Tiket Masuk Meraih Kehidupan Yang Allah Sediakan.

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Tiket Masuk Meraih Kehidupan Yang Allah Sediakan.

Allah menyediakan kehidupan berkelimpahan tidak hanya soal kebutuhan hidup, dari kebutuhan materi saja, melainkan kebutuhkan lainnya, seperti kesembuhan, kedamaian pikiran dan ketenteraman jiwa pula.
Kelimpahan yang komplit… Plit… Plit… Plit plus telur.

Nach untuk meraih semua itu, butuh tiket masuk.
Apa tiket masuknya?
Iman.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Nach cara pikir dunia berbeda dengan cara pikir Allah.
Hidup dengan cara pikir Allah, tercipta di alam rohani dulu baru tercipta di alam jasmani.
Percaya dulu baru melihat.

Iman adalah Jembatan yang membuat apa yang Tuhan sediakan di alam rohani, dapat tercipta di alam jasmani/ natural.

Nach ini yang sulit dipahami banyak orang, termasuk saya dulu.
Saya dibesarkan untuk mempercayai yang kasat mata, yang bisa diterima oleh panca indra. Bukti bukan janji. Lihat dulu baru percaya.

Sementara ikut Tuhan, kebalikannya.
Tuhan membentuk saya bertahun-tahun, hingga lebih dari 30 tahun, barulah saya bisa memahami dan menerimanya. Itu pun harus sekolah dulu bertahun-tahun, baru ngerti…
Duh… Kebangetan ya… Malu saya…

Ada rahasia penting:
Ketika kita memercayai Janji Tuhan, kuasa-Nya mengalir sehingga janji itu tercipta dalam kehidupan kita.

Semakin banyak memercayai janji-janji Tuhan, semakin supernatural hidup kita jadinya.
Ternyata apa yang dialami Musa, Daud, bisa juga kita alami dalam bentuk yang berbeda.
Firman Tuhan itu Ya & Amin.

Kita sadar betul, Tuhan menyertai serta menuntun setiap langkah kehidupan kita dan paham sekali, ini hasil karya Tuhan, bukan kita. Ini ukuran Allah, bukan ukuran kita.
Hhhmmm…. Saya tidak sehebat itu!
Hati pun dipenuhi dengan ucapan syukur…

Saat sadar akan kebaikan Tuhan, yang seharusnya tidak layak kita terima, maka tidak lagi jadi orang yang pelit, penuh perhitungan… . Tetapi selalu berpikir,
“Apa ya….yang bisa saya lakukan untuk sedikit membalas kebaikan-Nya?”
Kita pun sibuk melihat di mana Tuhan sedang bekerja dan berusaha join, membagikan apa yang kita bisa.
Tuhan terlalu baik…

Hubungan dengan Tuhan bukan lagi masalah seperangkat aturan, melainkan hubungan yang didasari kasih.
Beribadah, baca firman bukan karena kewajiban, tetapi karena cinta…. Ingin mengenal Tuhan lebih dalam lagi.
Tidak ingin jauh dari-Nya.
Damai sejahtera-Nya melampaui segala akal.

24/7, – 24 jam sehari, 7 hari seminggu-, pikiran tertuju kepada Allah secara natural. Ingin selalu bercakap-cakap dengan Tuhan, seperti Adam & Hawa ketika di Taman Eden, sebelum jatuh ke dalam dosa.
Inilah kehidupan yang dikehendaki Allah.


Dulu jika punya masalah dan gak dipikiri, rasanya gak waras.
Stress itu wajib, sibuk cari solusi ke sana ke mari, itu keharusan. Normalnya manusia itu ya begitu….

Sesuatu yang penting dicatat, ketika kita takut, artinya kita memberi iblis akses untuk memasuki kehidupan kita dan memporakporandakannya.
Sebaliknya, saat beriman, kita memberi Tuhan akses untuk memasuki kehidupan kita, dan membereskan segala masalah kita.

Iblis senantiasa menipu.
Menipu artinya menyajikan sesuatu yang tidak benar.

Repotnya, ketika kita mempercayai tipuan iblis, – meski pun sesungguhnya itu sesuatu yang tidak benar-, tipuan itu menjadi nyata bagi orang yang mempercayainya.
Iblis memberikan kekuatan agar tipuan itu tercipta.
Persis, kebalikan dari iman.

Ketika takut, seseorang cenderung memperkatakannya berulangkali, membahas dan memikirkannya siang dan malam. Sampai gak bisa tidur. Stress.
Sadarkah dengan cara demikian dia sedang mencipta apa yang ditakutkan?

Dengan cara yang sama, Musa memerintahkan:
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi RENUNGKANLAH ITU SIANG DAN MALAM, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.”

Nach, tergantung kita, mau merenungkan apa yang ditakuti atau merenungkan janji-janji Tuhan?
Hasilnya sesuai apa yang kita pilih.


Bagaimana dengan pengalaman pribadi saya?
Sekarang pola pikir berbeda.
Ada masalah?
Sibuk fokus pada kemampuan Tuhan.
Musa ditolong, saya juga…
Caranya?
Itu urusan Tuhan.
Bagian saya, percaya pada janji-janji-Nya. Ketika saya percaya, Tuhan merealisasikan apa yang kita percayai.
Dia Allah, apa yang sulit bagi-Nya?

Fokus Kepada-Nya, menanti arahan-Nya.
Lakukan yang terbaik yang saya bisa dan saya tau itu kehendak-Nya, selebihnya bagian Allah.

Terbukti, satu demi satu masalah diselesaikan dengan cara Allah.
Bahkan dalam beberapa hal, yang menurut orang lain salah strategi, penuh kelemahan, Tuhan membuatnya jadi berhasil dan mudah.

Betapa hati saya terharu, terpukau dan speechless.
Tuhan, Engkau terlalu baik…
Tuhan yang membuat saya kelihatan lebih hebat dari saya yang sesungguhnya.
Tuhan tahu batas kemampuan saya dan Dia mengerjakan yang saya tidak mampu.
So sweet…..

God is good, all the time.
All the time, God is good.
I love You, My Lord…

Fear and Faith are the same thing, the only difference is that fear is faith in the wrong direction.
Faith and Fear can’t live in the same house.

Ketakutan dan Keyakinan adalah hal yang sama, satu-satunya perbedaan, ketakutan adalah keyakinan pada arah yang salah.
Iman dan Ketakutan tidak bisa tinggal di tempat yang sama.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post