Pelajaran Sederhana Dari Keseharian

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Pelajaran Sederhana Dari Keseharian

Masih ingat kisah tentang ‘malaikat’ saya di Jakarta, P. Hendry Mac Gyver & Rosita?

Unik sekali ternyata besan mereka di Surabaya, P. Chandra dan B. Dani adalah ‘malaikat’ saya di Surabaya.

P. Chandra dan B. Dani selalu bermurah hati mengantar dan menjemput saya kalau hadir di cell group.
“Bu Yenny hadir? Nanti saya jemput seperti biasa ya…”, Kata B. Dani.

Saat saya post kisah P. Henry dan Rosita, baru tahu ternyata mereka besanan.
Dan ke dua pasangan ini sama-sama teman baik yang selalu murah hati.
Wow….
It’s a small world.

Untungnya, nama P. Indra dan saya terkenal baik, makin dicintai setelah tahu lingkaran ini.

Saya belajar:
Selalu jaga nama baik dan integritas, kita tidak pernah tahu, siapa yang akan kita temui.

Saat punya Nama Baik, ke mana pun pergi tanpa beban, di mana pun dicintai orang.
Berkenalan dengan P. Henry dan Rosita saat ke Balkan, mereka tinggal satu kompleks dengan saya di Nava Park, BSD , siapa nyana besannya P. Chandra dan B. Dani, tinggal satu kompleks pula dengan saya di Pakuwon Indah, Surabaya.

Saat kita fokus dengan Tuhan dan menaburkan hal-hal yang baik, maka orang-orang yang baik pula yang akan tertarik pada kita.
Like attracts like.

Apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Bahkan lebih lagi. Saya terpesona oleh kebaikan Tuhan… menyiapkan hal-hal yang jauh lebih baik daripada yang bisa saya pikirkan.

Tidak hanya tentang betapa berkelimpahannya saya dengan kiriman masakan P. Hendry & Rosita, ternyata Tuhan menyiapkan mereka menjadi ‘solusi’ bagi masalah yang kami hadapi saat ini.
Saya sungguh terpukau, 3 tahun sebelum masalah terjadi, Tuhan sudah menyiapkan jawabannya.

“Aku (Tuhan) akan menjawabnya bahkan sebelum mereka memanggilku. Sementara mereka masih membicarakan kebutuhan mereka, Aku (Tuhan) akan menjawab doa mereka!,” Kata Tuhan.

Dahsyat!

Ditambah bonus pula:
Ketika kami cukup lama di Surabaya, P. Hendri dan Rosita yang dengan telaten menengok beo dan rumah kami.

Dan…
Saat pohon anggur dengan 30 gerombol buahnya, perlu dipindah ke tanah dari pot, sang ‘bidan’ pun datang…
P. Hendri, sang MacGyver…

“Bidan buru- buru datang, mau melahirkan pohon anggur…,” kata Rosita tertawa lebar

Jadilah taman kami makin cantik dengan pohon anggurnya.

Apa pun yang dibutuhkan, Tuhan sudah sediakan solusinya, termasuk bidan pohon anggur… Wkwkwk…

Life is good!


Saya paling tidak mau meminjamkan buku.
Pelit ya? 🙂

Dari pengalaman, banyak yang lupa mengembalikan. Padahal yang berharga buat saya, bagian yang sudah di stabilo dan dicoret-coret.
Gak usah dibaca ulang saat akan menulis.

Apalagi yang sudah ada tandatangan penulisnya… Sayang, kan?

Solusinya, saya lebih suka memberi buku. Akibatnya saya sohib sekali dengan Light Publishing, yang menerbitkan buku-buku Charis, tinggal beri no hp maka semua sudah dibereskan. Saya tinggal transfer biayanya.

Buat apa kirim buku untuk orang yang ketemu muka saja gak pernah?
Saya suka kalau orang lain juga diberkati seperti yang saya rasakan. Tidak banyak lho orang yang mau membaca dan belajar.
Itu hal kecil yang bisa saya lakukan untuk mengembangkan hidup orang lain.

Apa untungnya?
Ya ga ada untungnya secara materi, tapi hidup kan gak cuma untung rugi. Wong hidup saya juga karena anugerah Tuhan semata.

Tidak ada orang yang bertemu saya secara kebetulan, meski cuma di sosmed.
Tugas kita senantiasa menaburkan benih-benih yang baik, pada waktunya akan berbuah dengan sendirinya.

Saat kita sibuk menaburkan pengaruh baik, kata-kata baik, sikap baik apalagi jika yang dikumandangkan itu Firman Tuhan yang merupakan roh dan hidup, dengan sendirinya benih kata-kata itu akan bertumbuh dan berbuah dalam hidup orang yang mendengarnya. Firman itu akan membuktikan dirinya sendiri dan menjadikan kehidupan yang mengagumkan.

Melihat orang lain maju dan berkembang, hidupnya menjadi lebih baik karena mengenal saya, artinya saya sedang membangun warisan yang abadi.

Saat bertemu Tuhan di surga, kita tidak akan ditanya, berapa aset dan nilai saham kuta sekarang?
Tetapi apa yang sudah kita lakukan dengan apa yang Tuhan percayakan di tangan kita, untuk membangun hidup orang lain?
Apakah orang lain benar-benar bisa melihat, ada Tuhan yang terpancar melalui kehidupan kita?


Yang sedang ‘happening’ adalah panen cabe di kebun kami.

“Quotes sekarang mesti direvisi. Dulu berbunyi: saya yang menabur maka saya yang menuai… Tapi sekarang quotes berbunyi: saya yang menabur, kamu yang menuai…,” goda saya pada teman-teman yang sedang panen cabe.

“Paulus yang menanam, apolos yang menyiram, Sari yang menuai…”, ujar Sari sambil terbahak.

Kami senang sekali melihat teman-teman dari berbagai kelompok bersukacita panen cabe di kebun kami…
Kemarin teman-teman Surabaya dan hari ini, teman-teman Charis.

Konon saat ini cabe sedang mahal. Saya gak masak jadi gak tau.

Bahagia itu ternyata sederhana. Saat teman-teman senang, kami triple senang…

Saat saya lihat tanaman cantik, tapi P. Indra berkomentar,
“Sisi tembok ditanami cabe saja, buahnya banyak, cantik dan teman-teman senang panennya…” 🙂


Suatu ketika ada P. Irsan yang chat, minta dijapri artikel Seruput Kopi Cantik.
Jadilah kami berteman.

Hari ini tiba-tiba P. Irsan bercerita, ternyata bulan Maret tahun lalu, kondisi bisnis sangat berat. Keadaan sangat memusingkan dan membuatnya ketakutan. Dia tidak bisa melihat Tuhan lagi. Masalah begitu mencekam pikiran dan mata hatinya.

Tanpa sengaja membaca Seruput Kopi Cantik di sebuah grup Whatsapp dan diingatkan, Tuhan ada dan senantiasa siap menolongnya.
Berlanjut dengan membaca buku-buku Andrew Wommack yang saya kirimkan.
Dan saya sungguh kagum… Bagian-bagian yang penting, diberinya garis. Beliau mengirimkan beberapa fotonya. Tidak hanya itu, selesai dibaca, diringkas, diulang dan direnungkan…
Wow… Saya terpukau.

Tidak heran jika P. Irsan bersaksi, usahanya sudah normal kembali bahkan beliau sudah membuka toko satu lagi.
Firman itu roh dan hidup dan berkuasa mengubah apa pun masalah yang kita hadapi.
Tuhan bisa buat jalan, saat tiada jalan.
Bahkan Tuhan mampu menciptakan sumber mata air yang berlimpah di padang gurun sekali pun.

Kuncinya, utamakan Tuhan dan firman-Nya.

Mendengar kesaksian P. Irsan, hati saya berbunga-bunga. Tidak sia-sia bertekun menulis artikel Seruput Kopi Cantik.
Hidup ini berarti, saat kita menyadari hidup orang lain menjadi lebih baik karena mengenal kita.
Hidup yang berdampak.
Karena untuk itulah saya diciptakan Tuhan di dunia ini.


Mari kita bersama-sama menggenapi rancangan Tuhan dalam hidup kita.
Peran kita unik dan tak tergantikan lho, kata Goethe.

Sudahkah kita merealisasikannya?

God is faithful and His provision for us has no limits – Cindy Hess Kasper.

Tuhan itu setia dan penyediaanNya bagi kita tanpa batas – Cindy Hess Kasper.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post