Harapan Dunia VS Harapan Allah.

Spread the love

Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra

Harapan Dunia VS Harapan Allah.

Berbagai janji Tuhan bertebaran, menekankan pentingnya harapan.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Hmmm… Memang janji yang dahsyat dan membangkitkan semangat!
Tetapi yang namanya harapan kan bisa terjadi dan bisa tidak.

Apalagi di dunia ini, kita sudah terbiasa bertemu dengan orang-orang yang tidak berpegang pada janji.
Jadi itu sudah jadi kebiasaan umum, sehingga meski berbagai janji Tuhan luar biasa, tetapi itu kan masih berupa harapan.
Yang may be yes, tapi bisa juga, may be no.

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Belum lagi ada persyaratannya, harus bersukacita dan beriman pula.
Berarti kalau gak bersukacita dan ‘kurang beriman’, jadi ‘no’ dong…
Demikian pemikiran saya selama ini.

Iman saya bisa masuk kategori ‘nilai 6’ gak ya… Supaya setidaknya saya bisa lulus?
Dan ini bikin galau!

Sampai saya belajar dari P. Irwan Siregar, direktur Charis, bahwa pengharapan kita di dalam Tuhan berbeda dengan arti harapan dalam dunia.

Harapan di dunia memang ‘may be Yes dan may be No’. Tetapi harapan di dalam Tuhan itu sesuatu yang pasti.
Karena kita meletakkan harapan kita ke dalam tangan Tuhan.
Janji Tuhan Ya dan Amin. Selalu bisa diandalkan.

Nach ada rahasia dahsyat lainnya…
Ketika kita menerima Tuhan sebagai Juru Selamat pribadi kita, pada saat itu roh Allah tinggal di dalam roh kita.
Artinya, iman Allah sendiri yang diam di dalam kita.

Rumusnya, Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Kalau dasarnya adalah iman Allah sendiri, tentunya harapan kita pasti terealisasi dan bukti dari janji Tuhan pasti terbukti.

Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik alias orang yang menolak Tuhan, menjadi sia-sia.

Apakah saya ‘orang benar’?
Tentu saja!
Saya orang benar, bukan karena saya selalu berpikir, berkata atau bertindak benar.
Namanya juga manusia, pasti ada salahnya.

Trus bagaimana dong, koq Bu Yenny merasa menjadi orang benar?
Karena saya beriman pada Allah yang Maha-Benar, maka saya dibenarkan oleh Allah.
Nach, kalau Allah Sang Pencipta yang membenarkan saya, maka saya menjadi orang benar!

Harapan orang benar (orang yang dibenarkan oleh Allah) akan menjadi sukacita ( karena apa yang diharapkan terjadi/terealisasi).

Make sense?

Wow…. Saya sangat bersukacita….
Terjamin!

Bagaimana dengan Anda?

“What gives me the most hope every day is God’s grace; knowing that his grace is going to give me the strength for whatever I face, knowing that nothing is a surprise to God.” -Rick Warren.

“Yang memberi saya harapan terbesar setiap hari adalah anugerah Tuhan; menyadari anugerah-Nya, memberi saya kekuatan untuk menghadapi apa pun, karena tidak ada aesuatu pun yang mengejutkan bagi Tuhan.”-Rick Warren.

YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN

https://mpoin.com/

SeruputKopiCantik

yennyindra

InspirasiTuhan #MotivasiKebaikan

mengenalTuhan #FirmanTuhan


Spread the love

Related Post

No CondemnationNo Condemnation

Spread the loveSeruput Kopi CantikYenny Indra No Condemnation Suatu siang ketika meeting di sekolah, Helen bercerita,putrinya memilih pilihan yang berbeda. Awalnya, sang putri sudah memilih A, sesuai keinginan Helen.Dalam perjalanan,