Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Grup Dikasihi Untuk Mengasihi, P. Jimmy Leo & Rest Area Km 72A.
Lho… Apa hubungannya coba?
Kreatifnya Tuhan, menjadi erat hubungannya.
Grup Dikasihi Untuk Mengasihi (DUM) adalah grup orang-orang Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Yang terbanyak dari Eropa. Bermula dari mengenal Sis Elma Roux dari Swiss, jadilah saya menjadi member di sana.
P. Jimmy Leo, Direktur Utama Rest Area Km 72A, juga member di DUM. Jadilah Hari Minggu 11 Desember 2022, kopdar di rumah kami. Teman-teman yang selama ini hanya saling mengenal di grup, sekarang bertemu muka.
Seru tentunya… Sharing dan tidak lupa, foto-foto. Dan P. Jimmy bak James Bond, satu-satunya pria..
Sesungguhnya, saya sudah mengenal P. Jimmy di CEO Busines Forum, – dengan ketuanya P. Jahja B. Sunaryo – , sejak 7 tahun lalu. Karena Seruput Kopi Cantik, jadilah kami akrab. Like attracts like, kata pepatah tua.
Sejak awal mengenalnya ada sesuatu yang unik dari P. Jimmy, hatinya yang rindu untuk mengentaskan saudara-saudara kita yang berkekurangan. Lintas agama, tanpa batasan apa pun. Tanpa syarat. Beliau sharing visi dari ustad, pendeta, romo, biksu dll. Dan mengajak siapa saja yang berkenan mengerjakan visi ini bersama-sama.
“Awalnya sebagian orang berpikir, saya akan minta donasi”, P. Jimmy bercerita, “Sama sekali tidak. Rest Area Km 72 A punya dana. Yang dibutuhkan partner, pemimpin, yang bersedia mengerjakan visi ini bersama-sama.”
Baru paham kemudian, ternyata itu bawaan sejak kecil karena P. Jimmy melihat orangtuanya di Padang yang menjadi tempat jujugan orang-orang yang butuh bantuan. Papanya kerap mengajak P. Jimmy kecil, masih SD, untuk berbagi dan menolong. Tanpa disadari, itu menjadi ‘DNA’ nya.
Setiap ada kesempatan berjumpa, P. Jimmy selalu menceritakan perkembangan apa yang dilakukannya. Dan saya terpukau.
“Bu Yenny, Rest Area Km 72A sekarang memberi makan ratusan orang,” P. Jimmy menjelaskan dengan ceria,
“Orang-orang yang dulunya mengamen, tidak punya pekerjaan, sekarang mereka bisa bekerja di Rest Area Km 72A. Dan hidup mereka berubah bu….”
Kakak sis Elma yang sudah pensiun, juga membantu di sana.
Kepeduliannya pada orang-orang yang saat pandemi kehilangan pekerjaan, sangat menyentuh. Diberinya mereka pekerjaan, untuk berkebun. Yang bisa masak, difasilitasi untuk berjualan di Rest Area Km 72A.
Kebun di Rest Area bertumbuh sangat subur. Kangkung, bayam, terong, pare, jagung, kacang panjang semua tersedia di sana. Hal ini mendorong terciptanya nilai tambah, dengan tidak menjualnya dalam bentuk sayuran segar semata, tetapi diolah di Central Kitchen, dapur sentral, yang telah disiapkan di Rest Area 72A. Nilai tambah ini, membantu Rest Area 72A dalam menjalankan Visi: Social Movement to Glorify God dan Misi: Farm To Table.
Wuih… keren banget ya…
Nach ada kisah unik nich….
Dimulai dari seorang oma yang ingin makan mangga yang manis. Lalu P. Jimmy membawakan mangga manis yang diinginkan si oma.
Dan beberapa hari kemudian, P. Jimmy dipertemukan Tuhan dengan P. Dadan, petani mangga dari Desa Belawa, Cirebon. Mangga si oma seolah menjadi pemicu idenya, sejak itu P. Dadan berjualan di Rest Area Km 72A. Tidak kurang dari 80-100 kg mangga tersedia setiap minggunya.
Pada saat pandemi, P. Dadan mengusulkan agar tanah di belakang Rest Area Km 72A ditanami tanaman buah, yang bibitnya sudah disediakan oleh P. Dadan. Kebun yang dirintis luar biasa suburnya, memberikan hasil yang berkelimpahan.
Demikian juga sayuran yang dipanen dari kebun, langsung dipanen dan dimasak di Rest Area km 72A. Para pengunjung pun mengkonsumsi makanan yang betul-betul segar. Fresh from the oven, istilah kerennya.
Visi besar dan mulia ini, menarik Prof. Budi Haryono dan Chef Hendro untuk bergabung dalam merealisasikan Visi Tuhan ini.
