Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Le Petit Chef Jakarta – Cerita Apa Yang Anda Sampaikan?
Ivana, menantu saya, ulang tahun. Kami sekeluarga plus William ‘Purnomo’, – sahabat Christian yang bagaikan keluarga sendiri bagi kami, hingga diberi julukan tambahan nama Purnomo -, mencicipi “Le Petit Chef” di Grand Hyatt Jakarta.
Menu fine dining yang menjadi menarik karena dikombinasi dengan 3D Maping Visual Technology, diberikan cerita yang menarik, sehingga sensasi pengalaman menikmati dinner menjadi berkesan, bukan sekedar makan malam biasa.
Para pengunjung dapat mengikuti koki terkecil di dunia dalam perjalanan kulinernya melalui berbagai benua, dilengkapi dengan musik yang disesuaikan dengan temanya, alat peraga, dan menu enam hidangan yang luar biasa. Ada kisah sang koki dengan neneknya, membuat kita merasa sedemikian dekat, akrab dan dilayani sangat personal.
Le Petit Chef konon kreasi seniman Skullmapping, dan pertama kali diluncurkan pada Mei 2015. Proyek pemetaan 3D yang unik ini menjadi sensasi instan di internet, mengumpulkan jutaan penayangan di berbagai media sosial.
Koki terkecil di dunia mengundang kita mengalami teater dipadu dengan makanan lezat, dalam perjalanan kuliner mengikuti jejak Marco Polo.
Pelajaran memasak berserta kisahnya, ditayangkan satu demi satu. Sebelum menyantap, nonton dulu sejarah dan cara pembuatannya, barulah makanan sesungguhnya, disajikan.
Ditambah dengan dessert yang boleh dikreasi sendiri.
Wow…
Masing-masing merancang sesuai dengan seleranya…
Kami tertawa, bercanda melihat kreasi yang lain.
Menyenangkan!
Dan sebagai penutup, setiap kami menerima piagam dari Le Petit Chef, sudah lulus kursusnya.
Setiap kali membahas fine dining, teman-teman dan saya tertawa terbahak-bahak.
Suatu ketika Novie & P. Indra merancang pesta kejutan untuk ultah saya.
Tradisi keluarga kami, ultah ya biasa-biasa saja. Gak perlu dirayakan dan gak ada yang spesial selain ucapan selamat. Kejutan beneran jadinya….
Menu yang disiapkan JJ, putri Novie adalah fine dining. Beberapa macam tetapi porsi kecil-kecil.
Rupanya, set menu sudah habis dimakan tetapi Imam, masih lapar… Jadilah Imam keluar masuk dapur cari nasi sambil membawa ayam goreng.
Rupanya saat itu Bu Amy datang membawa ayam goreng… Mujizat buat Imam… Wkwkwk…
Tuhan sudah menyediakan apa yang yang dibutuhkan Imam melalui Bu Amy….
Kesempatan ini tidak disia-siakan Imam… tinggal cari nasinya sebagai teman ayam goreng.
Tuhan sangat peduli ya?
So sweet!
Mengapa Le Petit Chef menarik?
Karena ada ceritanya…. Dan cerita itulah yang mempengaruhi persepsi kita, untuk memberi makna tertentu…
dan menikmati sensasi akibat ceritanya.
Nach sekarang makin tren istilah Flexing.
Flexing adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang sering pamer kekayaan. Cerita juga, yang ditampilkan melalui gambar, agar mempengaruhi persepsi kita.
Dengan adanya media sosial membuat fenomena flexing jadi makin marak. Apabila sebelumnya pamer dianggap tabu, dilarang, dan tidak pantas, tapi kini jadi hal yang umum. Beberapa hal yang sering dipamerkan seperti saldo ATM, uang yang bertumpuk, pakaian mahal, jet pribadi, liburan ke luar negeri, tas mewah, mobil mewah, dan sederet barang mewah lainnya. Maka belakangan muncul istilah, sultan dan crazy rich.
Flexing atau pamer dilakukan untuk mencapai beragam tujuan, di antaranya menunjukan status dan posisi sosial, menciptakan kesan bagi orang lain, dan menunjukan kemampuan.
Menurut pakar bisnis Rhenald Kasali, flexing banyak digunakan sebagai strategi pemasaran.Flexing secara halus umumnya dilakukan para pembicara, lewat CV mereka, menjelaskan latar belakang pendidikan, pencapaian, penghargaan dan lain-lain. Hal itu bertujuan agar pendengar atau peserta yang hadir yakin dengan kapasitas dan kemampuan pembicara.
(Sumber: Kompas.com dengan judul “Apa Itu Flexing? Ramai Disebut di Media Sosial dan Apa Tujuannya?”)
Dalam perjalanannya, makin banyak orang yang pamer kekayaan dengan tujuan supaya dipercaya terutama dalam hal investasi. Agar dianggap kaya seperti penampilannya, postingan di instagramnya.
Banyak anak-anak muda yang nampak kaya mendadak, menjual berbagai investasi yang menjanjikan hingga tour religi. Ujung-ujungnya bodong.
