Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Forgive But Not Forget….
Greg Mohr, guru saya, sudah pusing merasakan mobil tuanya yang terus menerus bermasalah. Beliau bersama istrinya berdoa sepakat minta mobil yang baru, yang lebih sehat kondisinya.
Minggu demi minggu berlalu. Pada suatu hari, sepasang suami istri mengajak Greg dan istrinya makan seusai ibadah.
Di tengah makan, mereka bercerita bahwa mereka ingin memberikan mobilnya bagi Greg dan keluarga. Wow…. Segera Greg mengucap syukur atas kebaikan mereka dan anugerah Tuhan.
Lalu pasangan ini menyodorkan dokumen mobilnya, tetapi di tengah-tengahnya ada buku cicilan mobil. Rupanya mobil ini belum lunas tetbayar.
Greg merasakan ada tendangan kecil dari istrinya di bawah meja. Ah, mungkin Janice gak sengaja.
Karena sudah lelah dengan mobil tuanya yang bermasalah, meski tahu belum lunas, Greg tetap menerimanya.
Kembali ada tendangan kecil Janice dari bawah meja. Greg tahu, ini tendangan yang disengaja.
Tetapi Greg tetap bergeming.
Setelah beberapa hari mengendarai mobil barunya, Greg tahu mengapa pasangan suami istri itu memberikan mobilnya kepadanya… Mobil ini penuh masalah. Bahkan tanpa kunci pun mobil ini bisa dinyalakan. Anak-anaknya memberi julukan mobil itu : Chicken Thunder….
Ketika akan dijual, tidak laku-laku, hingga cicilan selesai. Akhirnya laku terjual bertahun-tahun kemudian, dengan harga yang amat jatuh.
Dua minggu setelah mendapatkan mobil barunya, Greg dan Janice diundang makan oleh pasangan lain yang hendakpindah ke New York.
Di tengah percakapan, mereka bercerita, bahwa Tuhan menyuruh mereka memberikan salah satu mobilnya untuk Greg & Janice. Mobil yang jauh lebih baru, lebih besar, SUV dan cicilannya sudah lunas terbayar.
Tetapi karena mereka mendengar kesaksian Greg tentang mobil barunya, akhirnya mereka memberikan mobil itu kepada adiknya.
Sungguh suatu ‘tamparan’ keras bagi Greg Mohr.
Seandainya saja dia bersabar menanti waktu Tuhan, 2 minggu lagi, malapetaka mobil ‘chicken thunder’ bisa dihindari.
Greg mengajarkan agar kita menunggu waktu Tuhan, bukan mencocokkan situasi dengan kebutuhan kita.
Jangan gunakan cara kita lalu memaksa Tuhan menuruti kemauan kita.
Dieeeenk….
Saya sadar sekali, begitu banyak kekacauan dalam hidup saya karena tidak bertanya kepada Tuhan sebelum mengambil keputusan. Kalau pun sudah bertanya, kerap tidak sabar menunggu jawaban-Nya dan mengambil keputusan yang ‘baik’ menurut pemikiran pada saat itu, ternyata menimbulkan banyak masalah di kemudian hari.
Sungguh ‘tamparan’ yang keras pula bagi saya….
Sekarang saya bertobat… Belajar lebih baik lagi, sabar menanti waktu Tuhan.
Yang sudah terlanjur kacau bagaimana?
Saya bawa ke altar Tuhan dan menyerahkannya kepada Tuhan, kalau saya saja yang manusia biasa, ketika anak saya mengalami kekacauan karena kesalahannya, saya menolong mereka membenahinya, apalagi Tuhan, Allah yang kasih-Nya tak terbatas…. Tentu Tuhan akan menolong saya membenahinya, bahkan menjadikannya batu pijakan agar saya dapat naik ke tempat yang lebih tinggi, yang tidak dapat saya capai tanpa adanya batu pijakan itu.
Ada peristiwa yang membekas dalam ingatan saya saat masih remaja.
Pada suatu hari papa butuh truk, karena putra sahabatnya dealer truk di kota kami, maka papa membeli darinya.
Papa itu dengan teman-temannya hubungannya sangat dekat, bak saudara. Jadi papa main percaya saja.
Mama sempat mengingatkan papa untuk check dan recheck.
Tetapi papa percaya pada putra sahabatnya, “Sudah diaturkan Si A yang terbaik….”, ujar papa dengan yakin.
Selang beberapa waktu sesudah truk datang, papa mama sadar, mereka membayar harga truk jauuuh lebih mahal daripada harga pasaran.
Dalam acara tertentu, saya masih bertemu dengan putra teman papa. Dan setiap bertemu dengannya, saya teringat peristiwa truk tsb.
Gapapa sich… Sudah lewat puluhan tahun lalu tetapi saya belajar, saya ingin diingat orang karena hal-hal baik yang saya taburkan. Bukan karena sesuatu yang melukai, merugikan orang lain.
Keuntungan uang hanya sekali, tetapi hubungan itu selamanya.
