Seruput Kopi Cantik
Yenny Indra
Membangkitkan Iman. Bagaimana Caranya?
Mama sakit. Saya terbang dari Jakarta. Kami membawa mama ke rumah sakit. Setelah diobservasi, diputuskan masuk ICU.
Pemandangan yang mengecilkan hati.
Keesokkan harinya, bertemu dokter spesialis yamg menangani mama.
“Kondisi ibu… Bla… Bla… Bla… ( Menceritakan keadaan saat ini). Sekitar 5 hari, bisa dilihat akan membaik atau memburuk. Kemungkinan terburuknya… Bla…Bla…Bla…”
Sungguh saya bersyukur selama ini sekolah di Charis dan suka menonton kesaksian di Healing Journey.
Ketika berita yang menakutkan disampaikan, segera ingatan melayang pada apa yang sudah saya simpan dalam hati.
Alan More suatu ketika kena serangan stroke saat berkebun. Segera Debby, istrinya, membawanya ke rumah sakit, ditemani oleh guru saya, Greg Mohr dan istrinya, Janice.
Di sepanjang jalan, Debby berulang kali berkata, “No… No…”.
Rupanya, iblis menaruh pikiran buruk di kepala Debby untuk menerornya. Dan Debby terus menolak dan menguatkan hatinya untuk berpegang pada janji kesembuhan Tuhan.
Ternyata benar. Hasil rontgen menunjukkan sepertiga otak Alan More memang rusak dan mati.
Namun mereka tahu, fakta bukanlah kebenaran. Hanya firman Tuhanlah kebenaran yang sejati.
Meski secara medis tidak ada harapan, tetapi mereka tetap berpegang pada janji Tuhan.
Beberapa hari kemudian, suster menemukan Alan raib dari kamarnya. Ternyata dia ke kamar mandi sendiri.
Meski secara medis itu mustahil, tetapi Alan bisa berjalan dengan normal.
Saat di rontgen ulang, otak yang rusak tetap rusak seperti sediakala. Seharusnya Alan tidak bisa berjalan dan beraktivitas normal, tetapi ternyata Alan bisa.
Dokter pun tidak bisa menjelaskannya.
Kisah ini seolah menari-nari di kepala saya. Memberi semangat, dan menyingkirkan rasa takut serta kuatir dari hati saya.
Keputusan pun saya ambil, menolak galau dan memilih untuk mempercayai janji-Nya.
Iblis tidak berdiam diri.
Saat pikiran kosong, gambaran buruk melintas di kepala.
Tuhan selalu mempersiapkan sebelum saya mengalami sesuatu. Pelajaran kali ini, Carrie Picket mengajarkan untuk merenungkan firman Tuhan.
Ternyata tidak cukup sekedar membaca, tetapi membicarakannya, menggumamkannya dan bertindak sesuai firman yang kita renungkan. Plus berdoa dalam roh. Menjaga imajinasi sesuai apa yang saya doakan, dan bukan sebaliknya.
Butuh kedisiplinan untuk melakukannya.
- Tuhan sudah berjanji, oleh bilur-bilur-Nya mama sudah sembuh.
- disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur, janji Tuhan.
- Kalau Tuhan menyembuhkan Alan More, maka Tuhan juga menyembuhkan mama.
- “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.”
Sambil mandi, saat sendirian, saya terus memperkatakan janji-janji Tuhan. Menyelidiki firman dan belajar. Meneguhkan hati untuk terus berpegang pada janji-Nya. Membaca serta menonton berbagai kesaksian kesembuhan.
Apa yang sangat menghalangi kita beriman?
Ketika fokus pada apa yang nampak oleh panca indera, bagaimana caranya kesembuhan bisa terjadi…? Buntu! Rasanya koq gak mungkin.
Lalu tergoda berulangkali melihat kondisinya, membaik atau belum? Symptom menjadi pegangan yang menentukan.
Awal saat berdoa minta disembuhkan dari hipertiroid, sehari beberapa kali menimbang berat badan.
Ciri khas hipertiroid, makan sebanyak apa pun, badan tetap kurus.
Kalau berat sedikit naik, merasa ‘sedikit’ sembuh.
Ternyata keesokkan harinya, turun lagi.
Jadi iblis dengan cerdik sengaja menggoda, hingga saya kelelahan, iman seperti yoyo yang naik turun dan akhirnya kehilangan harapan.
Akhirnya saya memutuskan tidak menimbang berat badan lagi, pokoknya percaya saya sudah sembuh.
Kembali ketika pikiran kuatir mulai menggoda, saya mengingatkan diri sendiri, otak saya yang hanya sebesar kacang, your peanut brain, istilah Greg Mohr, memang tidak bisa memahami pikiran Allah.
Sudah, percaya saja…
‘Pasrah bongkok’an’, istilah Orang Jawa.
“Ketika kita lemah, justru katakan bahwa kita kuat. Gunakan mulut dan kosakata untuk mengubah situasi, bukan sepakat dengan situasi,” kata P. Irwan Siregar, direktur Charis Indonesia,
“Hati-hati kita bisa membatalkan rencana Tuhan dengan kata-kata kita.”
Akhirnya saya benar-benar sembuh!
Padahal sering dalam kesaksian acara Healing Jorney, saat kesembuhan terjadi, Tuhan tidak melalui proses A, B, C, D, E… seperti yang saya pikirkan.
Tidak jarang terjadi kesembuhan instan. Tanpa melalui proses.
Instan mau pun proses, akan saya lalui bersama Tuhan. Itu yang terpenting.
Mama sudah keluar dari kamar ICU dan dirawat di kamar biasa. Lebih cepat daripada perkiraan. Puji Tuhan.
Karakter, iman dan percaya itu perlu dibentuk dan dibangun melalui pengalaman.
Tidak ada belajar berenang hanya secara teori semata, bukan?
Demikian juga dengan karakter dan iman.
We have a choice of focusing on our problems or focusing on God, who holds the solution -Rick Warren.
Kita mempunyai pilihan untuk berfokus kepada permasalahan kita atau berfokus kepada Tuhan, yang memegang solusinya -Rick Warren
YennyIndra
TANGKI AIR ANTI VIRUS & PIPA PVC
MPOIN PLUS & PIPAKU
PRODUK TERBAIK
PEDULI KESEHATAN