Ingin Tahu Rahasia Saat Ajal Menjemput? Ini Rahasianya!

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Ingin Tahu Rahasia Saat Ajal Menjemput? Ini Rahasianya!

“Ce, papiku kena kanker prostat,” ujar Novie dengan mata berkaca-kaca.

“Darimana tahu klo kena kanker?”

“Awalnya papi gak bisa buang air kecil. Setelah dikerok dibersihkan, daging yang menutupi diambil dan di test, ternyata kanker ganas stadium 4 menurut dokter. PSA Papi 24 padahal normalnya max 4.”

Mengingat papi Novi sudah berusia 79 tahun, maka dokter menyarankan untuk tidak diberitahu. Secara manusia, orang akan down mentalnya saat mendengar dia menderita kanker. Toh papi tidak merasakan apa-apa.
Dioperasi juga resiko.

Sempat Theo, suami Novi, akan membawa papi ke Singapura tetapi dokter mencegah. Apalagi situasi pandemi seperti ini.

Ada papa teman Novi menderita kanker prostat juga. Tanpa tahu dia sakit kanker, papa temannya hidup ‘normal dan sehat’ hingga 10 tahun kemudian. Suatu hari diajak menemani temannya ke Penang, general check up. Papa ini ikutan check. Begitu tahu dia menderita kanker, down. Setahun kemudian meninggal.

Novi bercerita, setiap malam mereka sekeluarga termasuk Papi dan Mami, mengikuti doa malam dari sebuah gereja, dan merenungkan firman Tuhan. Setiap akhir acara, ada doa untuk bangsa dan negara, lalu doa untuk masing-masing yang membutuhkan. Novi selalu meminta kemurahan Tuhan bagi Papi.

Menyelinap pertanyaan dalam hati Novi, bagaimana sesungguhnya saat seseorang meninggal? Apakah menakutkan? Menyakitkan?

“Temanku berdoa menanyakan hal ini dan diberi penglihatan Tuhan. Suatu ketika sesudah mendoakan seseorang yang sakit, dia melihat Tuhan sendiri yang hadir menjemput orang itu. Tenang… Sama sekali tidak menakutkan,” Novi menjelaskan,
“Lalu pada kesempatan lain, Tuhan sekali lagi memberikan penglihatan orang lain lagi yang akan meninggal, tidak hanya Tuhan yang menjemput, tetapi keluarga yang sudah meninggal juga. Bak reuni… Mereka bersukacita. Kematian itu betul-betul tidak perlu ditakutkan. Kita sudah pasti koq tempatnya, apalagi dijemput Tuhan sendiri… Digandeng ce… Sungguh aku jadi lega.”

Puluhan tahun lalu saya mengikuti seminar di Hagai Institute. Ada seorang guru yang bercerita, dia memiliki kakak yang tidak menikah dan seumur hidupnya melayani orang-orang miskin. Suatu hari sakit parah, seluruh keluarga berkumpul untuk mengantar kepergiannya.

“Ko, nanti kalau Tuhan menjemput, angkat tangan, gandeng tangan Tuhan ya….rumah koko sudah jadi koq di surga,” kata saudaranya.

Dan kakaknya betul-betul meninggal dengan mengangkat tangannya.
Sungguh kesaksian yang sangat melegakan. Kematian hanyalah pindah tempat, dalam sedetik pindah dari tubuh jasmani kepada tubuh rohani.

Seorang tante bercerita, ketika suaminya akan meninggal, dia berpamitan, “Mi, aku berangkat dulu. Tuhan sudah datang menjemputku… Jaga anak-anak ya..”

Novi bercerita bagaimana kesaksian temannya sangat menghibur hatinya. Dia mempersiapkan papi secara mental jika suatu hari meninggal. Diceritakannya penglihatan itu.

“Berarti nanti klo Papi meninggal, Win (adik Novi yang sudah meninggal) jemput papi sama Tuhan ya ..”, Papi bertanya.

“Iya Pi… semua orang bergiliran akan pulang karena rumah kita sesungguhnya di Surga, bukan di bumi,” Novi menjelaskan.

Papi tetap minum obat dan mendapat suntikan yang pertama kalinya. Dokter bilang, jika angka PSA tidak bisa turun, berarti tetap harus dioperasi.
Novi dan keluarga berdoa sungguh-sungguh supaya Papi tidak perlu dioperasi.

“Ce….aku dapat mujizat. Hasil test Papi normal. Dari PSA 24, turun jadi 2.46. Aku sampai gak percaya. Di test 2x hasilnya normal. Batas max normal hingga 4 dan Papi 2.46. Normal sekali….
Tuhan baik Ce….,”
Novie bercerita dengan mata berkaca-kaca-kaca,
Aku berharap turun, setidaknya dari 24 jadi 18 saja, aku sudah senang. Asal Papi gak perlu operasi. Gak berani berharap bisa turun sedrastis itu. Tapi Tuhan terlalu baik….justru diberi normal.

“Kemarin kami bertemu dokter.
PSA 2.46 itu bagus sekali.. tapi dokter ga berani bilang sembuh sempurna dulu ce.. dia pakai istilahnya saat ini sel kankernya tidur. Masih harus suntik kata dokter.. Karena takut kalo “bangun’ lagi. 🙂

Terus aku bilang tapi tetep kalau tidur ga bangun” artinya sel kanker mati kan dok?”

Dokternya tertawa.:-) 🙂 .

Tuhan lebih berkuasa dari dokter bu.. kalo iman ibu supaya sel kanker tidur selamanya, terjadilah sesuai dengan iman ibu.”

Dokternya muslim, baik dan sehati, sama-sama percaya kuasa Tuhan. Sungguh Tuhan itu memberi kepada anak-anak-Nya, jauh melebihi pemikiran kita.

Wow..
Yess .. Yess… Yess….!!!

Tuhan merespon iman. Ketika ketakutan disingkirkan, maka iman berkembang dengan sempurna.
Mujizat pun terjadi.

Mari kita lebih lagi setia dalam melayani dan mengisi hidup untuk kemuliaan Tuhan.
Menyimpan harta di surga, bukan di bumi, di mana kerat dan ngengat tidak dapat merusaknya.
Hidup kita yang sesungguhnya justru di surga.

When trouble comes, focus on God’s ability to care for you. – Charles Stanley.

Ketika masalah datang, fokuslah pada kemampuan Tuhan untuk memelihara Anda. – Charles Stanley.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post