Bahkan dengan adanya sosmed, melibatkan pula nama-nama top di negeri kita. Permainan makin canggih, korbannya termasuk nama-nama top juga di negeri ini.
Tidak sedikit pula, diantara mereka tokoh aktivis dalam dunia rohani. Kerap orang berpikir, kalau ucapannya ‘rohani’, jabatan rohaninya tinggi, maka tindakannya juga.
Ternyata banyak yang tidak demikian. Nama Tuhan kerap dijual untuk memengaruhi orang lain, menggaet pengikut sebanyak-banyaknya. Ada udang di balik bakwan.
Ada lagi yang menawari bayar iuran dalam jumlah besar, agar bisa masuk dalam club kelompok tertentu yang highclass.
Tujuannya?
Supaya bisa mendapat proyek jumlah besar di sana.
Sekian tahun lalu, mungkin saya pun terpesona.
Sekarang tidak lagi. Kapok. Bertobat.
“Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya.”
Sumber berkat saya adalah Tuhan, biarlah saya meraihnya dengan cara Tuhan.
Tidak perlu strategi yang tricky, tidak usah mengekor tokoh-tokoh top, yang penting jaga hati dan motivasi yang benar.
Gusti Allah mboten sare. Allah tidak tidur.
Yang baik dan benar pula, yang akan Tuhan limpahkan dalam hidup saya. Damai. Tenteram. Apa adanya saja.
As simple as that!
Di sekolah kami diajarkan bahwa melalui hidup kitalah, orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, bisa merasakan perbedaan hidupnya dengan orang-orang yang sungguh-sungguh hidup dalam Tuhan. Kita adalah Terang & Garam dunia.
Motivasi dalam melakukan sesuatu, sangatlah penting.
Ketika menjual investasi, benarkah ini investasi aman atau sekedar abal-abal, yang untung hanya penyelenggaranya saja?
Ketika mengajar, apakah kita memikirkan kepentingan orang yang kita ajar, atau mengajar demi flexing, supaya CV kita makin keren, dipuji orang lalu ada motif tersembunyi dibaliknya, ujung-ujungnya untuk keuntungan diri sendiri…?
Saat melayani, apa motivasi kita?
Di jaman ini, kebenaran makin abu-abu…. Beda tipis, dengan yang tidak benar.
Kata orangtua jaman dulu, semua orang nampak baik, bahkan ‘bak malaikat,’ sampai berhubungan soal uang, barulah kita bisa sungguh-sungguh menilai karakter seseorang.
Money reveal our real character – Uang menunjukkan karakter kita yang sesungguhnya!
Ada yang begitu pegang uang, semua dihambur-hamburkan, padahal itu bukan uang miliknya. Hutang oneday harus dibayar. Tetapi ada yang mengelola seperti harta miliknya sendiri. Hemat, berhati-hati dan digunakan dengan bijak.
Tuhan berkata, “jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?” Inilah salah satu rahasia agar diberkati!
“Tante, teman-teman saya yang usahanya betul-betul, memang tidak spektakuler, tetapi kemajuan mereka sedikit demi sedikit namun konsisten. Tetap maju meski situasi kurang baik,” jelas William menceritakan perbedaan teman-temannya, yang flexing dan yang tidak.
“Jangan gampang terpesona dengan yang serba instan. Sesuatu yang wow…. Itu justru berbahaya. Yang kaya beneran, justru biasanya gak show- off. Teori di bidang motivasi kan, orang hanya mau dengar dari orang yang lebih sukses daripada dirinya, karena itu orang-orang berusaha flexing supaya didengar,” Christian menimpali,
“Pengajar yang benar-benar baik, biasanya tidak menjanjikan yang muluk-muluk. Ingat gak waktu aku ikut seminar saham dengan pengajar dari Singapura? Gak ada janji apa pun. Ilmunya sudah diberikan, ya sudah… terserah masing-masing. Tetapi apa yang diajarkan betul-betul berguna.”
Saya pun belajar.
Meski saya mamanya, wajib bersedia dikoreksi & belajar dari anak serta teman-temannya yang jauh lebih muda usia.
Setiap kita punya sisi-sisi tertentu, yang kita tidak tahu, bersedialah bertanya serta dikoreksi.
Termasuk mengakui kesalahan kalau kita bersalah. Bukannya mencari berbagai alasan membentengi diri demi gengsi.
Tanpanya, kita tidak bisa maju….
Siap belajar? Yuk sama-sama belajar menampilkan cerita yang jujur, agar nama Tuhan dipermuliakan …. Bukankah untuk itulah Tuhan menciptakan kita di dunia ini?
“Do all the good you can,
By all the means you can,
In all the ways you can,
In all the places you can,
At all the times you can,
To all the people you can,
As long as ever you can.”? John Wesley
“Lakukan semua kebaikan yang kita bisa,
Sejauh yang diperbolehkan, yang kita bisa,
Melalui segala cara yang memungkinkan,
Di setiap tempat di mana kita bisa,
Setiap saat yang kita bisa,
Bagi semua orang yang kita bisa,
Selama kita bisa.” – John Wesley
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN