Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Not Everyone Is Your Customer
Di Charis level 3 kami belajar leadership. Sekarang sedang belajar membuat Business Model Canvas yang diadopsi dari Harvard University, diajarkan oleh Billy Epperhart, pemilik Tricord Global dan Wealthbuilder. Dalam selembar kertas, kita bisa melihat gambaran bisnis kita sehingga memudahkan untuk menyusun strategi pengembangannya.
Mengapa Billy bersedia mengajar meski dia sudah sukses?
Itu sarananya mengembalikan kepada masyarakat untuk mencerdaskan orang lain, sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan. Demikian juga dengan Paul Milligan, guru kami lainnya. Dia mendirikan enam belas perusahaan, sekaligus menjabat sebagai the Chairman of the Board of Solaris Healthcare, Inc. Bekerja sama dengan Billy membangun sekolah bisnis di Charis.
Banyak orang ikut Tuhan hanya fokus pada sisi rohani saja, lupa klo masih hidup di dunia. Jadi sisi jasmani tidak dikembangkan. Hidup harus seimbang. Di Charis kami diajar hidup seimbang.
Not Everyone Is Your Customer, ini penting. Tidak semua orang cocok jadi konsumen kita. Produk kita seyogyanya punya kelebihan tertentu, yang menjawab kebutuhan kalangan tertentu. Sehingga strategi kita tidak hanya perang harga.
Harus ada Niche, istilah kerennya, a specialized segment of the market for a particular kind of product or service – segmen pasar khusus untuk jenis produk atau jasa tertentu.
“Koq bisa Si Rudi sebegitu suksesnya, padahal brand dia, dengar saja aku gak pernah…,” komentar Ani dengan sebal.
Tentu saja. Bukan salah brand Rudi, tetapi karena Ani bukan segmen pasar produk itu. Bahkan perusahaan Rudi sudah IPO.
Rudi menyasar sasaran yang jelas, hasilnya sukses. Bahkan sekarang merambah ke berbagai bisnis lainnya.
Hidup itu butuh strategi. Gak usah gebyar-gebyar, tetapi hasilnya jelas. Karenanya, belajar itu wajib.
Jangan cuma bisa iri hati melihat kesuksesan orang lain tapi justru dengan rendah hati kita belajar strategi kesuksesannya.
Kesuksesan itu menular…. Jika kita bersedia belajar dan mempraktekkannya.
Blue Ocean Strategy, buku yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne, mengupas studi terhadap 150 langkah strategis, yang berlangsung selama lebih dari 100 tahun di 30 industri. Chan Kim dan Renee Mauborgne menunjukkan bahwa kesuksesan yang langgeng tidak datang dengan memerangi pesaing tetapi caranya, menciptakan “blue ocean alias samudra biru” — ruang pasar baru yang belum dimanfaatkan lalu dimatangkan agar bertumbuh. Menjawab kebutuhan yang belum dipenuhi oleh perusahaan lain.
Ada anugerah dan hikmat Tuhan, agar kita bisa bisa berada di tempat yang tepat, menjadi orang yang tepat, pada saat yang tepat, dan paham strategi yang tepat untuk menjadikan kita berhasil. Itu hanya Tuhan yang bisa mengaturnya. Perkenanan Tuhan atas kita.
Tetapi tetap ada sisi lain, sisi praktis yang harus kita kerjakan agar perusahaan serta bisnis kita berhasil. Produk yang bagus, menjawab kebutuhan tertentu, niche, strategi marketing yang mumpuni, pelayanan yang baik serta pelaksanaan yang terkontrol.
Keberhasilan tidak jatuh dari langit.
Belajar, mengembangkan diri serta mengikuti perubahan jaman dalam berbisnis, itu wajib.
Yang rohani dan jasmani wajib berjalan beriringan.
Hiduplah seimbang berdasarkan kebenaran Allah.
Banyak orang salah paham, mengira orang yang menerima mujizat itu orang hebat yang sangat rohani. Itu Salah!
Mujizat itu, Tuhan TERPAKSA melanggar hukum alam demi menolong kita. Bensin habis tapi mobil tetap bisa berjalan, itu mujizat.
Yang Tuhan mau, kita hidup dalam Berkat.
Bensin habis, kita punya cukup uang untuk membelinya, itu hidup dalam berkat.
Artinya, kita dengan bijak hidup mengikuti hukum alam, agar kita senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu malahan berkelimpahan dalam berbagai perbuatan yang baik.
Kita bisa terus bergantung kepada Tuhan dan melibatkan-Nya di dalam setiap aspek kehidupan kita, dengan cara kita mengerjakan bagian praktis dan natural kehidupan, dengan sangat baik pula. Ini menjadi kesaksian dan demonstrasi kebaikan Tuhan dalam hidup kita.
Kita mengalami kemurahan, kebaikan, perkenanan serta percepatan karena Tuhan. Kelihatannya kita mengerjakannya secara natural tetapi hasilnya Supernatural. Karena Allah.
Keren ya?
“Money answereth ALL THINGS,” kata Raja Sulaiman, manusia paling bijak di muka bumi.
Wuih, B. Yenny… Koq gak rohani blas?
Uang menjawab SEGALANYA! Wow….
Itulah kebenarannya.
Tuhan ingin kita belajar menghasilkan dan mengelola keuangan dengan bijak, agar hidup kita berkecukupan dalam segala sesuatu, malah berkelimpahan dalam segala perbuatan baik.
Uang tidak baik dan tidak jahat. Tergantung siapa yang mengelolanya. Dan Tuhan ingin kita menghasilkan dan menggunakan uang untuk menjadi berkat bagi banyak orang agar nama Tuhan dipermuliakan.
Kita wajib trampil mengelola uang!
Kerjakan yang rohani dan yang natural bersama-sama! Hiduplah seimbang berdasarkan kebenaran Allah.
Demikian pula dalam kehidupan pribadi kita, Not Everyone Is Our Friend – tidak semua orang sahabat kita.
Kita bergaul dengan siapa saja pada level umum, tetapi hanya bergaul dekat dan bersahabat dengan orang-orang tertentu.
Kita pun perlu mengevaluasi, dengan bersahabat dengan teman-teman ini, apakah hidup saya makin dekat dengan Tuhan? Keluarga lebih harmonis? Bisnis makin maju?
Apakah mereka teman yang support saat kita berada dalam kesulitan, atau hanya muncul saat ada butuhnya? Atau sekedar memanfaatkan kita, mencari peluang untuk keuntungannya pribadi?
Apakah teman-teman ini mendorong aset dan bisnis kita makin bertambah maju or justru mengikuti gaya hidup mereka, membuat hutang bertumpuk?
Apakah pergaulan ini membawa kita makin bijak, atau justru makin bodoh? Apakah mereka pembelajar atau justru gossiper alias tukang gossip?
Mengapa bergaul saja koq mesti dievaluasi segitunya?
Waktu kita hanya 24 jam setiap harinya. Jika waktu yang Tuhan percayakan, dibuang untuk hal-hal yang membuat hidup kita tidak bermakna dan bermanfaat, endingnya hidup kita akan sia-sia tanpa kita sadari.
Jangan lupa, kita harus mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan, saat berjumpa di surga kelak.
Dan sebagai penutup, hidup kita tidak akan lari jauh dari hidup 5 orang terdekat kita.
Nach hidup seperti apa yang hendak kita ciptakan?
Mari kita pastikan hidup yang kita jalani sekarang, dapat menjadi teladan dan warisan abadi bagi generasi mendatang!
Be on your guard not to be carried away by the deception of people who have no principles, then you won’t fall from your firm position.
Waspadalah agar tidak terbawa oleh tipu daya orang yang tidak memiliki prinsip, maka Anda tidak akan jatuh dari posisi Anda yang mapan.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN