Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Sadarkah Kita, Titipan Tuhan Harus Dipertanggungjawabkan?
“Bu Yenny, bukannya kalau kita memberi, seharusnya apa yang diberikan tangan kanan, tangan kiri tidak boleh tahu? Bu Yenny gak sungkan bercerita di Seruput Kopi Cantik, menjadi salah satu donatur Pondok Hayat dan Sekolah Gratis Pelita Permai? Kalau saya, gak berani cerita ke orang lain. Takut dikira sombong atau pamer,” komentar seorang teman.
“Menurut saya, tergantung motivasinya. Saya beberapa kali bercerita, dana sosial saya tidak besar, karena itu saya memastikan disalurkan ke tanah yang subur. Nach saya yakin Pondok Hayat, Sekolah Pelita Permai dan pelayanan lain yang dikelola Monica dan B. Liana itu betul-betul dikelola dengan baik. Terbukti 3 anak Pondok Hayat akan dikirim melanjutkan S1 di Taiwan, bekerja sama dengan MB-Gen. Adalagi anak dari bimbel yang mereka kelola juga dan beberapa anak lainnya.
Bagi saya pribadi, anak-anak Pondok Hayat, contohnya, bisa kuliah ke luar negeri, itu bukti sekali ini yayasan yang bagus dan dikelola dengan sangat baik.
Jangan lupa, sebelum lahir, mereka itu nyaris digugurkan dari kandungan lho… Untung ada Pondok Hayat yang memberi tempat sehingga ibu yang hamil di luar nikah punya tempat berlindung. Anak-anak dibesarkan di sana.
Saya sangat terharu, anak-anak bisa bertumbuh, baik dalam pendidikan formal, karakter dan cinta Tuhan.
Potensi mereka luar biasa.
Monica menganggap anak-anak sebagai anaknya sendiri.
‘My kids’, demikian Monica menyebut mereka.
Yayasan seperti mereka itu butuh support dana, volunteer, fasilitas dsb.
Saya betul-betul tersentuh ketika Tuhan mendorong saya mencantumkan nomor HP B. Liana, terbukti benar-benar Tuhan yang membangunkan saya di tengah malam…
Saya tahu, saya di jalur yang benar.
Sekolah Pelita Permai, dengan ratusan anak dan orang tua yang mereka layani, belum ada gedung sendiri. B. Liana sudah kebingungan, bagaimana saat sekolah tatap muka dimulai. Ini menyangkut kebutuhan ratusan anak bahkan dengan kepentingan ortunya bertambah banyak lagi.
Kebutuhan dalam jumlah milyaran rupiah. Perlu gotongroyong dengan banyak orang.
Joice Meyer berkata,
“Setiap kita diberi Tuhan Tujuan Hidup dan Talenta. Itu TITIPAN TUHAN. Talenta, kemampuan, di mana kita dilahirkan, dibesarkan, tinggal dll itu semua bukan kebetulan. Segala sesuatu dipersiapkan Tuhan dengan detil, agar kita mampu menggenapi rancangan Tuhan dalam kehidupan kita. Jangan lupa, saat bertemu Tuhan nanti, kita dimintai pertanggungan jawab atas titipan Tuhan ini.”
Tuhan sudah menitipkan saya talenta menulis. Dengan berjalannya waktu, Tuhan sudah memberi saya sarana hingga Seruput Kopi Cantik dibaca banyak orang. Itu bukan untuk ketenaran saya pribadi. Tetapi Tuhan ingin agar melalui Seruput Kopi Cantik, saya bisa menyalurkan kebaikan yang harus diterima oleh orang-orang yang membutuhkan. Itu hak mereka, yang penyalurannya melewati saya.
Kalau tidak menceritakannya, ibarat saya menyembunyikan pelita di bawah tempat tidur. Padahal tujuan Tuhan menciptakan pelita, untuk menerangi ruangan.
Jika hak orang-orang yang membutuhkan, tidak tersampaikan,
Bagaimana saya mempertanggungjawabkan kelak di hadapan Tuhan?
Saya bercerita bukan untuk menyombongkan diri, tetapi memberikan informasi, jika ada yang punya dana sosial, gak tau mau disalurkan ke mana, ini lho ada yayasan bagus dan hasilnya terbukti. Sedang butuh dana beli gedung.
Saya tidak mungkin mendorong orang lain menyalurkan dana ke sana, kalau saya sendiri tidak ambil bagian, berdonasi.