Rest Area Km 72A, tertata rapi, bersih, cantik dan modern. (Lihat foto). Dengan berbagai brand terkenal, didukung pula dengan tokoh-tokoh terkenal dan chef internasional, yang dikelola secara profesional, tentu mengangkat kualitas dan nilai jual para pedagang makanan ini.
“Terbayang juga enggak awalnya, B. Yenny… Tetapi Tuhan kirim orang-orang hebat di sana, karena ini memang visi-Nya. Saya hanya mengalir dan terpukau melihat cara Tuhan bekerja,” ujar P. Jimmy,
“Bahkan baru-baru ini ada penawaran lahan 80 hektar yang dapat dikembangkan melalui gerakan sosial movement ini, yang letaknya tidak jauh dari Rest Area Km 72A. Kita tidak perlu takut mengerjakan visi Tuhan. Kadang kita hanya perlu mengambil langkah pertama mentaati Tuhan, selebihnya Tuhan sendiri yang memperlengkapinya…”
Ciri khas P. Jimmy adalah keterbukaannya dalam menceritakan tentang bisnisnya. Terbuka dan betul-betul blak-blakan mengungkapkan strateginya.
“Dulu sekali saat berbisnis, saya menganggap orang lain dengan bisnis yang sama, sebagai kompetitor. Sekarang tidak lagi. Bahkan rest area yang berdekatan, jika butuh bantuan, akan saya bantu,” ujar P. Jimmy,
“Itulah tujuan Tuhan bagi hidup saya. Berkat itu dari Tuhan koq… Meski orang lain hijack orang kepercayaan kita, apakah berarti bisnis kita mati? Gak juga kan? Belum tentu di sana dia akan berhasil, yang membuat berhasil karena ada anugerah Tuhan yang menyertai kita.”
“Satu hal yang saya perhatikan, memang itu visi Tuhan bagi P. Jimmy, maka provisionnya tersedia. Tuhan kirimkan orang-orang, fasilitas dan segala yang P.Jimmy butuhkan dengan mudahnya.”
“Yang paling dibutuhkan adalah membangun pemimpin-pemimpin masa depan. Bagi saya ini proyek percontohan, yang sangat mungkin untuk di duplikasi di mana saja. Ada anak Papua yang sedang kami bina di sini. Harapan saya, beberapa tahun lagi, dia kembali ke Papua, mengentaskan lingkungannya di sana..,” P. Jimmy melanjutkan.
“Saya paham P. Jimmy… Ini yang dijelaskan oleh guru saya, David Brigg. Bukan sekedar memberi ikan atau pancing, tetapi membangun bisnis ‘perikanannya’ agar masyarakat setempat dientaskan, dan terus beranak pinak, perubahan yang bukan dari luar, melainkan dari mereka sendiri,”
sahut saya,
“Jangan lupa kepemimpinannya dibentuk, karakternya dibangun dan ditraining, bagaimana cara membangun tim. Hal itu diajarkan supaya mereka tidak burn out karena salah menempatkan posisi dan menentukan kriteria job masing-masing. Kami di level 3 Sekolah Charis belajar leadership dan ini dibahas detil oleh Dr. Dean Radtke. Powerful sekali!”
“Saya banyak mendapat insight dari tulisan-tulisan B. Yenny. 80% nya ya dari tulisan B. Yenny yang saya aplikasikan secara nyata, sementara yang 20% dari latar belakang dan berbagai pengalaman masa lalu.”
“Wow… Sekarang gantian saya yang mesti belajar dari praktisinya… “
P. Jimmy, I am very proud of you!
Hhmmm… Rest Area 72A juga di support dengan air bersih yang disimpan dalam Tangki Air MPOIN yang Anti Virus, dan baru saja memperoleh penghargaan dari Pemerintah Indonesia, sehingga kualitasnya sungguh-sungguh terjamin. Ikutan bangga menjadi bagian dari keluarga Rest Area Km 72A….
Saya pun merenung.
Tuhan mengajarkan kita semua satu tubuh, yang saling melengkapi dan saling membutuhkan. Setiap kita punya bagian masing-masing, yang unik dan tak tergantikan. Kita perlu saling mendukung dan bekerja sama untuk merealisasikan Visi Tuhan yang besar, agar hidup masyarakat menjadi lebih baik, makmur, sejahtera karena mereka mengenal kita, wadah Allah yang tulus, setia dan taat. Mereka pun melihat Allah melalui kehidupan kita.
Itulah esensi menjadi Terang & Garam dunia.
It’s all about God, not us.
Yuk kita laksanakan bersama-sama… Setuju?
“The Vision of God Is People. When You Have His Vision, You Can Do Nothing Else But Succeed.” – Bob Yandian
“Visi Tuhan Adalah Manusia. Ketika Anda Memiliki Visi-Nya, Anda Tidak Dapat Melakukan Hal Lain Selain Menjadi Sukses.”- Bob Yandian
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN