Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Mengelola Keuangan Dengan Bijak. Belajar Sama-Sama Yuk….
Ketika Elisa sekolah di Australia, dia homestay di rumah pasangan profesional yang kaya dan bergaji tinggi. Rumahnya bagus dan ada paviliunnya. Elisa tinggal di kamar di paviliunnya.
Saat mendengar gaji mereka, saya terpesona. Besar sekali. Mereka memang punya jabatan yang bagus.
Anehnya, si Ibu pemilik rumah kerap mengeluh, pengeluarannya sangat banyak. Saya baru paham, ternyata sudah menjadi kebiasaan di sana, membeli barang-barang mahal secara kredit, ambil yang jangka lama pula. Tanpa disadari, cicilannya makin lama makin menumpuk. Dan harga barang yang dibeli, jauh lebih mahal dari harga sesungguhnya
Masuk akal. Sehingga mereka perlu menyewakan kamar demi mendapatkan penghasilan tambahan.
Di Amerika pun kurang lebih sebagian penduduknya seperti itu. Dulu saya berpikir, memang style hidup orang di negara-negara maju begitu.
Sampai Andrew Wommack mengupas kebiasaan ini dengan cara pikir yang berbeda.
Bahkan ada pelajaran khusus di Sekolah Charis yang mengajar kami, bagaimana cara mengelola keuangan. Dean Hawk, nama gurunya.
Ketika membeli mobil seharga $20.000 (harga cash), misalnya, saat membeli dengan kredit, sesungguhnya kita membayar jauh lebih mahal selama masa mencicil. Mungkin kita bisa membayar total harga mobil hingga $25.000 (harga kredit)
Usulan para guru, datanglah ke showroom, lihat mobil yang diinginkan, cari tahu harganya.
Pikirkan, ingin mencicil berapa tahun? 3 tahun, misalnya. Bagi harga mobil $20.000 dengan 36, ($20.000 : 36 bulan = $556) maka kita tahu bahwa kita harus menyisihkan uang sebanyak $556 setiap bulannya.
Jangan beli mobilnya sekarang.
Tabung uangnya sebanyak $556/bln, ketika uang sudah terkumpul, baru beli mobilnya.
Jadi kita tidak perlu membayar selisih bunga sebesar $5000.
“Permasalahannya, hanyalah kita harus mampu mengendalikan diri, menunda keinginan,” Andrew menjelaskan.
“Jangan pernah menggunakan pinjaman kartu kredit yang tidak mampu langsung kita lunasi, atau pinjaman bank hanya sekedar membeli hal yang konsumtif,” kata Andrew Wommack, “Ingat uang dan harta milik Tuhan. Kita hanya pengelolanya. Kita diberkati untuk menjadi berkat, bukan untuk memuaskan keinginan kita yang tidak ada habisnya.”
Di Amerika, orang yang tidak memiliki pekerjaan, mendapatkan tunjangan sosial dari pemerintah. Banyak orang yang enggan bekerja jika penghasilannya lebih kecil atau setara dengan tunjangan sosial. Buat apa cape kerja kalau hasil tidak seberapa?
Begitu mereka bekerja, entah seberapa hasilnya, mereka kehilangan tunjangan sosialnya.
Kelihatannya masuk akal secara pikiran manusia, tetapi mereka tidak tahu rahasia yang tersembunyi.
Salah seorang guru Charis, Lawson Purdue, ayahnya menderita penyakit dan keluarga mereka miskin. Mereka berhak memperoleh tunjangan sosial, tetapi mereka menolaknya.
Why?
Anugerah Tuhan berupa kelimpahan, kemakmuran, hikmat dsb, tersedia dalam bentuk potensi.
Untuk menjadikan nyata di alam natural, caranya harus direspon melalui iman.
Anugerah Tuhan itu gratis, harus diterima melalui iman.
Penerapan praktisnya bagaimana?
Seseorang yang bekerja dengan mengandalkan kekuatan sendiri, hasilnya 3, misalnya.
Ketika dia memperoleh anugerah perkenanan dari Tuhan, dia bekerja dengan iman, maka yang secara natural hasilnya hanya 3, karena plus Tuhan, hasilnya jadi 8.
Keren bukan?
Tapi ingat, tanpa bekerja dengan iman, percepatan dan kelimpahan dari Tuhan tidak terjadi!
Anugerah itu bagiannya Tuhan dan bekerja dengan iman, itu bagian kita yang percaya kepada-Nya. Ini prinsip rahasianya!
Bagaimana berhutang untuk bisnis?
Tetap harus dikelola dengan bijak.
Jalankan bisnis dengan bergantung kepada Tuhan dan terus menerus minta hikmat Tuhan dalam mengelolanya.
“Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi,” ujar Raja Salomo.
Saat berhutang, sesungguhnya kita menjadi budak. Nach lho!
Apalagi yang pernah menunggak hutang kartu kredit, tahu sekali betapa repotnya dikejar debt collector plus menanggung bunga berbunga.
Saya salut sekali dengan sahabat saya, P. Timoteus Talip. Beliau bekerja di Bank BCA, sekaligus inspirator ulung, jadi bosnya para debt colector dan bisa bikin para debt collector yang berbadan besar dan sangar, sampai menitikkan airmata terharu.
P. Talip kerap berujar,
“Meski saya karyawan, bukan pengusaha, tapi saya punya beberapa investasi rumah, sehingga bisa mendapatkan pasif income.”
Karena beliau bosnya debt collector, maka sangat berhati-hati menggunakan fasilitas kredit dan hutang. Beliau memanfaatkan KPR kantor untuk investasi rumah.
Saya salut dengan pribadinya. Beberapa waktu lalu, P. Talip dengan istrinya Bu Yuyun dan putrinya, Odetta, mampir ke rumah. Odetta mau kursus membuat kue dan memasak dengan chef terkenal. Mahal tentu saja, tapi P. Talip tidak keberatan. Dia tahu persis bagaimana berinvestasi pada hal-hal yang menguntungkan di masa depan. Bukan invest pada hal-hal yang sekedar memuaskan keingingan.
Odetta kerap menjadi MC, ahli main biola, pintar membuat kue dan seabreg prestasinya. Semua bisa tercapai karena P. Talip rela membayar berbagai seminar-seminar mahal dan berbobot untuk putrinya.
Putra sulungnya pun menimba ilmu di Singapura.
Saya selalu suka dengan orang-orang yang open minded dan suka belajar. Semangat orang-orang yang positif itu menular dan menginspirasi.
Ssstt… P. Talip juga salah satu ‘malaikat’ yang dikirim Tuhan bagi saya. Awal stay di Jakarta, tidak mudah. Konon ibukota lebih kejam daripada ibu tiri.
“Cici itu dijagain P. Talip lho…,” Tommy Wong, ‘adik angkat’ saya menjelaskan, ” P. Talip bilang ke teman-teman, jangan ada yang berani macam-macam sama YennyIndra ya… Nanti urusannya sama saya. Makanya cici itu aman.”
Wow… Tuhan itu benar-benar luar biasa.
Janji-Nya tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan …. Sungguh terbukti.
Thanks P. Talip. Thank you Lord!
The man whose heart is unmoved You will keep in peace, because his hope is in You.
Yang hatinya bergantung kepada-Mu, Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN