Apakah Prioritas Investasimu?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Apakah Prioritas Investasimu?

The first investment you have to make, is in yourself. You can not give what you do not have. – John C Maxwell.

Investasi pertama yang harus Anda lakukan adalah berinvestasi pada diri Anda sendiri. Anda tidak dapat memberikan apa yang tidak Anda miliki. – John C Maxwell.

Tuhan menegaskan kepada saya, prinsip ini, melalui 2 tokoh hebat yang mendunia: John C. Maxwell dan T. D. Jakes.

Dengan apik, T. D. Jakes, menggambarkan prinsip ini.
T. D. Jakes menunjukkan Jar, tempat air yang mewah, unik, lucu, keren dan mahal, tetapi ketika dituangkan ke dalam gelas, kosong… Tidak ada air yang menetes.

“Tidak peduli sehaus apa saya, ketika Jar itu dituang, tidak ada sesuatu yang bisa saya peroleh. Tidak ada air. Dengan cara yang sama, semewah apa pun penampilan seseorang, kalau dia tidak memiliki sesuatu di dalamnya, tidak ada sesuatu yang dapat diberikannya. Semua itu hanya bungkus, tanpa isi.”

Wow…. Saya merenung…

Berarti yang terpenting adalah membangun diri kita sendiri. From the inside out.
Caranya?
Ya melekat dengan Sang Empunya Kehidupan, Allah sendiri. Dialah sumber sukacita, damai sejahtera, antusias, semangat, energi yang membuat kita bergairah menyongsong kehidupan karena tahu, hidup kita punya tujuan.
Hidup kita bermakna.
Hidup kita berguna bagi orang lain.

Ketika hidup kita penuh dengan firman, kasih, damai sejahtera, hikmat, jawaban dll dalam hati, maka apa yang ada di dalam hati kita sedemikian penuhnya, hingga melimpah memberkati orang lain. Mereka memperoleh jawaban, arahan dan dipuaskan dari hikmat yang kita miliki.

Uniknya, sebagian orang masih tidak paham bahwa hidup hanya untuk diri sendiri, itu menjauhkannya dari kepuasan.
Mungkin saja hartanya kian menumpuk, tentu orang-orang mengaguminya tetapi berhenti sampai disitu saja. Justru dari hasil penelitian terbukti, menimbulkan iri hati dan persaingan. Akibatnya, teman-teman yang dimiliki hanyalah teman palsu.
Berteman tetapi saling bersaing pula. Melelahkan.

Kerinduan setiap orang adalah menjadi bagian dari sesuatu yang besar melampaui dirinya, dan bermakna.
Hidup yang bisa membangun dan membantu orang lain. Nach di dalam memberi itulah kita menerima kebahagiaan.


Seorang pria kaya yang merasa hidupnya hampa.
Seorang bijak menyarankan dia mengunjungi panti asuhan.
Dilihatnya anak-anak kecil yang hidupnya sederhana, namun bergairah penuh sukacita.

Seorang anak laki-laki kecil menghampirinya. Menggandeng tangannya, Berterima kasih untuk mainan yang dibawakannya.
Matanya yang kecil berbinar-binar dan menyentuh hatinya…
Sang pria kaya terharu….
Binar-binar keceriaan mulai bersemi di hatinya…
Ah… Ternyata hidupnya berguna.

“Aku bisa support mereka. Hidupku bermakna…,” bisiknya dalam hati.


Sadarkah kita, apa pun yang ada di dalam kita itu terpancar keluar?
Nilai-nilai hidup kita, mengalir melalui kata-kata, sikap, dan penampilan kita.

Dengarkan 10 menit pertama kalimat yang terucap, saat kita berjumpa dengan orang yang baru dikenal, maka kita tahu gambaran siapakah dia?

Mengeluh ketakutan terhadap Covid? Atau justru hidupnya begitu aman, penuh iman, dan menyongsong masa depan dengan ceria karena imannya?

Identitas kita yang sejati di dalam Tuhan itulah yang membuat kita menjadi pribadi yang utuh.
Kasih Allah yang mengalir melalui kita, karena kita terlebih dahulu dikasihi oleh Allah.
Rasa aman yang tak tergoyahkan, karena paham betul Allah berdiam di dalam roh kita.
Jika Allah ada di dalam kita, siapa dapat melawan kita?
Kita tidak takut akan kabar celaka, bencana dsb.
Yakin betul, seribu orang boleh rebah di sisiku dan sepuluh ribu di sebelah kananku, tetapi itu tidak akan menimpaku.
Malaikat-malaikat-Nya berkemah di sekeliling rumah kita.
Saat ada masalah menimpa, hatinya tetap tenang. Yang hatinya percaya kepada Tuhan, dijagai-Nya dengan damai sejahtera yang sempurna.
Hikmat Allah akan menolongnya menemukan jalan, saat tiada jalan.
Bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil.

Pemahaman akan identitas diri seseorang di dalam Tuhan, memancar menjadi ‘aura’ atau wibawa Allah.
Penyertaan Allah yang tidak pernah meninggalkan dan membiarkannya, menjadi fondasi teguh dalam kepribadiannya.

“Orang yang baik, mengeluarkan hal-hal baik dari perbendaharaan hatinya yang baik”, ujar sang bijak. Karena hatinya dipenuhi perkataan Allah, maka perkataan Allah yang berupa roh dan hidup dan penuh kuasa, yang meluncur melalui bibirnya.

Hal-hal inilah yang bisa dibagikan kepada orang lain. Menjadi air sejuk yang memulihkan dari dahaga. Sehingga orang yang datang, mendekat, merasakan kesegaran yang baru karena kasih Allah di dalam hati orang yang percaya kepada-Nya bagaikan aliran-aliran air hidup….

Setiap orang punya tujuan hidup dan peran yang berbeda, namun saling melengkapi dan saling membutuhkan, untuk menggenapi rancangan Tuhan bagi dunia ini.

Mari kita berinvestasi, membangun diri kita, di atas fondasi kebenaran nilai-nilai Allah, yang tak lekang oleh waktu, tetap sama baik dahulu, sekarang dan selamanya. Menjadikan diri kita pribadi yang utuh, wadah yang taat dan setia, mengalirkan kehendak-Nya, melalui hidup kita.
Menggenapi tujuan hidup saat kita lahir ke dunia ini.

“Rather than love, than money, than fame, give me truth.”? Henry David Thoreau

“Melebihi dari cinta, uang, atau ketenaran, berikan kepadaku kebenaran.” – Henry David Thoreau

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post