Apa Yang Kita Wariskan Bagi Generasi Mendatang?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Apa Yang Kita Wariskan Bagi Generasi Mendatang?

“Setiap orang adalah pemimpin.”

“Tapi saya bukan siapa-siapa dan tidak punya jabatan apa-apa.”

Ini yang dipikirkan orang pada umumnya.
Pemimpin adalah pengaruh.
Mungkin saja kita tidak punya jabatan apa-apa, tetapi kalau kita mempengaruhi 1 orang saja, mungkin melalui kata-kata, sikap mau pun keteladanan kita, maka kita adalah seorang pemimpin. Setidaknya kita bisa mempengaruhi keluarga kita.
Dan banyak yang tidak menyadarinya, termasuk saya …

Orang-orang melihat kita, lebih dari yang kita sadari. Termasuk saat kita lepas kendali, emosi & marah….
Mungkin orang yang melihat kita, berkata dalam hatinya, “Lho katanya beribadah, duta Allah, koq sikapnya seperti itu ya?”
Tidak sinkron dengan branding sebagai anak Tuhan.

Bahkan saya dihadapkan dengan pertanyaan yang sungguh menempelak,
“Apakah saat berjumpa dengan saya, orang lain bisa melihat karakter Allah ada di dalam saya?”

Bagaimana dengan tulisan saya?
Post komentar saya di sosmed atau foto/video yang saya unggah, apakah mempermuliakan nama Tuhan?

Begitu banyak orang yang tidak menyadari, saat kita membuka mulut, itulah gambaran siapa diri kita.
Untuk jaman now, membuka mulut termasuk didalamnya komentar kita, postingan, foto dan video yang kita unggah di sosmed.

“Si ….. Nama belakangnya menunjukkan dia berasal dari keluarga terpandang yang terkenal di seantero negeri ini, overseas grad pula, kaya, cantik, tapi koq yang di post berita-berita covid yang menakutkan, gosip-gosip yang tidak jelas, video yang tidak berkelas sama sekali….tidak bermutu..,” seorang teman terheran-heran.
Kerap asal re-post tanpa di check ulang kebenarannya pula.
Sangat mengganggu!

Tentunya saat posting sesuatu, apalagi di sosmed, yang menjadi konsumsi publik, ada tujuannya.
Tujuan apa yang hendak dicapai?
Apakah orang yang melihatnya menjadi lebih baik atau sebaliknya?
Sebagai duta-duta Allah, yang di post bukan sekedar sensasi bukan? Biar asal nge-top melalui hal-hal yang negatif.
Nama Tuhan lho yang dipertaruhkan! Jika saja kita menyadarinya….

Apa yang kita tampilkan, sadar atau tidak, itu gambaran apa yang tersimpan di dalam hati kita. Dan ‘iklan terselubung’ yang menunjukkan siapa kita yang sesungguhnya.

Wow…. Wow…. Wow….
“Kamu adalah buku yang terbuka. Orang lain tidak bisa melihat Allah dengan kasat mata, tetapi bisa dengan gamblang melihat dirimu,  duta-duta-Nya,” kata sang bijak.

Andrew Wommack mengingatkan, kita seharusnya menerima peran kita sebagai pemimpin dengan penuh kesadaran sehingga kita tidak melewatkan kesempatan untuk mempengaruhi orang lain dengan hal-hal yang baik dan memuliakan Tuhan.

Berulangkali saya melihat Cupang Kebaikan di Instagram ‘adik angkat’ saya, Tommy Wong.

“Tom, apa sich Cupang kebaikan itu?”

“Itu Donasi Kebaikan Cici…Tempo hari sama Bang Andy F Noya pasang kaki palsu. Malam ini, buat Renovasi Panti Jompo Sragen yang sudah lapuk dan memprihatinkan.”

Nach, ini baru pemimpin sejati yang mempengaruhi banyak orang dengan kebaikan.  Memanfaatkan sosmed dengan bijak, menjawab kebutuhan orang yang membutuhkan. Menciptakan solusi.

Tommy dan Bang Andy F Noya melakukannya begitu saja, tanpa pamrih. Tetapi tanpa disadari, mereka sedang membangun legacy. Warisan yang abadi.

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama, demikian kata pepatah.

Hidup berjalan terus tanpa kita sadari. Setiap hari kita sedang menggoreskan lukisan:
saat meninggal nanti, kita akan dikenang sebagai siapa?

Old age with wisdom will crown you with dignity and honor, for it takes a lifetime of righteousness to acquire it.

Usia tua disertai hikmat akan memahkotai kita dengan martabat dan kehormatan, karena dibutuhkan kebenaran seumur hidup untuk mendapatkannya.

Inilah nasihat Raja Sulaiman bagi setiap kita.
Jangan sia-siakan waktu dan kesempatan untuk hal-hal yang sia-sia. Martabat dan kehormatan itu diciptakan dengan konsisten.
Manfaatkan setiap kesempatan untuk mempengaruhi orang lain dengan kebaikan dan membangun warisan yang abadi.

Raja Daud berkata, “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti.”
Apakah kita termasuk bilangan orang benar, yang memudahkan hidup anak cucu kita?

Mengapa ini penting?
Saya selalu terinspirasi dengan kisah yang diceritakan Joel Osteen tentang ayahnya, John Osteen.

John lahir dari keluarga miskin, petani kapas. Mereka minum susu yang separuhnya dicampur air. Saat John Osteen mengenal Tuhan, dia membaca janji-janji-Nya.
Hidup penuh kekurangan bukanlah kehendak Tuhan..

John memilih pergi meninggalkan kampung halamannya. Seluruh keluarga membujuknya agar tetap tinggal di sana. Itulah tempat yang mereka kenal dan cara hidup yang mereka ketahui.

John bergeming dan memilih merantau. Karena ada John Osteen, maka garis kemiskinan dalam beberapa generasi Osteen, diputuskan.
John menyadari dia memiliki DNA Allah yang penuh kemenangan, kemakmuran, kelimpahan dan kesehatan.

Lisa Osteen, putri John, lahir dengan penyakit cerebal palsy, sembuh secara supernatural karena John memahami kuasa yang Allah berikan.

Lakewood Church menjadi gereja terbesar di Amerika, dan Joel selalu berkata bahwa ayahnya yang menabur benih, dan Joel yang menuai buah berbagai kemudahan serta kesuksesan.
Sungguh kisah yang sangat menginspirasi dan menggetarkan hati.

Itulah tujuan Tuhan menciptakan setiap kita.
Saya pun ingin meninggalkan warisan yang berharga.

“Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya,” kata Raja Sulaiman.

“Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku”, kata Tuhan.
Karena Tuhan mengingat ketaatan Daud, keturunannya diluputkan.

Dan satu lagi, pemimpin yang sukses adalah pemimpin  yang menghasilkan pemimpin yang lebih baik daripada dirinya.

Bagaimana dengan Anda?

Legacy is not what I did for myself. It’s what I’m doing for the next generation.-Vitor Belfort.

Warisan bukanlah apa yang saya lakukan untuk diri saya sendiri. Melainkan apa yang saya lakukan untuk generasi berikutnya.-Vitor Belfort.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK-
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post

Perlu PCR-kah?Perlu PCR-kah?

Spread the loveSeruput Kopi CantikYenny Indra Perlu PCR-kah? “Ce, besok aku, suami dan anakku mau test PCR. Sabtu minggu lalu kami dinner dengan seorang teman, dia baru beri kabar kalau