Perlu PCR-kah?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Perlu PCR-kah?

“Ce, besok aku, suami dan anakku mau test PCR. Sabtu minggu lalu kami dinner dengan seorang teman, dia baru beri kabar kalau dia positif Covid. Bantu doa ya…. Supaya testnya negatif,” ujar teman saya, sebut saja Santi namanya.

Yang Santi lupa, dua hari yang lalu, saya seharian bersamanya, mengunjungi teman dari Surabaya yang sedang ke Jakarta.
Klo Santi positif Covid, berarti besar kemungkinan saya tertular juga.

Sekarang saya punya pilihan. Respon apa yang akan saya ambil?

“Peperangannya terletak pada pikiran kita. Musuh tahu, jika dia bisa menguasai pikiran kita dengan ketakutan, maka dia bisa menguasai hidup kita. Abaikan info menakutkan dari musuh, terus maju. Tuhan akan membawa kita pada tujuan yang ditetapkan-Nya,” ujar Joel Osteen terngiang di telinga.

Roh Allah tinggal di dalam roh saya. Tubuh saya ini bait Tuhan.
Mestinya, bukan saya yang harus takut pada virus, sebaliknya virus Covid yang sewajarnya takut kepada saya.

Hhhmmm… Saya memilih percaya dan beriman, tidak peduli apa pun yang terjadi, saya pasti dan tetap sehat!
Hati pun tenang dan damai.

Saya mengirimkan link artikel:
https://yennyindra.com/2021/05/kapan-sesungguhnya-kesembuhan-terjadi/
pada Santi.

Sesungguhnya, hidup adalah keputusan. Setiap hari kita diperhadapkan kepada berbagai pilihan, mau percaya dan memilih yang mana?
Dan berita pentingnya, apa pun pilihan kita, akan menjadi kenyataan.
Karena rumusnya, apa pun yang kita fokuskan itu membesar! Lalu terjadilah menurut imanmu.

Jika seseorang dalam keadaan yang serupa dengan yang saya alami, lalu memilih percaya dan ketakutan dia  terkena Covid, maka terjadilah sesuai imanmu.
Si musuh tidak akan menunda serangannya, merealisasikan apa yang ditakutkannya.
Orang bijak berkata, yang kita takutkan, itu yang terjadi.

Sebaliknya, jika seperti saya kemudian memilih mempercayai janji-janji Tuhan, bahwa malapetaka tidak akan menimpa aku, penyakit dan tulah tidak akan mendekat kepada kemah (rumah) kita, maka itulah yang akan terjadi.
Rumus yang sama,  terjadilah menurut imanmu.

“Buktinya temanku percaya & beriman, tapi koq terjadi sebaliknya?,” protes seseorang.

Masalahnya, percaya itu ada dalam hati  dan yang tahu iman kita bulat atau tidak, itu hanya kita sendiri.
Orang lain hanya bisa menilai dari sikap dan kata-kata yang terucap.
Tuhan bilang, apa yang keluar dari mulut, meluap dari hati.

Saya tidak berani menilai orang lain, apalagi menghakiminya.
Tetapi yang saya pelajari di sekolah, Janji Tuhan itu YA & AMIN.
Kalau janji tidak terealisasi, kesalahan PASTI di pihak kita, bukan Tuhan.

Janji Tuhan itu sama seperti hukum alam.
Hukum Gravitasi, contohnya, entah siapa saja, kaya or miskin, pria or wanita, bahkan apa pun agamanya, atau di belahan dunia mana pun, kalau jatuh pasti ke bawah.
Tidak ada perkecualian.
Nach Janji Tuhan juga seperti itu, apa yang dijanjikan-Nya pasti terjadi asalkan persyaratannya dipenuhi.

Make sense?

“Ce, klo gitu aku PCR gak?”, tanya Santi setelah kami berdiskusi.

“PCR bukan dosa, dan tidak PCR juga gak apa-apa. Semua tergantung level imanmu dan apa yang kamu percayai. Berita baiknya, Tuhan senantiasa menemui kita di setiap level iman masing-masing. Apa yang membuat hatimu sejahtera, lakukan dengan iman. Tuhan menerima dan mengasihi kita apa adanya koq…”

Melegakan bukan?

We have a choice of focusing on our problems or focusing on God, who holds the solution – Rick Warren.

Kita mempunyai pilihan untuk berfokus kepada permasalahan kita atau berfokus kepada Tuhan, yang memegang solusinya – Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post