Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Berangkat Sebagai Narapidana, Pulang Jadi Penguasa. Apa Rahasianya?
Pernahkah kita membayangkan, apa yang dilihat Raja Firaun ketika bertemu dengan Yusuf?
Nyaris setiap kita sudah familiar sekali dengan kisah tentang Yusuf.
Anak kesayangan Yakub yang dijual oleh saudara-saudaranya karena bermimpi semua saudara serta orangtuanya menyembah dia dan Yusuf diberi pula jubah yang maha indah oleh ayahnya. Maka saudara-saudaranya iri hati.
Menjadi budak di rumah Potifar, lalu diajak berzinah istri Potifar, tetapi Yusuf menolak. Justru difitnah hendak memperkosa.
Dibuanglah Yusuf ke penjara para tahanan raja.
Selama 13 tahun Yusuf menjadi budak dan narapidana.
Hingga suatu ketika Yusuf mengartikan mimpi juru minuman dan juru roti raja, yang dijebloskan ke penjara. Tepat sekali dengan yang terjadi.
Ketika raja bermimpi dan tidak ada seorang pun yang bisa mengartikannya, si juru minuman ingat kepada Yusuf.
Yusuf pun datang dan mengartikan mimpi raja serta memberi saran solusinya.
Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?”
Kata Firaun kepada Yusuf: “Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu.”
Kembali ke pertanyaan tadi:
Apa yang dilihat Raja Firaun ketika bertemu dengan Yusuf? Apa yang mendirong Firaun, raja negara adidaya Mesir yang terkenal, mempercayakan pengelolaan negaranya kepada seorang mantan budak dan narapidana?
Jawaban dahsyatnya, karena
Firaun melihat Yusuf sebagai seorang Pemimpin.
Wibawa, kesantunan, tutur kata, sikap dan karisma Yusuf, tidak sedikit pun menggambarkan statusnya sebagai narapidana, sebaliknya body language dan penampilan Yusuf justru menunjukkan dia adalah Seorang Pemimpin Besar!
Inilah rahasia besar yang kerap luput dari pandangan kita.
Setiap kita ingin dipakai Tuhan dengan dahsyat, menjadi pemimpin yang dihormati dan disegani, tetapi yang perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri:
Apakah sikap, pikiran, nilai-nilai kita sepadan dengan kepercayaan yang kita inginkan?
»»» Yusuf bersikap sebagai Pemimpin yang Excellent.
Yusuf baik saat menjadi budak mau pun menjadi narapidana, tidak menempatkan dirinya sebagai budak atau narapidana, tetapi dia bekerja dan menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin.
Itulah sebabnya, baik di rumah Potifar mau pun di penjara, Yusuf dipercaya menjadi pemimpin.
Tidak peduli apa pun statusnya, Yusuf mengerjakan segala sesuatu dengan excellent, sangat… sangat baik.
Sehingga baik Potifar mau pun kepala penjara, tidak perlu mengerjakan apa-apa lagi.
Bukan kebetulan di ke dua tempat itu Yusuf dipercaya dengan kepercayaan yang sedemikian besar. Semua itu diraih dari hal-hal kecil yang dilakukannya dengan baik, maka dia dipercaya untuk hal-hal yang besar.
Ini sudah merupakan hukum kehidupan.
»»» Yusuf berpegang pada Visi yang Tuhan berikan.
Fakta secara kasat mata, statusnya budak dan narapidana.
Tetapi Yusuf tidak pernah melepaskan visi yang Allah tanamkan melalui mimpinya.
Dia kelak akan menjadi seorang pemimpin besar.
Entah kapan…
Kesulitan-kesulitan hidup dan kenyataan secara kasat mata, tidak menggugurkan iman dan harapannya.
Yusuf tetap percaya kepada Allah!
»»» Yusuf menjaga integritasnya.
Tidak ada yang tahu kalau Yusuf bersedia meladeni godaan istri Potifar.
Bisa saja Yusuf memilih mengambil kesenangan jangka pendek, tetapi dia tidak.
Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku, tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
Yusuf menjaga integritas dan menghormati Allah di atas segala-galanya. No matter what…
Allah menghargai orang yang menjunjung tinggi hukum-hukum-Nya dan mengasihi Dia dengan sepenuh hati.
»»» Sebelum bertemu dengan raja Firaun, Yusuf berdandan.
Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari ruang penjara; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun.
Yusuf tahu cara membawa diri dan menghormati dirinya.
Seandainya Yusuf berpakaian kumal, bau dan tampil dengan sikap minder, mungkinkah Firaun menyerahkan kekuasaan negaranya kepada Yusuf?
Tentu tidak!
Karena Yusuf menampilkan diri sebagai seorang pemimpin, maka dengan mantap Firaun memberikan kepercayaan kepada Yusuf untuk mengelola negaranya.
Sesungguhnya setiap kita mengajar orang lain, bagaimana seharusnya memperlakukan kita, dengan cara bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri.
Inilah beberapa rahasia kesuksesan Yusuf yang selama ini luput dari pandangan saya. Dan saat menyadarinya, saya sungguh terpukau.
Berangkat, statusnya sebagai narapidana. Tetapi setelah bertemu Firaun, pulang statusnya sebagai penguasa nomor 2 di negara Mesir.
Mari kita juga belajar seperti Yusuf.
Kalau Yusuf bisa, kita juga bisa.
Kesuksesan itu diciptakan, bukan kebetulan.
Siap?
“Patience, persistence and perspiration make an unbeatable combination for success.” – Napoleon Hill
“Kesabaran, ketekunan, dan keringat (kerja keras) adalah kombinasi yang tidak ada duanya untuk mencapai kesuksesan.” – Napoleon Hill.
YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
*MPOIN PLUS & PIPAKU*
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN
#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan