Shaping Your Future.

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Shaping Your Future.

“Membentuk Masa Depan Anda,” judul buku terbaru Barry Bennett. Buku-buku Barry senantiasa memberi wawasan dan meningkatkan pemahaman yang baru.

Benih… Atau biji.
Mangga, misalnya.
Kerap saya hanya melihat, “Yach… Cuma biji mangga..”

Tetapi sesungguhnya biji itu berpotensi menjadi pohon mangga yang besar, subur dan berbuah lebat.
Biji yang hanya 1, bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan buah mangga yang lezat.
Hebatnya lagi, setiap musim mangga, pohon itu tidak lalai menghasilkan buahnya.

Papa mertua saya membawakan bibit mangga gadung Probolinggo, di tanam di rumah kami di Solo. Hingga sekarang 23 tahun papa sudah pulang ke surga, pohon mangga itu tetap menghasilkan buahnya.
Keren ya?

Itulah gambaran berkat yang disediakan Tuhan bagi kita: berupa benih.
Nach masalahnya, ada pada diri kita sendiri.
Apakah kita melihat 1 benih mangga ini dengan sebelah mata, lalu membuang ya ke tong sampah… Atau kita menanam dan merawat ya dengan telaten hingga beberapa tahun kemudian kita bisa panen mangga?
Bisa saja kita jadi juragan mangga lho!

Seorang visioner yang bisa melihat potensi biji mangga untuk kelimpahan di masa depan.
Sebaliknya, pikiran picik, hanya bisa melihat sebutir benih biji mangga yang tidak menarik.
Cara kita melihatlah yang menentukan takdir kita kelak: jadi juragan mangga atau tetap tidak punya apa-apa karena biji mangga endingnya di tong sampah.

Tuhan itu Allah yang adil, memberi semua orang benih yang sama, yang tersimpan di dalam Firman-Nya.
Setiap orang memiliki resources, sumber, yang sama. Punya kesempatan untuk mengakses seberapa banyak pun yang kita mau. Setelah mengakses, dipraktekkan atau tidak?
Tidak sedikit orang yang sangat bangga dengan banyaknya pengetahuan yang dimilikinya. Kalau membahas sesuatu, sangat detail, lengkap dan membuat banyak orang terpesona.
Namun tanpa dipraktekkan, tidak ada hasilnya.

Kita bisa membahas tentang mangga dari A sampai Z, berbagai varian serta keunikannya, potensi bisnisnya bla… Bla.. Bla… Tetapi kalau bijinya tidak ditanam dan dirawat, maka sampai kapan pun tidak akan berbuah.
Masalahnya ada pada diri kita: tindakan apa yang kita lakukan?

Tanah di mana benih mangga itu ditanam, yang membedakan hasilnya. Bisa 30, 60 atau 100 kali ganda.
Tanah itu menggambarkan hati kita. Sikap dan pemikiran kita.
Tidak ada orang yang menanam biji mangga hari ini, lalu mau panen besok.
Biji butuh waktu untuk bertumbuh, berproses hingga menghasilkan buahnya.

Apa yang kita lakukan saat menunggu, menentukan nasib dan takdir kita di masa depan.
Jika pohon mangga dicuekin, bisa tumbuh tapi tidak subur, atau mati dalam perjalanannya.
Sebaliknya jika dirawat dengan telaten, daun-daunnya dikurangi saat hendak berbuah, tentunya nutrisi yang diterimanya sekarang fokus untuk menghasilkan buah. Saat buah mulai membesar, perlu dibungkus, supaya kelelawar tidak lebih dulu mengkonsumsinya. Perawatan yang bagus, memperbesar potensi panen yang berlimpah.

Demikian pula hubungan kita dengan Tuhan.
Apa yang kita lakukan saat menanti jawaban doa terealisasi sangat menentukan hasilnya.
Kata-kata yang meluncur dari mulut kita ketika kita secara kasat mata melihat kemungkinan apa yang kita doakan tidak terealisasi, menentukannya.
Tetapkah kita beriman, percaya lalu berdiri teguh di atas janji-janji-Nya?
Atau justru berkompromi dan berusaha merealisasikannya dengan cara kita sendiri?
Di sinilah ujian iman kita dimulai.
Apa yang sungguh-sungguh kita percayailah yang akan kita lakukan.

Ada sebuah kisah yang diceritakan Joel Osteen yang kerap muncul di saat-sat genting hidup saya.
Ini dia ceritanya:

Pada suatu ketika dalam sebuah peperangan, sekelompok tentara Amerika terdesak oleh serangan musuh. Mereka pun lari tercerai-berai.

Seorang tentara muda lari ke bukit yang banyak gua-guanya.
Dia memilih masuk ke sebuah gua sambil terus berdoa minta perlindungan Tuhan.
Ketika itu dia melihat dari kejauhan, laba-laba membuat sarangnya di pintu gua.

“Yach Tuhan…. Saya itu butuh perlindungan yang kuat. Tentara musuh mengejar…. Koq hanya laba-laba yang ada di sana,” dalam hati si tentara mengeluh.

Terdengar suara langkah-langkah tentara musuh memasuki gua-gua yang ada. Pada mulanya terdengar masih jauh, makin lama makin mendekat. Sang tentara muda menahan nafasnya, hatinya berdebar-debar ketakutan sambil terus berseru kepada Tuhan.
Sekarang suara langkah makin keras terdengar, tanda sedemikian dekatnya, mungkin sudah di pintu gua.

“Tidak usah masuk ke sini. Tidak mungkin ada orang yang bisa masuk tanpa merusak sarang laba-laba yang sedemikian tebalnya …”

Akhirnya, perlahan-lahan langkah tentara musuh kian menjauh. Dan tentara itu pun selamat.

Jalan Tuhan selalu unik. Kerap berbeda dengan apa yang kita pikirkan.
Saya belajar, semustahil apa pun situasinya, tetap jaga perkataan, iman, harapan kita dan tetap lakukan apa yang kita ketahui, sebagai kehendak Allah bagi kita saat itu.

Orang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik, dan orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan yang jahat. Karena yang diucapkan orang, meluap dari dalam hatinya.

Pikiran, perkataan, tindakan dan sikap kita adalah benih.
Benih yang diaktifkan dengan iman, didasari oleh firman Tuhan akan menciptakan masa depan yang penuh harapan, sesuai janji Tuhan.

Hati kitalah sumber sesungguhnya masa depan kita.
Karena hati yang memilih apakah kita hidup berdasarkan kebenaran Tuhan atau hidup menurut cara dunia.

Pertanyaannya:
Apa yang tersimpan di hati kita?

If you change the way you look at things, the things you look at change. – Wayne Dyer.

Jika Anda mengubah cara Anda melihat sesuatu, hal-hal yang Anda lihat akan berubah. – Wayne Dyer.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post