Makes sense?
Ada teman-teman yang saya tidak mengenalnya, mengirimkan dana untuk pembelian gedung. Puji Tuhan!
Beberapa menelpon atau japri saya sebelum mengirimkan donasinya.
Sekolah Pelita Permai harus mencicil 75 juta/ bulan untuk melunasi sisa pinjaman pembelian gedung sebesar +- 2 Milyar.
Ada seorang sahabat lama yang spesial menelpon saya, bertanya tentang Sekolah Pelita Permai. Saya bercerita sudah lebih dari 10 tahun menjadi donatur tetap. Menurut istilah Andrew Wommack, menjadi partner. Tidak banyak tetapi rutin. Karena saya mendengar, yayasan seperti itu, saat hari raya tertentu, banyak sekali sumbangan. Tetapi hari-hari biasa, sepi. Saya memberi tidak banyak, tetapi bisa diharapkan. Tepat tanggal sekian pasti ada dana sekian masuk. Jadi mempermudah yayasan mengelolanya.
Apa yang terjadi?
Sahabat saya mengirimkan 2 macam donasi. Untuk pembelian gedung dan untuk operasional.
Wow…. Puji Tuhan!
Teman-teman tidak mengenal Monica dan B. Liana. Sehingga mereka ingin mendapatkan info dari saya tentang mereka..
Kredibilitas saya menentukan, sejauh mana mereka bisa mempercayai apa yang saya katakan. Yang pada akhirnya akan menentukan, seberapa besar bisa membantu Sekolah Pelita Permai dan memenuhi kebutuhan murid-murid.
Nama baik itu juga titipan Tuhan yang harus dipelihara. Jika kita bisa menjaga nama baik, maka Tuhan ikut dipuji.
Ketika dipercaya, nama kita bisa menjadi jaminan sehingga orang lain tertarik ikut memberikan donasi.
Sebaliknya, jika mengaku cinta Tuhan, hutang gak bayar, suka memanfaatkan orang lain dsb, tentu akan dicemooh.
Orang lain tidak tertarik pada Tuhan kita. Apalagi kirim donasi.
Ini pun harus kita pertanggungjawabkan saat bertemu Tuhan kelak. Koq gak jadi duta Allah yang baik?
Nach Lho… Memikirkan hal ini, saya pun tepok jidat.
Mesti lebih hati-hati… Yenny…
Ingat ini bukan tentang YennyIndra , tetapi membawa reputasi Tuhan.
Jangan main-main!
Itulah sebabnya Andrew Wommack menekankan, Jaga Intergritas. Karena KEPERCAYAAN itu harus DIRAIH (EARN).
Sekali kepercayaan hancur, sulit sekali untuk memperolehnya kembali.
It takes 20 years to build a reputation and five minutes to ruin it. If you think about that, you’ll do things differently – Warren Buffett. (Orang terkaya nomor 3 di dunia.)
Dibutuhkan 20 tahun untuk membangun reputasi dan hanya perlu lima menit untuk menghancurkannya. Jika Anda memikirkannya, Anda akan melakukan banyak hal dengan cara yang berbeda – Warren Buffett.
Tahukah kita bahwa apa yang kita lakukan itu menular?
Jangan pernah ragu berbagi kisah kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan. Kita tidak pernah tahu, seberapa besar dampaknya pada orang lain.
Pernah dengar Pay It Forward?
Kisah seorang guru IPS yang memberikan tugas kepada siswa SMP-nya untuk memikirkan sebuah ide yang mengubah dunia menjadi lebih baik, kemudian mewujudkannya. Ketika itu seorang siswa, Trevor namanya, membuat rencana untuk “membayar kepada orang berikutnya, Pay It Forward.”
Kira-kira begini skenarionya;
Trevor akan berbuat baik kepada tiga orang.
Kebaikannya bersyarat. Setiap orang yang telah ditolong Trevor, harus berjanji untuk menolong tiga orang lainnya. Dan begitu seterusnya.
Tanpa diduga, Trevor menggerakkan gelombang kebaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebaikan ini terus berkembang menjadi fenomena nasional yang dahsyat. Hingga kisahnya difilmkan. Tidak disangka bukan?
Berbuat baik yuk…
Karena semua titipan Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan kelak.
“A life lived for others is the only life worth living.” – Albert Einstein.
Kehidupan yang dijalani untuk orang lain adalah satu-satunya kehidupan yang layak dijalani.” -Albert Einstein.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN