Apakah Allah Berjudi?

Spread the love


Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Apakah Allah Berjudi?

Setiap orang bisa membeli buku bagus, tetapi tidak semua orang suka membaca. Ada yang punya buku, suka membaca, tetapi tidak ada waktu untuk membacanya.
Nach… Saya suka membaca dan punya waktu juga membacanya, jadi saya ingin menulis berkat yang saya dapatkan dari buku bagus yang sedang saya baca dalam Seruput Kopi Cantik.
Setuju?

Saat ini saya sedang belajar dari buku *”The Perfect You” – Dr. Caroline Leaf, untuk Menemukan Potensi Dari Identitas Kita.*

Konon Albert Einstein pernah berkata,
“Saya ingin mengenal pikiran-pikiran Allah, selebihnya hanyalah detil.”

Einstein menyadari pikiran Allah merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk memahami siapa diri kita yang sempurna. Sebab *di dalam Dialah kita hidup, bergerak dan ada*.
Setiap kita diciptakan Allah secara unik, satu-satunya, limited edition dan peran kita tak tergantikan.

Allah mendesain masing- masing kita memiliki diri kita yang sempurna, yang merupakan cerminan Allah, di mana dari situ muncul identitas dan tujuan kita sebagai penatalaksana ciptaan dan kemuliaan-Nya.

Kalau ingin mencari jati diri kita yang sejati, haruslah kembali kepada sang pencipta kita.

******
Einstein suatu kali berkata, Allah tidak berjudi ketika menciptakan alam semesta. Sebagai fisikawan klasik, Einstein percaya bahwa alam semesta diatur dengan hukum-hukum tertentu yang menentukan segala hal terjadi.
Einstein tidak menyukai konsep alam semesta yang terbuka dan kehendak bebas.
Itulah sebabnya, penganut faham ini menganggap apa pun yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah atau seijin Allah.

Tentu saja faham ini bertentangan dengan perkataan Tuhan sendiri:
*Pencuri (si musuh) datang untuk mencuri membunuh dan membinasakan. Tetapi Tuhan datang supaya kita mempunyai hidup, dan mempunyainya di dalam segala kelimpahan.*

Penyakit, malapetaka yang bisa merugikan, membunuh dan membinasakan, tentu bukan dari Tuhan.

Dengan Fisika Kuantum, terbukti, mungkin sekali Allah memang berjudi. Dengan kasih dan anugerah-Nya, Allah tidak memaksa kita untuk mengasihi dan melayani-Nya.
Allah mendesain kita menjadi cerdas, yang merupakan cerminan dari gambar diri-Nya yang mulia, memiliki kebebasan memilih dalam menjalani hidup kita.
Allah mengambil resiko memberi kita Free Will, kehendak bebas.

“Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.” kata Tuhan.

Filsuf Keith Ward berkata,
“Kalau Allah ingin manusia hidup bebas, tidak didikte, mampu membuat pilihannya sendiri, maka Allah harus berjudi ketika menciptakan alam semesta agar kebebasan bisa diwujudkan.”

Kasih memang mengandung resiko.
Dan Allah mengambil resiko itu. Menciptakan manusia yang memiliki kehendak bebas, bukan boneka atau robot yang diprogram untuk mentaatinya.
Kebebasan yang diberikan-Nya, merupakan demonstrasi keinginan-Nya untuk membangun hubungan yang intim dengan manusia.
Manusia memilih mengasihi dan mentaati dengan kehendak bebasnya, bukan karena dipaksa.

******

Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan – Nya, memiliki kuasa seperti diri-Nya.
As He is, so are we in this world.
Sama seperti Dia, demikian kita di dunia ini.
Wow…..

Apa arti diri kita yang sempurna?
Diri kita yang sempurna adalah cerminan Allah di mana dari situ muncul identitas dan tujuan kita sebagai penatalaksana ciptaan dan kemuliaan-Nya.

Diri kita yang sempurna adalah cara kita yang unik dalam berpikir, cara kita yang unik dan spesifik untuk merasa dan cara kita yang unik serta spesifik dalam memilih.

Ketika berpikir, itu mempengaruhi intelektual, emosi dan kehendak.
Pemikiran-pemikiran itu menentukan perkataan dan tindakan kita yang unik, memanifestasikan diri kita yang sempurna serta pandangan hidup kita yang spesifik.
Itulah kesejatian diri kita.

Kebebasan kreatif yang kita miliki dalam kesejatian diri kita, adalah realitas yang sungguh-sungguh bukan illusi.
Dengan kesejatian diri, kita membangun pikiran-pikiran kita menjadi realitas, menjadi nyata.

Pernahkah memperhatikan, apa yang kita takutkan, justru itu yang terjadi?
Kita mencipta atau menarik apa yang kita pikirkan.
Setiap pikiran kita mempengaruhi orang lain dan sebaliknya. Segala sesuatu diciptakan di dalam dan melalui Allah, maka ciptaan  Tuhan saling terkait.

John Bell dengan Teori Bell yang dirumuskannya di Geneva pada tahun 1964, mengatakan:
Ada Quantum Entanglement yang tidak bisa dipisahkan antara setiap bagian dengan bagian lainnya.
Tidak peduli seberapa jauhnya jarak dan waktu, semua partikel saling terhubung, mempengaruhi satu sama lain:
Relasi Itu Terjadi Melampaui Ruang & Waktu
.

Yess….
Artinya kita bisa mempengaruhi hingga ke belahan dunia lain, melampaui ruang dan waktu, dengan pikiran kita.

Pelajarannya:

Perhatikan apa yang kita pikirkan. Karena suka atau tidak, pikiran itu mencipta apa yang kita pikirkan. Entah itu pikiran yang baik, mau pun yang buruk.
As He is so are we in this world.

Tidak semua pikiran itu pikiran kita sendiri.
Ada 3 macam pikiran di kepala kita:
1. Pikiran Allah, ketika merenungkan firman dan mendengarkan-Nya. Saat hati dipenuhi iman, anugerah Allah lancar mengalir.
Anugerah adalah apa pun yang kita butuhkan, yang telah Tuhan sediakan.
2. Pikiran si musuh, ketika kita membuka celah atau membiarkan pikiran kosong, si musuh menggoda kita dengan pikiran jahatnya. Atau justru meneror, menakut-nakuti. Ketika takut, anugerah Allah terhambat mengalir.
3. Pikiran kita sendiri.

Dengan cara cerdas mengamati pikiran-pikiran kita dan memilih pikiran yang benar, kita tengah menciptakan kesuksesan, kebahagiaan dan kesehatan bagi diri kita sendiri.

Siap memikirkan kebenaran?
Yuk….

For as he thinks within himself, so is he.

Karena seperti apa yang dipikirkan seseorang di dalam dirinya, demikian dia.

YennyIndra
TANGKI AIR & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

#SeruputKopiCantik
#yennyindra
#InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan
#mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post