Tabur-Tuai, Prinsip Kehidupan. Masa Sich???

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Tabur-Tuai, Prinsip Kehidupan. Masa Sich???

Salah satu apartemen saya dikelola oleh agent penyewaan berbasis apps. Nach seperti biasa, semua komunikasi hanya bisa by chat dan email. Bisa lama tunggu jawaban dan kadang gak jelas.

Suatu ketika, kami ingin menyewakan tahunan saja supaya gak repot dan jelas perolehannya.
Berbasis apps tidak pasti penghasilan tiap bulannya.

Akhir Oktober sudah saya infokan agent tsb. Tgl 5 desember saya minta kunci dan kartu akses bisa saya terima. Tolong diatur prosesnya. Hasil pembicaraan by chatting semua sudah beres. Lega.

2 kali di akhir November saya ingatkan lagi, saya mau tgl 5 Desember kunci dan akses bisa saya terima karena akan langsung ditempati oleh penyewa yang baru.

Tgl 4 Desember saya chat lagi, besok kunci saya minta. Dan alamaaaak…

“Maaf bu, tutup kontrak tgl 5 Desember berarti kunci bisa diterima tgl 9 Desember. Perlu proses…” tertulis dalam chat.

Gubraaaaaakkkkkk…
Duh… Sebelnya… Lha kan sudah diingatkan berulang kali…

Ada suara kecil dalam hati berisik,
“Yenny, tenaang… Percayakah kamu kepada-Ku?”

“Ya Tuhan… Saya sudah janji besok serah terima kunci dengan penyewa baru. Saya malas menjelaskan ini itu dengan berbagai alasan… Koq rasanya saya bukan orang yang bertanggung jawab… Kan sungkan, Tuhan… Gak jadi teladan.”

Menuruti keinginan hati, ingin marah, mengomel dan bete…


Terlintas dalam ingatan ini, P. Adi….
Beliau marketing di agent tsb. dan pernah menghubungi saya sekian tahun lalu.

” Oke, Tuhan… Saya coba kontak P. Adi…”

Beberapa tahun lalu ada marketing agent tsb. menghubungi saya, sambil memperkenalkan diri, P. Adi namanya.
Orangtua dan keluarganya datang dari luar kota dan butuh penginapan.

“B. Yenny, boleh gak saya sewa unit ibu tapi kasi harga khusus ya bu…Supaya orangtua saya bisa agak lamaan mengunjungi saya.”

“Ya sudah P. Adi… Begini saja, P. Adi bayar uang ganti sprei, selama sprei gak diganti, P. Adi kan cukup bayar sekali. Terserah mau tinggal berapa lama. Unitnya free biar dipotongkan jatah saya pakai unit itu… Saya kan bisa pakai free 21 hari dalam setahun.”

“Beneran bu? Wow… Matur suwun sanget bu…”

Setelah itu ya sudah…. Nyaris gak pernah kontak P. Adi lagi. Bahkan saya lupa, sampai Tuhan yang mengingatkannya.

Saya coba telpon P. Adi, menceritakan permasalahan yang saya hadapi.

“Bu Yenny, saya bicarakan dulu dengan bagian serah terima, nanti ibu saya hubungi lagi.”

Tidak lama kemudian, P. Adi menelpon,
“B. Yenny, hari ini kunci dan kartu akses bisa di serah terimakan tetapi untuk prosedur administrasi, ibu ikuti saja arahan kantor ya… Tgl 9 Desember baru secara resmi surat ditandatangani.”

“Baik P. Adi… Terima kasih banyak…”

Yeaaaayyyy….. Semua beres ketika mentaati Tuhan, gak perlu emosi, marah dll. Cara Tuhan tidak terpikirkan.
Ternyata apa yang saya lakukan sekian tahun lalu, dipersiapkan Tuhan agar menjadi solusi masalah hari ini.
Untung koq ya taat saat itu…
Hhhmmm… Pokoknya saat Tuhan menggerakkan untuk melakukan sesuatu, taati saja…

P. Chris Manusama menulis,
Live each day with an open ear toward heaven, eager to respond to any whisper from God.

Hiduplah setiap hari dengan telinga terbuka kepada surga, semangat untuk meresponi setiap bisikan dari Tuhan.


Pelajarannya:
Dalam hidup kita tidak pernah tahu kapan kita butuh bantuan seseorang.
Ada orang yang kalau menolong atau melakukan sesuatu, selalu berpikir : apa untungnya bagi saya?
Atau kalau menolong, dengan tujuan pamrih di belakangnya.

Saya selalu mengajari anak-anak, gak usah mikir begitu…. Tabur saja hal-hal baik selama kita bisa.
Ibarat di sana sini kita menabur berbagai benih. Ada cabe, pepaya, mangga, durian, semangka dll…
Ke mana pun kita pergi, selalu ada tanaman yang berbuah. Kita gak petlu khawatir kekurangan.

Gak usah dipikiri, gak usah ditungguin. Kita punya Allah yang adil dan tidak pernah ingkar janji..
Bahkan belum tentu orang yang menolong kita kelak adalah orang yang pernah kita tolong.
Bisa jadi Tuhan mengutus orang yang tidak pernah kita kenal untuk menolong kita.

Hukum dunia itu Tabur-Tuai… Apa yang kita tabur, pasti kita tuai, entah kapan.
Hukum itu selalu berjalan dan tidak pernah gagal serta tidak pilih kasih.
Percayalah!

Kalau pun bukan kita yang menuai, mungkin anak cucu kita yang kelak menuainya.
Menabur kebaikan itu ibarat menggelar karpet merah di sepanjang jalan kehidupan, yang membuat hidup kita jauh lebih baik, nyaman dan mudah.
Tidak ada orang yang bisa hidup sendiri… Kita senantiasa membutuhkan orang lain. Alangkah aman & melegakannya jika kita punya sahabat baik di mana saja…

Setuju? Praktik yuk…

You bring light into every dark room you enter. – Barbara Purdue.

Anda membawa cahaya ke setiap ruangan gelap yang Anda masuki. -Barbara Purdue.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post