Bisa juga sudah terlanjur, orang itu lalu berubah. Berbuat baik dan peduli.
Tetapi luka lama memang sudah tidak sakit, tetapi bekas luka tetap ada selamanya.
Berarti B. Yenny gak memaafkan dong?
Paulo Coelho mengajarkan:
Forgive but do not forget, or you will be hurt again. Forgiving changes the perspectives. Forgetting loses the lesson.
Maafkan tapi jangan lupa, atau Anda akan terluka lagi. Memaafkan mengubah perspektif. Melupakan artinya Anda kehilangan Pelajarannya.
Saya sedang merenungkan pelajaran dari Greg Mohr,
Pentingkan Hubungan Di Atas Uang
Warisan yang seharusnya menjadi milik Greg Mohr, ditilap oleh kerabatnya.
Jika Greg bersedia menuntutnya, pasti menang. Jumlah yang cukup besar.
Lalu Greg berpikir, jika dia menuntut, maka hubungan persaudaraan akan putus. Mereka tidak bisa makan bersama lagi dan Greg tidak bisa menceritakan serta mendemonstrasikan kasih Allah kepada mereka.
Bukankah tujuan hidupnya menjadi terang dan garam dunia?
Akhirnya Greg memilih membiarkannya dan menyerahkan masalah ini kepada Tuhan.
Hubungan lebih penting daripada Uang, ” kata Greg Mohr.
Wow…. Sungguh sesuatu yang luar biasa!
Saya pun belajar…. Dan merenungkannya.
Ada teman-teman, yang ketika kita cincai, tidak perhitungan, justru dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Bisa sich ditutupi dengan berbagai alasan yang ‘masuk akal’ tetapi ketika ditanyakan pertanyaan yang diajarkan oleh Drg. Iwan, menjadi gamblang:
° Siapa yang diuntungkan dalam hal ini?
° Apa tujuan sesungguhnya?
° Kalau kita berada di posisinya, apa yang kita lakukan?
° Apakah ini terbaik untuk dia or terbaik untuk saya?
Jika berhubungan dengan Tuhan dan melayani-Nya:
° Tuhan dapat apa? Jangan sampai Tuhan dirugikan!
Sekali sadar dimanfaatkan, hubungan dengan orang yang dimanfaatkan akan cacat. Diingat karena kesan yang buruk.
Mungkin seperti Greg Mohr, kerabat yang mau menangnya sendiri & serakah dimaafkan tetapi dijadikan ilustrasi, menggambarkan bukan contoh yang baik.
Masa kita mau masuk kelompok orang yang dilabeli egois dan serakah?
Cari teman yang kikir, mau menangnya sendiri, itu banyak. Tetapi mendapatkan teman yang baik, cincai, peduli dan percaya kepada kita, itu tidak mudah.
Privilege.
Bukankah seharusnya kita menjaga baik-baik hubungan dengan orang yang langka tersebut?
“Jadi orang itu sama-sama… Tahu diri, supaya persahabatan itu langgeng,” kata B. Mira.
Kalau A, katakan A. Jangan ada agenda tersembunyi, menjebak orang secara halus. Bikin orang sungkan. Memaksa orang lain membayar dengan terpaksa.
Tidak selalu dalam hubungan dengan uang, bisa juga ketika kita dipercaya dicurhati hal-hal yang rahasia. Jangan ember diceritakan ke mana-mana ditambah bumbu pula.
Saya berprinsip, klo saya berani berbicara tentang seseorang di belakang orang itu, saya berani berbicara dengan kalimat yang sama di hadapannya.
Ukuran ala saya, memastikan apa yang dikatakan itu sesuai dengan hati saya dan apa adanya. Tidak ada bumbu!
Bahkan saat minta pertimbangan, saya tunjukkan chat saya dengan orang yang saya sedang bermasalah, supaya pertimbangannya betul-betul berdasarkan fakta yang murni dan apa adanya. Tidak ada manipulasi.
Kita mau solusi yang terbaik bukan? Bukan sekedar mau membela dan membenarkan diri?
Kalau terbukti saya yang salah, ya sudah… Minta maaf, akui dan perbaiki. Buktikan perubahan dan pertobatan kita. As simple as that!
Setiap kita masih dalam proses memperbaiki diri, semakin hari semakin serupa dengan Tuhan. Targetnya, setiap orang yang melihat kita, dapat melihat kasih serta karakter Allah melalui kehidupan kita.
Belajar dari pribadi besar dan bijak seperti Greg Mohr, guru saya, mendorong untuk meneladani nilai-nilai dan sikap hidupnya.
Siap belajar? Mari kita belajar bersama-sama.
There are things that are more important than money and that is our family and friends. We should not take them for granted cause they are the most important treasure in our life.
Ada hal-hal yang lebih penting daripada uang, itu adalah keluarga dan teman-teman kita. Kita tidak boleh memanfaatkannya, bersikap tidak tulus, karena mereka adalah harta yang terpenting dalam kehidupan kita.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN