Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Damai Sejahtera Yang Melampaui Segala Akal Manusia…
“Bu Yenny, apa yang paling berbeda, yang bagi Bu Yenny paling berharga, setelah mengambil komitmen mengikuti Tuhan sepenuh hati?”, tanya seorang teman.
Saya pun merenung.
Duit? Berkat? Kemakmuran?
Kebaikan Tuhan? Kemenangan?
Mukjizat?
Kesehatan atau kesembuhan?
Ya…. Semua itu mengikuti secara natural, tetapi menurut saya, yang paling luar biasa adalah Damai Sejahtera yang melampaui segala akal dalam situasi apa pun.
Teringat akan kisah apik ini.
Pada suatu ketika, diadakanlah kompetisi melukis tentang Peace. Kedamaian.
Berbagai lukisan indah dipamerkan. Pemandangan gunung dipadu dengan danau yang indah. Asri dan adem.
Padang bunga yang cantik, lautan yang indah nampak tenang… dsb.
Tetapi pemenangnya, sebuah lukisan yang menggambarkan badai tengah bergelora dengan dahsyatnya. Lalu di sebuah lekukan dinding tebing ada seekor burung kecil tengah bernyanyi.
Itulah damai sejahtera yang sesungguhnya.
Peace is not just the absence of a storm, but rest in the middle of the storm.
Kedamaian bukannya tidak adanya badai, tetapi kita dapat beristirahat dengan damai di tengah badai.
Dan itulah yang saya alami saat sungguh-sungguh berkomitmen mengikuti Allah dengan sepenuh hati. Tidak berarti langit biru dan jalan tak berliku, – meski pun itu yang saya harapkan -, tetapi kadang ada saja badai yang tak diundang yang datang menerpa.
Jika dulu galau setengah mati, hingga gak bisa tidur berhari-hari, sekarang tidak lagi.
Ketakutan, khawatir dan kecemasan itu bagaikan pemerasan yang membuat kita tertekan dan tidak bisa menikmati apa yang Tuhan sediakan.
Kekhawatiran menghalangi kita menerima pemeliharaan Tuhan.
Iblis tahu, di area di mana kita khawatir, disitulah kasih karunia Tuhan tidak mengalir.
Kita tidak menyerahkan kendali kepada-Nya. Saat kita yang pegang kendali, tentu dengan mudah iblis mengintimidasi dan mengalahkan kita.
Ketika kita berserah, Tuhan yang ambil alih.
LET GO LET GOD.
BERSERAH DAN IJINKAN ALLAH BEKERJA.
Kita tidak cukup pandai menyelesaikannya, biarkan Tuhan menolong kita.
Tuhan berjanji akan melepaskan kita dari jerat musuh.
Saat pertama mendapatkan kabar yang tidak diharapkan, Tuhan mengingatkan saya pada janji-Nya:
“malapetaka tidak akan menimpa aku dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahku.”
Hati pun tenang… Proses masih panjang.
Setelah beberapa lama, staf menginfokan perkembangannya. Berita yang kurang baik.
Saya sudah menggunakan otoritas untuk mengalahkan permasalahan secara rohani, sudah berdoa dan terus berharap kepada Tuhan. Intinya saya sudah melakukan semua bagian saya, yang saya tahu.
Ada sedikit kegalauan menyelinap dalam hati, saat saya tengah mengerjakan tugas. Hati tidak sepenuhnya damai. Saya sadar itu.
Seperti biasa, perkataan yang keluar dari mulut, dijaga. Menolak mengucapkan perkataan yang berlawanan dengan doa yang sudah dipanjatkan.
Tetap tidur tenang… Lelap.
Saat bangun pagi, sedikit terkejut.
Antara sadar dan tidak sadar, jelas sekali janji Tuhan muncul di kepala:
Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.
Thank you My Lord….I love You…
Sungguh penegasan janji-Nya di tengah badai yang menerpa, memberikan rasa aman luar biasa…
Saya merasa begitu dicintai dan diperhatikan.
Allah mengerti, Allah peduli…
Jika Tuhan di pihakku, siapa lawanku?
Sesungguhnya tidak ada berkat yang lebih dahsyat daripada menyadari bahwa apa pun yang terjadi, Tuhan menyertai kita. Dia tidak pernah meninggalkan atau membiarkan kita.
Raja Daud menggubah nyannyian:
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; Jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Wow….
“Sudah lama saya tahu itu, Bu Yenny…”
Idem, tapi selama ini saya tahu di kepala.
Proses 5 tahun sekolah, fokus belajar firman, jatuh bangun menghidupinya, membawa kepekaan pada tuntunan Tuhan.
Lalu proses hingga bisa percaya sepenuh hati, ketika Tuhan berfirman ya itu yang akan terjadi.
Pertama Tuhan menarik perhatian saya secara tidak sengaja pada kisah Norman Williams yang tetap hidup ketika mengalami tabrakan pesawat KLM dengan PAN AM.
Teman sebangkunya terbakar, menjadi tengkorak, sementara Norman tetap hidup.
Janji Tuhan: Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau, TERBUKTI!
Lalu Tuhan mengajar saya melalui Mel Tari, orang Indonesia dari Soe, yang dikirim Tuhan ke Amerika untuk memberikan kesaksian bagaimana Mel mengalami berbagai mujizat dan tanda ajaib seperti yang disampaikan Tuhan.
Ketika Tuhan berfirman dan berjanji, terima apa adanya.
ALLAH BERSUNGGUH-SUNGGUH DENGAN APA YANG DIA KATAKAN DAN DIA BERKATA SESUAI APA YANG DIA MAKSUDKAN!
Tidak usah diterjemahkan dengan berbagai teori yang sulit-sulit dan membingungkan.
Pokoknya apa saja yang Tuhan katakan, percaya saja…!
As simple as that.
Semakin memahami betapa besarnya Allah mengasihi saya, semakin mudah saya mempercayai-Nya.
Hubungan dekat yang dibangun konsisten setiap hari, senantiasa fokus kepada-Nya, membuahkan keintiman yang dalam.
Semakin banyak berkat-berkat-Nya saya hitung, semakin sadar betapa banyak hal-hal yang tidak layak saya dapatkan tetapi saya terima. Bahkan keputusan atau strategi ‘salah’ yang secara akal mestinya menimbulkan kegagalan, ternyata Tuhan buat berhasil….
Tuhan, Engkau sungguh amat sangat baik….
Speechless!
Damai sejahtera yang melampaui segala akal pun menyelimuti hati ini…
Apakah ada sesuatu yang dapat memisahkan aku dari kasih Allah?
Tidak ada!
Artinya, saya adalah biji mata Allah, seperti ungkapan Raja Daud.
Apalagi yang perlu saya khawatirkan?
Jika Tuhan di pihakku, siapa dapat melawan aku?
Tidak ada yang perlu saya khawatirkan dalam hidup ini!
Setuju?
When we focus on God’s Supernatural Power rather than what we see in the natural, our hearts will soften, faith will grow and breakthr oughs will come!
Ketika kita fokus pada Kekuatan Supernatural Tuhan, bukannya pada apa yang kita lihat di alam natural, hati kita akan melembut, iman akan bertumbuh dan terobosan pun terjadi!
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN