Mengalami Allah Secara Pribadi. Mau?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Mengalami Allah Secara Pribadi. Mau?

Setelah post artikelSerba Serbi Gosip & Hutang, japri berdatangan. Dari curhat pengalaman memberi hutang yang berakhir dengan berbagai masalah, hingga keluhan dimanfaatkan orang karena suka memberi.

Kerapkali kita terpenjara dengan istilah ‘Anak Tuhan harus murah hati’, sehingga dimanfaatkan oleh orang-orang yang selalu membutuhkan pemberian yang tidak ada habis-habisnya. Bahkan bak arisan, seluruh anggota cellgroup digilir.

Dulu saya pun begitu. Klo ada orang datang mengeluh, butuh pertolongan, lalu berpikir bahwa setidaknya mesti kasi duit.
Hhhm… Meski pun kadang-kadang dengan terpaksa. Cape… Gak habis-habis, datang dan pergi.
Sampai Sekolah Charis, saya melihat cara P. Irwan, direktur Charis Indonesia, menyikapinya secara berbeda.

Suatu ketika ada seorang murid yang datang pada P. Irwan, curhat, dia gak bisa lanjut sekolah karena tidak ada dana. P. Irwan mengingatkan, dia sudah belajar bahwa Tuhan itu Allah yang menjawab doa.

Segala kekayaan, kemakmuran, kelimpahan, kesehatan, hikmat sudah tersedia lengkap di dalam rohnya. Tuhan sudah memberinya kekuatan atau potensi untuk memperoleh kekayaan.

Ingat yang diberikan Tuhan itu potensi, bukan uang yang jatuh dari langit. Jadi kita yang harus bekerja. Kita mengerjakan yang natural, Tuhan mengerjakan yang supernatural. Tuhan melipatgandakan apa yang kita kerjakan. Itu prinsipnya.

Kalau kita bekerja dengan usaha 5, misalnya. Tanpa Tuhan, hasilnya mungkin 6 atau 7 saja.
Tetapi dengan bekerja sama dengan Tuhan, maka Tuhan bisa melipatgandakannya menjadi 30, 60 atau 100 kali lipat.
Jadilah usaha 5 x (dilipatgandakan Tuhan) 60 = 300.

Tetapi kalau tidak bekerja, usahanya NOL.
60 X 0 = 0… Nol besar.
Bukannya Tuhan tidak memberkati, tapi karena manusia tidak melakukan bagiannya. Tuhan memberkati 60 x lipat, karena usahanya nol, hasilnya tetap nol.

Banyak yang tidak paham bahwa Berkat Tuhan Tidak Otomatis!
Berkat Tuhan berupa potensi. Untuk memanifestasikannya di alam natural, Harus ada Respon Iman. Ada bagian Tuhan dan ada bagian kita. Itu rumusnya.

Lalu P. Irwan mengajaknya berdoa sepakat dan minta Tuhan menolongnya, serta mendorong murid itu, untuk mempraktikkan apa yang sudah dipelajarinya.
Hasilnya?
Tidak sampai sebulan, murid itu datang kembali dengan penuh sukacita. Dia memperoleh terobosan, mampu bayar uang sekolah, punya pekerjaan yang menghasilkan dan mengalami Tuhan secara pribadi.

Yeaaaayyyy….
Itu yang dinamakan mendidik.
Klo memang kekurangan sekali, okelah sekali, dua kali, kita memberinya uang untuk makan. Tetapi setelah itu, ajari dia mengenal Tuhan secara pribadi dan mengalami Tuhan.
Begitu seseorang mengenal Tuhan secara pribadi, maka dia bagaikan menemukan Sumber Mata Air Hidup yang tidak akan pernah kering, terus mengalir di dalam hidupnya dan menyegarkan, tidak hanya untuk dirinya saja tetapi akan mempengaruhi keluarga dan lingkungannya pula.

Justru ketika sedikit-sedikit memberinya uang, kita sedang Playing God… Seolah menjadikan diri kita tuhannya. Membuatnya tergantung kepada kita.

Ya kalau soal uang…. Mungkin kita bisa memberi.
Bagaimana jika masalah kesehatan? Menderita penyakit yang menurut dokter tidak tersembuhkan?

Ketika orang itu memperoleh Sumber Mata Air Kehidupan, yaitu Allah sendiri, yang terjawab bukan sekedar masalah ekonomi, tetapi masalah sakit penyakit pun disembuhkan.
Termasuk penyakit yang menurut dokter tak tersembuhkan, bagi Tuhan perkara kecil.
Flu & kanker sama-sama enteng buat Tuhan.
Memperoleh kesehatan Ilahi pula.
Butuh hikmat untuk menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, tersedia di dalam Allah pula.
Artinya, dia memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan dalam hidup, untuk menjadi pemenang.
Dahsyat bukan?

Mari kita bawa teman-teman kita untuk mengenal Allah secara pribadi.
Di dalam Dialah tersedia sukacita, damai sejahtera dan kelimpahan yang kekal.
Apa pun yang dibutuhkannya dalam hidup tercukupi, di mana pun dan kapan pun….
Hikmat, kepandaian, umur panjang, kehormatan, perlindungan menjadi miliknya.
Apa yang bisa lebih baik di dunia ini, melebihi mengenal karib Sang Pemilik Kehidupan!
Bukankah itu harta karun, abundance, kelimpahan yang luar biasa?

“There is a world of difference between knowing something to be true in your head and experiencing the reality in your life.”? Henry T. Blackaby

“Ada perbedaan besar antara mengetahui sesuatu yang benar di kepala Anda dan mengalami kenyataan itu dalam hidup Anda.”- Henry T. Blackaby

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post