Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
FEAR…
Sejak kecil saya merasa perasaan takut itu sesuatu yang wajar. Manusiawi. Wajarnya manusia ya…. ini takut, itu takut… Wong sejak kecil memang suka ditakut-takuti…
“Kalau gak cepat bobo, nanti ada setan yang datang lho!,” kata mbak yang mengasuh saya dan adik.
P. Indra berbeda. Prinsipnya, penakut ga bisa sukses. Jadi anak-anak dilatih berani. Kesukaannya, cari jetcoaster yang mengerikan. Tidak hanya anak-anak, P. Indra ikut naik & menikmati. Klo yang tidak terlalu mengerikan, saya berani.
Di Las Vegas, ada hotel & casino Stratosphere, tingginya 1149 feet. Sekitar 350,2 meter. Nach di atas hotel itu ada permainan-permainan semacam jetcoaster.
Duduk di kursi lalu diayun keras, jadi jauuuuuh di bawahnya terlihat kota Las Vegas.
Ada lagi yang duduk di kursi, ditarik ke atas, lalu dari ketinggian di lepas ke bawah.
Banyak sich permainan seperti itu, tapi biasa kan dari atas tanah, jadi gak terlalu tinggi.
Di Stratosphere hotel, permainan dari puncak hotel dengan ketinggian 1149 feet atau 350.2 meter permukaan tanah.
Cukup mengerikan.
Anak-anak mencobanya, mamanya yang lemas melihatnya…
Teman-teman yang main ke apartemen saya saja, kerap tidak berani ke tepi pagar balkon.
Bahkan balkon lantai kaca di rumah kami yang hanya 3 lantai saja, ada teman yang menolak naik.
Ngeri, katanya.
Orang Jawa bilang, ayub-ayuben.
Fobia ketinggian.
Fear atau takut yang seolah normal, ternyata itu merupakan berhala.
Koq bisa?
Ketika kita takut, tanpa disadari, kita sedang meninggikan apa yang kita takutkan melebihi Allah.
Seolah-olah Allah tidak mampu menyelesaikan masalah kita.
Wow….
Sejak memahami pengertian ini, saya mengingatkan diri sendiri bahwa Allahku jaaauuuh lebih besar daripada apa yang saya takutkan.
Don’t tell God that you have a big problem, tell your problem that you have a Big God.
Jangan berkata kepada Tuhan kita punya masalah besar, tapi katakan kepada masalah bahwa kita punya Tuhan yang Besar.
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Allah yang memelihara kamu.
Tetapi bagaimana caranya?
Ceritakan kepada Tuhan masalah dan kekuatiran kita, seperti seorang anak kepada papanya.
Dengan jujur, apa adanya.
Tetapi jangan stop di sana. Kebanyakan orang, sudah curhat kepada Tuhan, lalu Amin dan kabur.
Kemudian melanjutkan hidup sesuai pemikirannya sendiri. Itulah sebabnya doa tidak terjawab dan hidup kacau balau.
Yang benar bagaimana dong?
Setelah curhat, kita samakan persepsi dengan Tuhan.
Bagaimana Tuhan melihat masalah ini?
Ah… ini masalah kecil bagi Allah.
Dia Mahakuasa, Allah bisa menuntun kita menemukan jalan keluarnya.
Pikiran kita terbatas, tetapi Allah Sang Pemilik Alam Semesta, bisa membelah Laut Merah saat Musa terjebak antara tentara Firaun dan Laut Merah.
Dan Tuhan pun membelah Laut Merah sehingga Musa dan bangsanya bisa menyeberang di tanah yang kering.
Allah kita masih tetap sama bukan?
Berarti ada jalan keluar melebihi yang bisa kita pikirkan.
Ketika membandingkan masalah yang dihadapi dengan kebesaran Tuhan, maka masalah terlihat kecil dan kita membesarkan Tuhan.
Langkah selanjutnya, baca firman-Nya.
Firman ini bahasanya Allah. Dia menuntun dan berbicara kepada kita melalui firman-Nya.
Klo gak paham firman, saat Tuhan berbicara gak paham dong…
Renungkan firman-Nya dan pegang janji-janji-Nya, terutama yang sesuai dengan situasi yang kita alami.
Berdoa dalam roh jangan lupa.
Semakin banyak mengisi pikiran dengan kebenaran Firman-Nya, semakin dalam kita mengenal-Nya.
Pikiran serta perasaan kita kian selaras dengan-Nya.
Kadang ada teman yang berbaik hati memberikan nasihat tetapi sesuatu yang membuat saya takut dan galau.
Dulu hal-hal semacam ini, merampas damai sejahtera dalam hati saya.
Yang saya amati, semakin fokus dengan Tuhan, muncul suara kecil dalam hati yang berbisik:
Apa janji Tuhan bagi masa depanmu?
Masa depan yang penuh harapan.
Berita ini memberi harapan gak?
Tidak, Tuhan.
Tapi ada orang-orang yang percaya Tuhan mengalami hal buruk, seperti yang diceritakan teman saya.
Hening….
Kemudian saya merenung.
Jangan sampai apa yang kita tidak tahu, menghapus apa yang kita tahu, kata Andrew Wommack.
Apa yang saya tahu?
Janji Allah Ya & Amin. Allah itu setia. Dia tidak pernah membiarkan atau meninggalkan saya.
Allah mengawasi firman-Nya, untuk merealisasikannya. Yang harus saya lakukan adalah beriman dan percaya.
Memang ada kemungkinan apa yang saya takutkan bisa terjadi.
Tetapi PERCAYA KEPADA TUHAN artinya saya tahu dengan pasti Tuhan bisa diandalkan dan tidak pernah mempermalukan orang-orang yang menaruh percaya kepada-Nya. Dia setia.
Bukankah saya sudah mengalami pertolongan-Nya selama ini?
Tuhan tidak pernah mengecewakan.
Kalau dulu saya ditolong, sekarang juga.
Jika kamu menuruti ketetapan-ketetapan dan peraturan-Ku, kamu akan menemukan kehidupan melaluinya. Akulah Tuhanmu.
Seolah Tuhan menantang, ayooo buktikan!
“Jangan pernah mengambil keputusan atau bereaksi saat takut, galau dll. Pastikan keputusan dibuat dengan hati yang dipenuhi damai sejahtera,” suara kecil dalam hati mengingatkan.
“SIAP, TUHAN.”
Mau pilih mana?
Saya MEMILIH percaya kepada Tuhan meski tidak tahu apa yang akan terjadi.
Saya tidak tahu bagaimana caranya pohon pepaya di kebun saya bisa berbuah tetapi ternyata buahnya lebat.
Tugas saya menabur benih dan merawatnya, selebihnya bagiannya Tuhan.
Dengan cara yang sama, tugas saya berdoa, menabur firman dan melangkah sesuai arahan-Nya, hasilnya adalah tugasnya Tuhan.
Hhhmmm… Kerjasama yang baik bukan?
Praktik yuk….
“Fear not, for I am with you; be not dismayed, for I am your God; I will strengthen you, I will help you, I will uphold you with my righteous right hand.”
“Jangan takut, sebab Aku menyertaimu; jangan cemas, karena Aku ini Allahmu; Aku akan menguatkanmu, aku akan menolongmu, aku akan menopangmu dengan tangan kananku yang membawa kemenangan.”
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN