebih dekat untuk memahami peran Tambora dalam pertempuran di belahan dunia lain. “

Membaca kisah ini, saya terpana.
Betapa sering manusia mengandalkan kekuatan, kepintaran dan kemampuannya sendiri.
Tetapi siapa yang menyangka, Gunung Tambora di Indonesia, yang berjarak ribuan kilometer dari Belgia, mampu menggagalkan rencana Napeon Bonaparte di Waterloo, Belgia. Dan menyebabkan kekalahannya.

Berapa kali Eropa mengalami tahun tanpa musim panas dalam kurun berabad-abad?
Langka!
Bahkan mungkin satu-satunya.

Belajar dari sejarah ini, alangkah baiknya jika dalam merancangkan segala sesuatu, kita membawanya kepada Tuhan, yang Mahatahu.
Tuhan sudah tahu dan memperhitungkan kalau Tambora akan meletus dan seberapa besar pengaruhnya.

Tuhan menggunakan fenomena alam yang terbukti menurut science, membuat Laut Merah terbelah sehingga Musa dan bangsanya, lolos dari kejaran Firaun dan tentaranya yang berkereta dengan senjata lengkap.
Justru Firaun dan tentaranya, yang mati tenggelam saat mengejar Musa.
Solusi ajaib yang hanya sekali terjadi di sepanjang sejarah umat manusia.

Dengan cara yang sama, Tuhan mampu menyelamatkan kita seperti Musa, jika saja kita menyertakan Tuhan dan bergantung kepada-Nya.

Mengalami masalah berat tanpa solusi?
Datang kepada Tuhan dan serahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya.
Kita tidak tahu solusinya, tapi Tuhan tahu.
Dia tahu apa yang sedang terjadi saat ini, posisi kita sesungguhnya dan apa akan terjadi di masa depan. Dengan demikian, strategi terbaik sudah diatur-Nya.
Tugas kita hanyalah percaya dan beriman.

Tuhan membutuhkan iman, agar dapat bekerja dalam hidup kita. Sementara iblis butuh ketakutan, agar dapat merusak hidup kita, ujar Yuliadi mengutip Crefo Dollar.

Tapi gak masuk akal….?
Don’t worry about how God will work things out… you just focus get closer to Him, and He will handle the rest.- Joel Osteen.

Jangan khawatir tentang bagaimana Tuhan akan menyelesaikan semuanya … Anda hanya fokus lebih dekat dengan-Nya, dan Dia akan menangani sisanya. – Joel Osteen.

Otak kita yang sebesar kacang, kata Greg Mohr, memang tidak bisa memahami jalannya Tuhan.
Kembali saya diingatkan, jika Gunung Tambora di Sumba, Indonesia, bisa menentukan pertempuran Waterloo, tentunya banyak hal tak terpikirkan bisa menciptakan solusi.

When it seems everything is falling apart, God’s hidden work always remains – Angela Thomas.

Waktu semuanya sepertinya berantakan, pekerjaan Tuhan yang tersembunyi selalu tetap ada -Angela Thomas.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post