Siapa Yang Diuntungkan? Tuhan Dapat Apa?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Siapa Yang Diuntungkan? Tuhan Dapat Apa?

P. Iwan, demikian saya menyebut Drg. Iwan, beserta istrinya Drg. Henny, teman di sekolah Charis, di gereja, sekaligus teman main dan berolahraga.
Banyak sekali pelajaran yang sudah diberikan beliau, tetapi ada satu kalimat yang betul-betul terpateri di kepala saya:
Siapa Yang Diuntungkan? Tuhan dapat apa?, ungkapan retorik ini disampaikan saat graduation & promotion di Charis.

Saya sudah lupa, pelajaran lengkapnya… Maafkan P. Iwan… , tetapi kalimat retoriknya kerap menjadi rem yang pakem saat saya hendak mengambil keputusan.

Keputusan yang saya pilih ini, motivasinya apa?
Siapa yang diuntungkan?
Tujuannya apa?
Apakah Tuhan dipermuliakan melalui keputusan ini?

Menjaga hati jujur, motivasi tulus dan betul-betul memikirkan kepentingan orang lain, sejujurnya beneran gak mudah.
Saya bukan malaikat. Masih harus belajar.
Pertanyaan retorik ini kerap menyengat, ketika memutuskan masalah di zona abu-abu.

“Ini uang milik Tuhan, harus digunakan dengan hati-hati. Jangan sampai disalahgunakan atau diboroskan,” tegas B. Henny berulang-ulang.

Itulah sebabnya Andrew Wommack kerap menegaskan, Bagi Tuhan, lebih penting motivasi kita dalam melakukan sesuatu, daripada apa yang kita lakukan.. Manusia melihat yang kasat mata tetapi Tuhan melihat hati. Manusia bisa beralasan yang ‘kelihatannya’ masuk akal, Tuhan melihat maksud hatinya.


Sejak dulu, saya malas repot. Apalagi yang ruwet-ruwet.
Namun di paruh kedua usia saya, mau tidak mau saya belajar mau direpoti, jika saya ingin membangun warisan yang abadi bagi sesama.
Belajar terjun menolong orang lain, peduli dan terlibat dalam berbagai hal. Dan itu tidak mudah. Hal baru yang harus dipelajari.
Dunia pelayanan yang selama ini saya lihat dari kejauhan, setelah mendekat, banyak hal-hal tak terduga yang saya saksikan. Kadang bikin terkaget-kaget…

Hal-hal baik yang dilakukan, ternyata kadang – tidak selalu sich – , ada motivasi tersembunyi disebaliknya.
Sulit membedakannya. Apalagi dibungkus dengan berbagai visi & misi yang begitu mulia. Alasan-alasan yang nampaknya begitu manis dan luhur, ternyata faktanya berbeda.
Bungkus semua mempesona, kan gak ada kado yang bungkusnya jelek. Senantiasa memukau… Hingga waktu yang menguji dan membuktikan, apa isi kadonya.

Namun semua menjadi jelas dan gamblang saat kalimat retorika P. Iwan ditanyakan:
Siapa Yang Diuntungkan?
Tuhan dapat apa? Jangan sampai Tuhan dirugikan!
Apa tujuan atau motivasi sesungguhnya di balik semua ini?

Banyak keputusan yang akhirnya saya ubah, ketika saya bertanya pada diri sendiri:
Seandainya saya di posisi mereka, keputusan apa yang akan saya ambil?
Seandainya dia anak saya, apa yang akan saya lakukan?

Amat sangat berbeda keputusan yang akan kita ambil, ketika menggunakan ‘kacamata kepentingan saya’ versus ‘kacamata kepentingan orang itu.’
Belajar berjalan di sepatu orang lain.
Begitu banyak yang mengaku mengasihi Tuhan dengan sederet jabatan hebat, tetapi memandang masalah HANYA dari kepentingan dirinya sendiri saja.
Banyak pula yang menggunakan nama Tuhan, endingnya hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya saja.

Di antara semua itu, tetap ada yang tetap menjaga integritas dengan setia.
Monica dengan lantang berkata, “Kami betul-betul menjaga tangan kami bersih…itu kunci sehingga kami dipercaya selama ini”, ketika saya mengungkapkan kekaguman saya pada cara mereka mengelola keuangan, seperti milik sendiri.
Meski ada pinjaman yang tersedia, mereka menolak menggunakannya karena uang yang terkumpul, masih cukup untuk mencicil pembayaran gedung Sekolah Pelita Permai.
Wow… Saya terpukau!


“Kamu itu koq kelihatan lugu dan jujur sekali ya…” ujar P. Hendro, dosen Bahasa Inggris saat kuliah dulu, mulai meledek salah seorang mahasiswanya, “Lugu itu Bahasa Belandanya Primitif….” lanjutnya sambil terbahak-bahak…

Senang dipuji jujur, tapi endingnya primitif. Alias kuno, tidak modern dan kesannya cenderung bodoh, gampang ditipu…

Bersikap baik, jujur, dan memikirkan kepentingan orang lain itu beneran gak mudah. Kerap dibodohi orang.
Tidak jarang dimanfaatkan, kadang2 mengelus dada…

“Koq ya bisa…Koq ya tega tho… Aku lho sudah berbuat baik segitunya sama kamu…”

Kecenderungan kita, berharap kalau sudah berbuat baik pada seseorang, maka orang itu berbuat baik juga dengan kita.
Kita sudah memikirkan kepentingannya, mbok ya gantian kamu mikirin kepentinganku.

Tapi ternyata dunia gak seperti itu…
Kalau dunia seperti itu, sudah tidak ada lagi perang dan pertengkaran mungkin ya…
Harus belajar Cerdik Seperti Ular Tetapi Tulus Seperti Merpati.

Kharisma memang bisa membawa seseorang naik, tetapi karakterlah yang bisa mempertahankan seseorang di sana. Karakter pula yang membuat bisnis dan persahabatan langgeng.
Becik Ketitik, Olo Ketoro,
kebenaran & motivasi sesungguhnya oneday terbuka, entah baik atau buruk.

Dari berbagai peristiwa semacam ini, kita bisa menilai karakter seseorang. Kenalan, teman dan sahabat bisa ditampi dan diposisikan sesuai tempat masing-masing.
Pertemanan memiliki level yang berbeda-beda. Itu Berhikmat!

Ibarat ada yang cukup ditemui di teras murah, ada pula yang di ruang tamu, dan ada yang hingga ke ruang keluarga. Bahkan yang lebih dekat lagi, dipercaya menginap di kamar tamu. Salah menempatkan teman, yang seharusnya cukup hingga level teras, dibawa masuk ruang keluarga, apalagi menginap, tentu menimbulkan masalah besar.

Karena itu, jika dipercaya orang, hargai & jaga baik-baik kepercayaan itu. Jangan mengecewakan. Mudah memulainya, tetapi sulit mempertahankannya, apalagi memperbaikinya saat sudah cacat.
Nama baik diwariskan ke anak cucu. Meluruskan dan melancarkan masa depan.

“Bu Yenny, saya jadi orang ga mau memanfaatkan orang lain. Podo-podo (bhs jawa artinya: sama-sama). Tahu diri. Itulah sebabnya, saya berteman dengan siapa pun jadi awet. Langgeng…,” ujar Bu Mira berulang kali.
Setuju!
“Jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?”, pesan Tuhan.
Endingnya, apakah kita mendemonstrasikan karakter Allah yang baik, peduli, bisa dipercaya dan setia?
Dunia tidak bisa melihat Allah, mereka melihat kita, duta-Nya!

Tulisan Mother Teresa ini layak direnungkan.

People are often unreasonable, illogical, and self-centered.
Forgive them anyway.

If you are kind,
people may accuse you of selfish ulterior motives.
Be kind anyway.

If you are successful,
you will win some false friends and some true enemies.
Succeed anyway.

If you are honest and frank,
people may cheat you.
Be honest and frank anyway.

What you spend years building,
someone could destroy overnight.
Build anyway.

If you find serenity and happiness,
they may be jealous.
Be happy anyway.

The good you do today,
people will often forget tomorrow.
Do good anyway.

Give the world the best you have,
and it may never be enough.
Give the best you’ve got anyway.

You see,
in the final analysis it is between you and God;
it was never between you and them anyway.

Orang sering bersikap tidak masuk akal, tidak logis, dan egois.
Maafkan mereka.

Jika Anda baik hati,
mungkin orang menuduh Anda memiliki motif tersembunyi yang egois.
Tetaplah berbuat baik.

Jika Anda sukses,
Anda akan mendapatkan beberapa teman yang salah, tidak tulus, bahkan memperoleh beberapa musuh sejati.
Bagaimanapun juga, sukseslah.

Jika Anda jujur dan berterus terang,
orang mungkin menipu Anda.
Tetaplah jujur dan berterus terang.

Apa yang Anda habiskan bertahun-tahun untuk membangun sesuatu, orang lain bisa saja menghancurkannya dalam semalam.
Tetaplah membangun.

Jika Anda menemukan ketenangan dan kebahagiaan,
mereka mungkin cemburu.
Tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang Anda lakukan hari ini,
kerap orang lain melupakannya esok.
Tetap lakukanlah yang baik.

Berikan kepada dunia, yang terbaik yang Anda miliki,
dan mungkin tidak akan pernah cukup.
Tetap berikan yang terbaik, yang Anda miliki.

Pada akhirnya Anda mendapati,
kesimpulan akhirnya, semua adalah tentang Anda dan Tuhan; sama sekali tak ada kaitan, antara Anda dengan mereka.

Hhhmmm…Hikmat Mother Teresa menyadarkan, ini tentang saya dengan Tuhan.
Saya pun merenung. Berusaha mencerna kedalaman pemahaman ini.

Biarlah setiap orang mengerjakan apa yang menjadi bagian masing-masing. Run your own race!
Apa yang ditabur, itu yang dituai…
Dan pekerjaan itulah yang dipertanggungjawabkan setiap kita di hadapan Allah.

Ketika hati kita jujur, motivasi kita tulus, cincai…. mungkin menurut dunia itu bodoh, tetapi Tuhan sudah berjanji:
Orang Yang Murni Hatinya akan Melihat Allah.
Melihat Allah, sangatlah berharga, tidak dapat dibandingkan dengan apa pun…
“Aku mau Tuhan, ajari aku…” bisikku lirih.
Anda Mau?

Live In God’s Peace – Greg Mohr.

Hidup dalam Damai Tuhan (karena yakin sudah bersikap tulus, jujur dan melakukan yang terbaik bagi Tuhan) – Greg Mohr.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post