Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Menjalani Hidup Yang Bermakna.
“Cast thy bread upon the waters: for thou shalt find it after many days. Give a portion to seven, and also to eight; for thou knowest not what evil shall be upon the earth”. – King Solomon
Lemparkan rotimu ke atas air: karena engkau akan menemukannya setelah beberapa hari. Berikan sebagian kepada tujuh, dan juga kepada delapan; karena kamu tidak tahu kejahatan apa yang akan terjadi di bumi – Raja Salomo.
Wow….
Ini kebijaksanaan dari Raja Salomo ribuan tahun yang lalu.
Roti itu menggambarkan uang yang dipakai untuk membiayai hidup kita, sedangkan Benih menggambarkan uang yang ditabur bagi orang lain.
Uang yang untuk diri kita sendiri, oleh Raja Salomo diajarkan, jangan ‘dimakan’ atau dikonsumsi serta dihabiskan semua. Tetapi lemparkan rotimu ke, air, investasikan uang yang menjadi bagianmu, maka uang itu setelah sekian lama akan kembali dengan jumlah lebih banyak.
Ini nasihat dari raja sekaligus manusia yang paling bijak, yang pernah hidup di muka bumi.
King Solomon menasihati pula, investasikan di tujuh atau delapan bidang yang berbeda, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Anthony Robbins mengajarkan, 10% uang ditabung untuk kebutuhan mendadak. Tabungan atau deposito, super aman tapi bunga kecil sekali.
10% lagi diinvestasikan di medium – risk. Investasi berresiko menengah. Bunga lebih baik, tapi ada resiko bisa naik turun. Mungkin investasi semacam bond pemerintah. Kupon (bunga) lebih tinggi daripada deposito, tetapi gak mungkin habis total.
Harga saat jatuh tempo kembali ke 100, berarti balik ke harga asal. Tapi di sepanjang perjalanan, harga bisa naik turun.
Investasi jangka panjang.
Bunga disimpan di rekening terpisah, dan di investasikan lagi di tempat yang aman seperti deposito atau tabungan.
10% lagi di investasikan di high risk. Tentunya high return pula. Klo untung, cepat-cepat diambil dan diselamatkan.
High risk bisa hilang pula modalnya. Jadi tergantung mental masing-masing, seberapa besar berani investasi di sana.
Klo saya pilih yang aman saja….
King Solomon menyarankan investasi di 7 atau 8 ‘kendaraan’ yang berbeda.
Bisa di mata uang asing, saham, bisnis, emas dll.
Yang menarik, sejak jaman dahulu kala, kemampuan mengelola keuangan sudah dianjurkan. Dunia serba tidak pasti.
Ketika membaca buku-buku bisnis, ada 2 pandangan yang berbeda.
Ada yang menyarankan seperti pepatah terkenal, jangan menaruh telur di satu keranjang, Raja Salomo menyarankan hal yg sama.
Tetapi ada yang berpendapat, taruh semua investasimu di suatu tempat dan dijaga betul-betul.
Kadang karena dipecah terlalu banyak, tidak bisa fokus mengawasinya.
Mana yang betul dan mana yang salah?
Saya yakin tidak ada ada yang benar-benar betul dan benar-benar salah. Tergantung karakter masing-masing.
Setelah kerusuhan Mei’98, P. Indra memutuskan untuk membuka usaha yang sama tetapi di berbagai kota. Pertimbangannya, jika terjadi sesuatu, resiko bisa dibagi.
Terjadi sesuatu di satu tempat, di tempat lain aman.
Satu daerah sepi, daerah lain ramai.
Sama halnya, jika baca buku-buku pendidikan barat, cenderung disarankan berkarya sesuai bakat masing-masing.
Di sana kita bisa berkarya tanpa merasa sedang bekerja.
Karena mengerjakan sesuatu yang kita sukai dan di sanalah letak kekuatan kita, tentu saja kita jadi lebih kreatif.
Steve Jobs, rela meninggalkan kuliahnya karena bidang itu tidak disukainya, dan mengejar mengembangkan bakatnya. Karena keberanian dan kenekadan Steve Jobs, kita punya berbagai font cantik di komputer kita. Selain itu tentu produk-produk apple seperti Iphone, Ipad, Ipod dsb.
Tetapi tidak semua orang bisa sukses seperti Steve Jobs. Banyak yang mengejar berkarier sesuai bakatnya, tetapi tidak bisa menjualnya sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Saat membaca buku “Living Sacrifice” – Dr. Dato Sri Tahir, konglomerat pemilik Bank Mayapada, beliau menyarankan bekerja di bidang yang mampu mencukupi kebutuhan seseorang dan keluarganya.
Nach setelah mapan, lakukan apa yang kamu suka, sesuai bakatmu tetapi tidak lagi terbeban dengan kebutuhan hidup lagi. Kita bisa mengerjakannya dengan penuh sukacita, berbagi dengan tulus.
Saya termasuk penganut alternatif ke dua, mengikuti Dr. Dato Sri Tahir. Lebih nyaman mengerjakan hobi dan talenta tanpa terbeban kebutuhan, hasilnya lebih maksimal.
Dan saya ingin mengajak rekan-rekan sebaya saya, di mana anak-anak sudah dewasa, yuk… mengikuti saran Bob Bufford, menjalani phase ke dua kehidupan.
Apa maksudnya?
Bob Bufford menulis buku “Finishing Well”, diceritakan bahwa manusia punya 2 fase kehidupan.
Phase pertama, kita bekerja untuk mencukupi kehidupan keluarga kita.
Phase ke dua, saat kehidupan sudah mapan, biasanya ketika memasuki usia pensiun menurut dunia, kita justru memanfaatkan paruh ke dua kehidupan ini, untuk berkarya bagi masyarakat. Menjadi berkat bagi sesama, membangun warisan abadi bagi generasi mendatang.
Tidak ada istilah Pensiun dalam hidup. Selama masih bernafas, artinya masih ada tugas dari Tuhan, yang harus kita kerjakan.
Ketika meninggal dunia, orang-orang di sekeliling kita dalam sekejap akan melupakan kita.
Apa yang membuat kita tetap ‘hidup’?
Dampak yang kita buat dalam kehidupan orang lain.
Selama nama kita masih disebut orang lain, sesungguhnya kita masih tetap hidup, meski secara fisik kita sudah meninggal dunia.
Paruh ke dua saat yang sangat tepat untuk melakukannya karena kita bisa mengerjakannya tanpa dibebani oleh kebutuhan hidup sehari-hari lagi.
Justru ketika seseorang pensiun, bermalas-malasan, hidup hanya untuk diri sendiri, pada suatu titik, akan merasakan betapa hampanya hidup ini. Kita tidak membangun sesuatu yang kekal, yang bisa kita bawa sebagai persembahan saat bertemu dengan Tuhan di surga kelak.
Setuju? Yuk….
I have fought a good fight, I have finished my course, I have kept the faith: His lord said to him, ‘Well done, good and faithful servant; you have been faithful over a few things, I will make you ruler over many things. Enter into the joy of your lord.’
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN