Kapan Sesungguhnya Kesembuhan Terjadi?

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Kapan Sesungguhnya Kesembuhan Terjadi?

Saya mengalami allergi dan tak kunjung sembuh. Padahal Tuhan sembuhkan saya dari Hipertiroid.
Saya sudah mempraktekkan segala yang saya tahu, tapi belum kunjung sembuh.
Di mana letak kesalahannya Tuhan?

Suatu ketika Tuhan memberikan pewahyuannya sehingga saya sadar rahasianya.

Ketika Tuhan berkata bahwa oleh bilur-bilur Tuhan saya SUDAH sembuh maka saya wajib MENERIMAnya dengan IMAN. Artinya, tidak peduli symptomnya masih ada atau tidak, pokoknya saya sudah sembuh.

Selama ini saya sudah berdoa dan deklarasi kalau saya sudah sembuh tetapi ketika saya melihat masih merah dan gatal, lalu saya merasa belum sembuh.
Di sinilah letak kesalahannya!!!

Sembuh dan symptom yang hilang adalah 2 hal yang berbeda.
Saya Sembuh karena Tuhan bilang saya Sudah sembuh. Tidak peduli masih ada symptom atau tidak. Masih merah & gatal, atau tidak.

Ketika saya MEMUTUSKAN SEPAKAT dengan Tuhan bahwa saya sudah sembuh, maka symptomnya bertahap menghilang dan saya sembuh: bebas merah dan gatal.

Prinsipnya, yang Rohani kita terima dulu, maka yang jasmani mengikuti.
Penyakit dan segala symptomnya Harus Tunduk kepada Kuasa Tuhan!

Wow dahsyat…
Saya paham sekarang.


B. Jane merasa tenggorokannya kering, gatal hingga disekitar pipi dan hidungnya kaku, sulit untuk membuka mulutnya.
Kebanyakan orang, begitu mengalami gejala seperti itu, buru-buru SWAB.

Apakah test Swab salah?
Tidak!
Tetapi secara tersirat, mengakui klo kemungkinan kena Covid 19.
Dan iblis pun tidak menunda serangannya, entah cuma radang tenggorokan atau beneran Covid, dicovidkan oleh iblis.
Terjadi sesuai imanmu, apa yang kita percayai, hukumnya begitu.

B. Jane berbeda.
Segera dia berdiri di depan kaca dan mendeklarasikan janji-janji Tuhan.

“Hai iblis, tubuhku adalah Bait Tuhan. Kamu tidak berhak tinggal di sini.
Pergi…. Dalam Nama Tuhan aku usir engkau pergi!”, ujar B. Jane.

Tidak hanya itu, dia menutup mulutnya, tidak pernah sekali pun mengakui kalau dia sakit.
Karena tahu prinsipnya, kalau mengakuinya, iblis punya pijakan untuk menimpakan penyakit yang diakui ke dalam tubuhnya!

B. Jane membuat minuman jahe, sereh, daun salam untuk menghangatkan tubuhnya.

Keesokkan harinya, keadaannya membaik.
Tapi kaki masih linu-linu, sehingga minta dipijit Mamiek, sang asisten rumahtangga.

Beberapa hari kemudian, rombongan temannya dari Jakarta berkunjung ke Bali. B. Jane sempat ragu, pergi liburan dengan mereka atau tidak. Dibilang sembuh, ya sembuh tapi belum merasa fit total.
B. Jane berdoa bertanya kepada Tuhan…

“Kalau kamu percaya kamu sudah sembuh, bertindaklah sebagai orang sehat,” suara dalam hatinya berbisik lembut.
Pergilah B. Jane liburan dengan teman-temannya, sehat wal-afiat.

Sepulang dari liburan, B. Jane mengajak Mamiek belanja ikan ke pasar.
Dalam perjalanan, Mamiek bercerita.

“Setelah Ibu pergi, badan saya meriang seperti ibu. Mulut rasanya terkancing sulit dibuka. Tenggorokan sakit sekali.
Bapak sempat tanya, apakah saya sakit?
Saya ingat nasehat ibu, jangan akui kalau sakit, nanti iblis punya pijakan, jadi sakit beneran.
Saya langsung meniru apa yang ibu lakukan, deklarasi janji-janji kesembuhan seperti ibu.

Saya sudah tidak kuat.
Langsung tidur siang itu. Bangun tidur, sembuh total lho bu ..
Wow… Tuhan dahsyat.. Yang ibu ajarkan bener-bener jos bu…”


Kejadian di atas semua kisah nyata dan terbukti berhasil.
Mau sembuh?
Mari kita buktikan!

Grace is God’s provision for every need. Wisdom is knowing what to do with God’s provision – Barry Bennett.

Kasih karunia adalah penyediaan Tuhan untuk setiap kebutuhan kita.  Hikmat adalah mengetahui apa yang harus dilakukan dengan penyediaan yang Tuhan karuniakan – Barry Bennett.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post

Perlu PCR-kah?Perlu PCR-kah?

Spread the loveSeruput Kopi CantikYenny Indra Perlu PCR-kah? “Ce, besok aku, suami dan anakku mau test PCR. Sabtu minggu lalu kami dinner dengan seorang teman, dia baru beri kabar kalau