Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Integritas? Ini Sisi Yang Kerap Tidak Disadari!
Tahulah! Sudah berkali-kali dengar, sampai saya belajar dari Andrew Wommack, ternyata Integritas jaaauuuuhhh lebih luas daripada yang saya pahami selama ini.
Integritas, selama ini dikaitkan dengan kejujuran. Dan banyak diantara kita yang mengaitkan kejujuran dengan tidak mencuri, itu saja. Jujur, baik ada yang melihat mau pun tidak. More than enough…
Tetapi Andrew mengupas lebih dalam lagi.
Tidak On Time, itu berdusta.
Janji datang jam 7 lalu hadir 7.15, itu tidak berintegritas.
Nach lho…
Padahal kan umum terlambat, apalagi di Jakarta, macet.
Lalu berbicara melebih-lebihkan, itu dusta pula.
“Berapa yang hadir?” Biasa yang hadir 25-100 orang.
“100 orang lebih… “
Gak salah kan? Tetapi Andrew menegaskan itu berdusta.
Memberikan hanya separuh kebenaran. Membuat orang salah persepsi. Akhirnya tidak dipercaya.
Membuat orang lain mendapat kesan yang salah, itu juga berdusta, kata Andrew.
Padahal terkenal ungkapan, ‘rumah boleh kontrak, tapi handbag dan mobil mesti ber-merk’ karena tujuannya supaya dinilai orang kaya, orang sukses, konon agar proyek jadi lancar.
Sebagai orang beriman, harus memberikan kesan yang benar, pesan Andrew.
Seorang motivator bercerita, karena dia rutin post di sosmed, fotonya dengan tokoh-tokoh penting dan para pejabat tinggi maka tarifnya dalam memberikan seminar jadi naik.
Karena dianggap penting, bisa kenal dengan tokoh-tokoh hebat itu.
Hehehe… Saya juga … Senang foto dengan orang-orang top. Tapi gak dimanfaatkan untuk yang negatif lho… Hanya senang instagramnya keren.
Sejujurnya setiap tampilan di sosmed, kita sedang membranding diri kita, memberikan kesan tertentu, sesuai yang diinginkan.
Sebagian orang mati-matian, membranding diri, agar bisa diterima kalangan tertentu, biar dianggap satu level dengan mereka maka harus pakai baju tertentu, mobil merk tertentu, menginap dan makan di hotel tertentu dsb.
Hidup melampaui kemampuannya dengan tujuan tertentu.
Jadi inget postingan lucu di FB,
“Inget ya cari duit itu susah, jadi kalo lagi shopping, lagi makan di restoran mahal, jangan lupa disombongin ke orang-orang….”
Hal lain yang ditekankan Andrew Wommack adalah perkataan.
Lidah itu ibarat kemudi kapal, meski kecil, mampu mengendalikan kapal yang besar.
Andrew itu peternak kuda. Ternyata cara untuk mengendalikan kuda, dengan memasang kekang pada mulutnya, maka kuda itu akan menurut.
Perkataan itu mengubah suasana. Bisa membuat orang bersemangat atau justru putus asa.
Fitnah, salah persepsi, kesalahpahaman juga dimulai dengan kata-kata.
Bahkan peperangan antar negara, saling membantai, dimulai dengan kata-kata.
Katakan kebenaran dengan sepenuh hati, dengan hati yang tulus, tanpa ada motif tersembunyi. Bersikap baik, tanpa ingin memanfaatkan atau mengambil keuntungan pribadi. Sehingga orang yang melihat kita, melihat Tuhan yang ada di dalam kita.
Kita ini Duta Besar Allah di dunia. Biarkan kita menjadi wadah yang mengalirkan kasih dan kuasa Allah.
“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”
Mengapa doa kerap tidak terjawab?
Ternyata rahasianya karena mulut kita kerap berdusta kecil-kecilan. Bohong putih, kata orang.
Ketika mulut yang mengucapkan doa, lalu dipakai untuk bohong putih maka diri kita sendiri tidak mempercayai mulut kita. Akibatnya doa kita tidak efektif. Mulut yang mengucapkan doa, tidak bisa dipercaya, secara tidak sadar tertanam di dalam hati nurani kita.
Bahkan Andrew menegaskan, ketika berdusta, sekecil apa pun, artinya membiarkan iblis berbicara melalui mulut kita.
Dieeeeenk…..
Itulah sebabnya Raja Salomo berkata,
“Hidup dan mati dikuasai oleh lidah. Siapa menggemakannya akan memakan buahnya.”
Menurut Andrew yang dimaksud dengan tingkah laku adalah gaya hidup kita, apakah mencerminkan Allah?
Bahkan ketika kita tidak sedang berbicara, adakah cela yang dilihat orang di sekeliling kita? Segala sesuatu diperbolehkan, tetapi tidak semuanya berguna.
“Banyak diantara kita mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan kita, sesungguhnya kita menyangkal Dia. Melakukan perbuatan keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik, ini yang disebut sebagai munafik. Iman tanpa perbuatan itu sia-sia,” ujar Andrew.
Jadilah teladan dan hiduplah dengan bijak.
Awal masuk Sekolah Charis, itu beneran menjungkirbalikkan mindset lama.
Saya ini penggemar berbagai seminar, berusaha belajar Cara Menjadi Sukses dengan berbagai macam bunga rampainya.
Cara yang saya pelajari: Personal Branding, Cara Cerdas Beriklan, Cara Marketing, dsb.
Di sekolah sebaliknya diajarkan bahwa Promosi Datang Dari Tuhan. Tunggu Waktunya Tuhan, jangan menolong Tuhan untuk merealisasikannya. Padahal pengertian selama ini, kalau bukan saya yang mengusahakannya, lalu siapa lagi?
Betul-betul berbeda antara God’s Way dan My Way/ World’s Way.
Setelah 5 tahun sekolah, mulailah saya merasakan manfaat God’s Way. Jauuuuh lebih enteng, karena bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Sumber berkat saya yang sejati adalah Tuhan, bukan hebatnya strategi-strategi saya.
Fokus saja membangun hubungan dengan Tuhan, maka Dia akan menunjukkan jalan yang harus kita tempuh lengkap dengan cara-Nya.
Simple bukan?
Hati damai karena menjalani hidup bersama-Nya, dengan cara-Nya dan hasilnya dipakai untuk kemuliaan-Nya.
Praktik yuk….
Integrity characterizes the entire person, not just part of him. He is righteous and honest through and through. He is not only that inside, but also in outer action. – Kent Huges.
Integritas menggambarkan keseluruhan pribadi orang itu, bukan hanya sebagian dari dirinya. Dia benar dan jujur ??terus menerus. Tidak hanya di dalam hatinya, tetapi juga melalui tindakan luarnya. – Kent Huges.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN